Kamis, 14 November 2013

Modul Pengendalian diri



A.    Latar Belakang

Berbagai permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan ini banyak diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Tawuran antar pelajar, mengambil hak milik orang lain (mencuri, merampok, korupsi), vandalism,  penyalahgunaan obat terlarang sampai dengan free sex oleh remaja, orang dewasa bahkan orang yang harusnya menjadi panutan untuk masyarakat dan siswa tidak bisa terlepas dari itu free sex, itu semua merupakan contoh perilaku yang timbul karena ketidakmampuan dalam mengendalikan diri (self control).
Perkembangan self control pada dasarnya sejalan dengan bertambahnya usia seseorang. Semakin dewasa diharapkan mempunyai self control yang lebih baik dibanding saat remaja dan anak-anak. Namun demikian beberapa kasus menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana beberapa permasalahan tersebut juga dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Mahasiswa yang telah beranjak dewasa (bertambahnya usia dan ilmu) tentunya diharapkan oleh masyarakat mempunyai self control yang lebih tinggi dibanding anak-anak SMA. Tentunya akan aneh jika bertambahnya usia tidak diimbangi dengan kemampuan mengendalikan diri, bahkan berbuat sesuka hati dengan membiarkan perilaku yang lebih mementingkan egosime tanpa menghiraukan konsekuensi yang akan diperoleh.Bahkan sesorang yang seharusnya menjadi panutan hendaklah bisa memberikan teladan dan contoh, bukan malah sebaliknya bertindak sesuka hati karena tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
   Dalam pandangan Zakiyah Darajat bahwa orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat mengendalikan diri dari keinginan-keinginan yang bisa menyebabkan hal-hal yang merugikan. Dalam pengertian yang umum pengendalian diri lebih menekankan pada pilihan tindakan yang akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih luas, tidak melakukan perbuatan yang akan merugikan dirinya di masa kini maupun masa yang akan datang dengan cara menunda kepuasan sesaat.
Pengendalian diri (Self Control) merupakan satu aspek penting yang sangat penting sekali dalam kehidupan manusia sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, namun justru berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi, maka orang tersebut selalu diikuti oleh“Musuh” nya. Pengendalian diri merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek kemampuan untuk menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh dari proses yang panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang sekitar. Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat mengalahkan sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah menjadi lawan. Tergantung pilihan kita menjalani hidup ini.

B.     Faktor yang mempengaruhi pengendalian diri
1.      Kepribadian. Kepribadian mempengaruhi control diri dalam konteks bagaimana seseorang dengan tipikal tertentu bereaksi dengan tekanan yang dihadapinya dan berpengaruh pada hasil yang akan diperolehnya. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda (unik) dan hal inilah yang akan membedakan pola reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Ada seseorang yang cenderung reaktif terhadap situasi yang dihadapi, khususnya yang menekan secara psikologis, tetapi ada juga seseorang yang lamban memberikan reaksi.
2.        Situasi. Situasi merupakan faktor yang berperan penting dalam proses kontrol diri. Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda pada situasi tertentu, dimana strategi tersebut memiliki karakteristik yang unik. Situasi yang dihadapi akan dipersepsi berbeda oleh setiap orang, bahkan terkadang situasi yang sama dapat dipersepsi yang berbeda pula sehingga akan mempengaruhi cara memberikan reaksi terhadap situasi tersebut. Setiap situasi mempunyai karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi pola reaksi yang akan dilakukan oleh seseorang.
3.      Etnis. Etnis atau budaya mempengaruhi kontrol diri dalam bentuk keyakinan atau pemikiran, dimana setiap kebudayaan tertentu memiliki keyakinan atau nilai yang membentuk cara seseorang berhubungan atau bereaksi dengan lingkungan. Budaya telah mengajarkan nilai-nilai yang akan menjadi salah satu penentu terbentuknya perilaku seseorang, sehingga seseorang yang hidup dalam budaya yang berbeda akan menampilkan reaksi yang berbeda dalam menghadapi situasi yang menekan, begitu pula strategi yang digunakan.
4.       Pengalaman. Pengalaman akan membentuk proses pembelajaran pada diri seseorang. Pengalaman yang diperoleh dari proses pembelajaran lingkungan keluarga juga memegang peran penting dalan kontrol diri seseorang, khususnya pada masa anak-anak. Pada masa selanjutnya seseorang bereaksi dengan menggunakan pola fikir yang lebih kompleks dan pengalaman terhadap situasi sebelumnya untuk melakukan tindakan, sehingga pengalaman yang positif akan mendorong seseorang untuk bertindak yang sama, sedangkan pengalaman negatif akan dapat merubah pola reaksi terhadap situasi tersebut.
5.       Usia. Bertambahnya usia pada dasarnya akan diikuti dengan bertambahnya kematangan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini dikarenakan pengalaman hidup yang telah dilalui lebih banyak dan bervariasi, sehingga akan sangat membantu dalam memberikan reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Orang yang lebih tua cenderung memiliki control diri yang lebih baik dibanding orang yang lebih muda.

