A.
Latar Belakang
Berbagai permasalahan yang sering
muncul dalam kehidupan ini banyak diakibatkan oleh ketidakmampuan seseorang
dalam mengendalikan diri. Tawuran antar pelajar, mengambil hak milik orang lain
(mencuri, merampok, korupsi), vandalism, penyalahgunaan obat
terlarang sampai dengan free sex oleh remaja, orang dewasa bahkan orang yang
harusnya menjadi panutan untuk masyarakat dan siswa tidak bisa terlepas dari
itu free sex, itu semua merupakan contoh perilaku yang timbul karena
ketidakmampuan dalam mengendalikan diri (self control).
Perkembangan self control pada
dasarnya sejalan dengan bertambahnya usia seseorang. Semakin dewasa diharapkan
mempunyai self control yang lebih baik dibanding saat remaja dan anak-anak.
Namun demikian beberapa kasus menunjukkan hal yang sebaliknya, dimana beberapa
permasalahan tersebut juga dilakukan oleh orang yang sudah dewasa. Mahasiswa
yang telah beranjak dewasa (bertambahnya usia dan ilmu) tentunya diharapkan
oleh masyarakat mempunyai self control yang lebih tinggi dibanding anak-anak
SMA. Tentunya akan aneh jika bertambahnya usia tidak diimbangi dengan kemampuan
mengendalikan diri, bahkan berbuat sesuka hati dengan membiarkan perilaku yang
lebih mementingkan egosime tanpa menghiraukan konsekuensi yang akan diperoleh.Bahkan
sesorang yang seharusnya menjadi panutan hendaklah bisa memberikan teladan dan
contoh, bukan malah sebaliknya bertindak sesuka hati karena tidak bisa
mengendalikan dirinya sendiri.
Dalam pandangan Zakiyah
Darajat bahwa orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda buat sementara
pemuasan kebutuhannya itu atau ia dapat mengendalikan diri dari
keinginan-keinginan yang bisa menyebabkan hal-hal yang merugikan. Dalam pengertian yang umum pengendalian diri lebih
menekankan pada pilihan tindakan yang akan memberikan manfaat dan keuntungan
yang lebih luas, tidak melakukan perbuatan yang akan merugikan dirinya di masa
kini maupun masa yang akan datang dengan cara menunda kepuasan sesaat.
Pengendalian diri (Self Control) merupakan
satu aspek penting yang sangat penting sekali dalam kehidupan manusia
sebab musuh terbesar manusia bukan berada di luar dirinya, namun justru
berada di dalam dirinya sendiri. Dengan demikian, kemana pun seseorang pergi,
maka orang tersebut selalu diikuti oleh“Musuh” nya. Pengendalian diri
merupakan aspek yang perlu dilatih sejak dini. Tidak ada aspek kemampuan untuk
menguasai diri yang turun dari langit, melainkan diperoleh dari proses yang
panjang dalam pengalaman hidup selama berhubungan dengan orang-orang sekitar.
Bahkan dalam sebuah kata bijak tertulis, “Siapa yang menguasai diri ibarat
mengalahkan sebuah kota”. Diri yang kita bawa-bawa sekarang ini dapat menguasai
kita atau kita yang menguasainya, dapat menjadi sahabat atau malah menjadi
lawan. Tergantung pilihan kita menjalani hidup ini.
B.
Faktor yang mempengaruhi pengendalian diri
1.
Kepribadian. Kepribadian mempengaruhi control diri dalam konteks
bagaimana seseorang dengan tipikal tertentu bereaksi dengan tekanan yang
dihadapinya dan berpengaruh pada hasil yang akan diperolehnya. Setiap orang
mempunyai kepribadian yang berbeda (unik) dan hal inilah yang akan membedakan
pola reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Ada seseorang yang cenderung
reaktif terhadap situasi yang dihadapi, khususnya yang menekan secara
psikologis, tetapi ada juga seseorang yang lamban memberikan reaksi.
2.
Situasi.
Situasi merupakan faktor yang berperan penting dalam proses kontrol diri.
Setiap orang mempunyai strategi yang berbeda pada situasi tertentu, dimana
strategi tersebut memiliki karakteristik yang unik. Situasi yang dihadapi akan
dipersepsi berbeda oleh setiap orang, bahkan terkadang situasi yang sama dapat
dipersepsi yang berbeda pula sehingga akan mempengaruhi cara memberikan reaksi
terhadap situasi tersebut. Setiap situasi mempunyai karakteristik tertentu yang
dapat mempengaruhi pola reaksi yang akan dilakukan oleh seseorang.
3.
Etnis. Etnis atau budaya mempengaruhi kontrol diri dalam
bentuk keyakinan atau pemikiran, dimana setiap kebudayaan tertentu memiliki
keyakinan atau nilai yang membentuk cara seseorang berhubungan atau bereaksi
dengan lingkungan. Budaya telah mengajarkan nilai-nilai yang akan menjadi salah
satu penentu terbentuknya perilaku seseorang, sehingga seseorang yang hidup
dalam budaya yang berbeda akan menampilkan reaksi yang berbeda dalam menghadapi
situasi yang menekan, begitu pula strategi yang digunakan.
4.
Pengalaman.