C.    Jenis-jenis pengendalian diri
Kontrol diri yang digunakan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu, meliputi :
a.       Behavioral control, kemampuan untuk mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Adapun cara yang sering digunakan antara lain dengan mencegah atau menjauhi situasi tersebut, memilih waktu yang tepat untuk memberikan reaksi atau membatasi intensitas munculnya situasi tersebut
b.      Cognitive control, kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai dan menggabungkan suatu kejadian dalam sutu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Dengan informasi yang dimiliki oleh individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan, individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subyektif atau memfokuskan pada pemikiran yang menyenangkan atau netral.
c.       Decision control, kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau kemungkinan untuk memilih berbagai kemungkinan (alternative) tindakan
d.      Informational control, Kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai kejadian yang menekan, kapan akan terjadi, mengapa terjadi dan apa konsekuensinya. Kontrol informasi ini dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang dalam memprediksi dan mempersiapkan yang akan terjadi dan mengurangi ketakutan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang tidak diketahui, sehingga dapat mengurangi stress.
e.       Retrospective control, Kemampuan untuk menyinggung tentang kepercayaan mengenai apa atau siapa yang menyebabkan sebuah peristiwa yang menekan setelah hal tersebut terjadi. Individu berusaha mencari makna dari setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Hal ini bukan berarti individu mengontrol setiap peristiwa yang terjadi, namun individu berusaha memodifikasi pengalaman stress tersebut untuk mengurangi kecemasan

D.    Manfaat pengendalian diri
Tanpa disadari, meskipun terlihat sederhana, namun upaya-upaya untuk mengendalikan tersebut mampu menuai banyak manfaat apabila kita berhasil untuk mengendalikan diri. Manfaat yang diperoleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendalikan dirinya antara lain :
1. Kita jadi mampu untuk meningkatkan kesabaran. Karena jika kita sedang dalam keadaan marah, kita tidak sabar,tawakal,bersyukur.dll.dapat meningkatkan komunikasi positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2.  Akan lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup  yang sesuai dengan kemampuan diri dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan kepadanya  dapat  mengurangi rasa gelisah,cemas,iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua tingkatan.

E.     Cara mengendalikan diri
Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai manfaat dari pengendalian diri, saya akan menjelaskan mengenai cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara-caranya :
1.      Cara pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan. Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran negative terhadap apapun yang dihadapi. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama?

2.      Cara kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini.
Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita. Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri? Lakukan cara ketiga!

3.      Cara ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri

sendiri pertanyaan, misalnya, berikut ini:
a.   Apa sih untungnya saya marah?
b.   Apakah benar reaksi saya seperti ini?
c.   Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
d.   Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri.
Dengan melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun.

4.     Cara keempat pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan respon yang bijaksana dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan respon? Kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana? Lakukan cara kelima

6.      Cara kelima yaitu menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan  mereda. 

Adapun hal-hal yang harus dihindari antara lain :
a.       Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula emosinya justru akan terus berkobar.
b.      Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game akan sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
c.   Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu sering bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negative dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan tuhannya.
F. Pengendalian diri terhadap hawa nafsu
Setiap manusia tentu mempunyai hawa nafsu. Selain memiliki hawa nafsu, manusia juga memiliki akal. Dimana hawa nafsu adalah keinginan, kecenderungan, dan dorongan hati yang kuat untuk memiliki atau melakukan sesuatu perkara yang tidak baik atau yang terlalu berlebihan. Sedangkan akal adalah kemampuan manusia untuk memilah perkara yang baik dan yang buruk. Menuruti hawa nafsu tanpa menggunakan akal, maka  kita akan seperti  binatang liar yang lepas tanpa kendali.
Dorongan hawa nafsu kadang membuat kita tidak bisa mengendalikan diri dan berbuat yang diluar kendali kita hingga melakukan hal-hal yang sepatutnya tidak kita lakukan dan menghilangkan akal sehat kita. Lalu bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu??? Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan hawa nafsu;
1.      Memperbanya Ibadah
Ibadah adalah tiang agama, dengan lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah kita dapat menjaga diri kita hingga pikiran dan tindakan kita lebih terjaga dengan ibadah yang kita lakukan. Misalnya melakukan salat sunnah atau melakukan puasa sunnah sehingga kita juga selalu ingat kepada Allah sehingga dapat mengekang nafsu yang ada dalam diri kita.
2.      Merenungi dan banyak mengambil hikmah
Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menganjurkan manusia untuk banyak berpikir dan mengambil hikmah, karena tidaklah Allah melarang sesuatu jikalau tidak ada akibat yang buruk dari suatu perbuatan tersebut bagi seseorang yang melakukannya. Lihat dan renungilah orang-orang yang telah membiarkan hawa nafsu mereka memimpin mereka dan bagaimana akhir kisah mereka. Dari sini kita juga bisa membayangkan akibat yang harus kita tanggung dari jika kita membiarkan hawa nafsu kita terlepas.
3.      Menuntut Ilmu
Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti ta’lim atau pengajian, membaca buku, atau mendengarkan kaset-kaset ceramah hingga kita dapat memperluas pemahaman kita dan dapat membatasi kita dari perbuatan yang tidak seharusnya kita lakukan. Dengan bertambahnya ilmu kita maka kita akan lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang buruk.
4.      Tinggalah dilingkungan yang baik
Lingkungan tentu mempunyai pengaruh yang kuat bagi seseorang. Lingkungan yang baik tentu akan membuat Anda menjadi pribadi yang baik dan berbudi, demikian sebaliknya lingkungan yang buruk dapat menjerumuskan Anda kepada hal-hal yang tidak terpuji. Maka pilihlah lingkungan yang baik dimulai dari lingkungan tempat tinggal yang baik, kerabat dan teman-teman yang baik, serta pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang baik pula.
5.      Hindari hal-hal yang kecil maupun yang besar yang dapat memicu hawa nafsu Jangan pernah menganggap enteng hal-hal yang kecil dan selalu hindari hal-hal yang besar yang dapat memancing hawa nafsu kita. Hindari sedini mungkin hal-hal yang dapat menjerumuskan Anda ke dalam perbuatan yang berakibat buruk. Misalnya, jangan pernah berbohong walaupun mengenai hal-hal kecil karena hal itu akan menjadi kebiasaan dan kita pun akan jadi terbiasa untuk berbohong.
6.      Jaga pikiran anda dan selalu pikirkan hal yang baik
Pikiran kita adalah awal dari segala sesuatu perbuatan yang akan kita lakukan. Jika yang kita pikirkan baik, maka hal-hal yang baiklah yang akan selalu kita kerjakan. Sebaliknya jika memelihara pikiran yang buruk, maka bukan tidak mungkin kita akan membayangkan hal-hal yang buruk hingga hawa nafsu kita memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang buruk tersebut. Maka jagalah selalu pikiran Anda, karena  apa yang slalu Anda pikirkan, suatu saat pasti akan anda kerjakan.
7.      Kendalikan diri anda
Anda adalah pemimpin bagi diri Anda sendiri, Anda memiliki pengaruh terhadap diri Anda sendiri untuk mengatur dan mengendalikan apa yang Anda inginkan serta apa yang ingin Anda lakukan. Maka yakinkanlah pada diri Anda bahwa Anda mampu untuk mengambil tindakan yang lebih baik dan lebih terpuji serta memiliki lebih banyak kebaikan untuk diri Anda sendiri serta orang-orang yang ada di sekeliling Anda karena,  Anda adalah raja bagi kerajaan diri Anda sendiri dan Anda adalah pemegang kendalinya. Jangan biarkan hawa nafsu mengendalikan diri anda. Jangan sampai hawa nafsu menjadi raja dalam diri anda.
LATIHAN
Pengendalian diri sangat penting untuk mengendalikan dan mengatasi kekhawatiran, kecanduan dan segala jenis perilaku yang tidak pas dengan kondisi yang seharusnya. Dengan pengendalian diri, Kita dapat mengembangkan kesabaran dan toleransi serta merupakan alat yang penting dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
Hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk melatih pengendalian diri adalah sebagai berikut:
·       Pertama Anda perlu mengidentifikasi dalam bidang kehidupan apa saja Anda bisa mendapatkan pengendalian diri yang lebih baik dan bidang-bidang apa saja Anda menemukan diri Anda kurang baik dalam mengendalian diri? Misalnya: Merokok, Minum Alkohol, Makanan, Berbelanja, Bekerja dll
·       Cobalah mengidentifikasi emosi yang tidak terkontrol, seperti kemarahan, ketidakpuasan, ketidakbahagiaan, kesenangan, kebencian, atau ketakutan.
·       Identifikasi juga pikiran dan keyakinan yang mendorong Anda untuk berperilaku dengan cara yang tidak terkendali.
·       Beberapa kali sehari, terutama bila Anda perlu mengendalikan diri, ulangi selama satu menit atau dua  menit salah satu afirmasi berikut:
http://officeimg.vo.msecnd.net/en-us/images/MB900390848.jpg

1.    Saya sepenuhnya bisa mengendalikan diriku sendiri.
2.    Saya memiliki kekuatan untuk mengontrol emosi dan pikiran saya.
3.    Pengendalian diri menambah kekuatan batin saya dan membuat saya sukses.
4.    Saya bisa mengendalikan reaksi saya.
5.    Saya bertanggung jawab atas perilaku saya.
6.    Saya bisa mengontrol emosi saya.
7.    Hari demi hari kemampuan saya untuk mengendalikan perasaan dan pikiran saya semakin meningkat.

·       Visualisasikan diri Anda bisa bertindak dengan penuh pengendalian diri dan menahan diri. Ambil salah satu contoh peristiwa di mana Anda biasanya bertindak dengan kurangnya pengendalian, dan visualisasikan ketika Anda bertindak dengan tenang dan dengan penuh penguasaan diri dalam menghadapinya.



















Tugas
KONSELING DIPERLUAS
(Modul Pengendalian Diri)


Dosen Mata Kuliah :
Prof. Dr. Firman, M. Pd, Kons
Prof. Dr. Mudjiran, M. S, Kons







Oleh :
Puji Gusri Handayani, S. Pd





PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR (PPK-SM3T)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013












Tidak ada komentar:

Posting Komentar