Pengalaman akan membentuk proses pembelajaran pada diri seseorang. Pengalaman
yang diperoleh dari proses pembelajaran lingkungan keluarga juga memegang peran
penting dalan kontrol diri seseorang, khususnya pada masa anak-anak. Pada masa
selanjutnya seseorang bereaksi dengan menggunakan pola fikir yang lebih kompleks
dan pengalaman terhadap situasi sebelumnya untuk melakukan tindakan, sehingga
pengalaman yang positif akan mendorong seseorang untuk bertindak yang sama,
sedangkan pengalaman negatif akan dapat merubah pola reaksi terhadap situasi
tersebut.
5.
Usia.
Bertambahnya usia pada dasarnya akan diikuti dengan bertambahnya kematangan
dalam berpikir dan bertindak. Hal ini dikarenakan pengalaman hidup yang telah
dilalui lebih banyak dan bervariasi, sehingga akan sangat membantu dalam
memberikan reaksi terhadap situasi yang dihadapi. Orang yang lebih tua
cenderung memiliki control diri yang lebih baik dibanding orang yang lebih
muda.
C.
Jenis-jenis pengendalian diri
Kontrol diri yang digunakan seseorang dalam menghadapi
situasi tertentu, meliputi :
a. Behavioral control,
kemampuan untuk mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Adapun cara yang sering digunakan antara lain dengan mencegah
atau menjauhi situasi tersebut, memilih waktu yang tepat untuk memberikan
reaksi atau membatasi intensitas munculnya situasi tersebut
b. Cognitive control,
kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara
menginterpretasi, menilai dan menggabungkan suatu kejadian dalam sutu kerangka
kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Dengan
informasi yang dimiliki oleh individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan,
individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan cara
memperhatikan segi-segi positif secara subyektif atau memfokuskan pada
pemikiran yang menyenangkan atau netral.
c. Decision control,
kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang
diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan
berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau kemungkinan untuk
memilih berbagai kemungkinan (alternative) tindakan
d. Informational control, Kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai
kejadian yang menekan, kapan akan terjadi, mengapa terjadi dan apa
konsekuensinya. Kontrol informasi ini dapat membantu meningkatkan kemampuan
seseorang dalam memprediksi dan mempersiapkan yang akan terjadi dan mengurangi
ketakutan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang tidak diketahui, sehingga
dapat mengurangi stress.
e. Retrospective control, Kemampuan untuk menyinggung tentang kepercayaan
mengenai apa atau siapa yang menyebabkan sebuah peristiwa yang menekan setelah
hal tersebut terjadi. Individu berusaha mencari makna dari setiap peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan. Hal ini bukan berarti individu mengontrol setiap
peristiwa yang terjadi, namun individu berusaha memodifikasi pengalaman stress
tersebut untuk mengurangi kecemasan
D.
Manfaat pengendalian diri
Tanpa disadari,
meskipun terlihat sederhana, namun upaya-upaya untuk mengendalikan tersebut
mampu menuai banyak manfaat apabila kita berhasil untuk mengendalikan
diri. Manfaat yang diperoleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendalikan
dirinya antara lain :
1. Kita jadi mampu untuk meningkatkan kesabaran.
Karena jika kita sedang dalam keadaan marah, kita tidak
sabar,tawakal,bersyukur.dll.dapat meningkatkan komunikasi positif dilingkungan
masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2. Akan lebih dapat menimbangkan pencukupan
kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan diri dan meningkatkan rasa
syukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan kepadanya dapat
mengurangi rasa gelisah,cemas,iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua
tingkatan.
E.
Cara mengendalikan diri
Pengendalian
diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik
direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang
berlaku. Mengendalikan diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat.
Sebelum lanjut ke penjelasan mengenai manfaat dari pengendalian diri, saya akan
menjelaskan mengenai cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Berikut adalah cara-caranya :
1. Cara
pertama adalah mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan.
Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran
negative terhadap apapun yang dihadapi. Setiap agama pasti mengajarkan
kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak
berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila. Saat ada
dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu
kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan atau bertentangan dengan
nilai-nilai moral dan agama?
2. Cara
kedua pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesadaran. Kita
sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya
orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian
mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya,
seseorang menghina atau menyinggung kita. Kita marah. Nah, kalau kita tidak
sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat,
tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini.
Jika kesadaran diri
kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat
emosi ini mulai mencengkeram dan menguasai diri kita. Kita tahu saat kita akan
melakukan tindakan ”bodoh” yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita
berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya.
Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri,
larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu
mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral,
dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri?
Lakukan cara ketiga!
3. Cara
ketiga yaitu dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan,
mau ”meledak” karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan
perenungan. Tanyakan pada diri
sendiri pertanyaan,
misalnya, berikut ini:
a. Apa
sih untungnya saya marah?
b. Apakah
benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa
saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
d. Kalau
saya marah dan sampai melakukan tindakan yang ”bodoh”, nanti reputasi saya
rusak, kan saya yang rugi sendiri.
Dengan
melakukan perenungan kerap kali maka kita akan mampu mengendalikan diri.
Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka logika kita nggak
akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan atau
berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan
menurun.
4. Cara keempat pengendalian diri
adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam,
datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa
ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran,
tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan respon yang bijaksana
dan bertanggung jawab. Oh ya, tahukah Anda bahwa kata bertanggung jawab itu
dalam bahasa Inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi
response-ability atau kemampuan memberikan respon? Kalau sudah menggunakan
kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana? Lakukan cara kelima
6. Cara kelima yaitu
menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa
memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang
ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di
layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita
berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar
pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu
emosi akan mereda.
Adapun
hal-hal yang harus dihindari antara lain :
a.
Berbicara tidak sopan
atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering menggunakan kata-kata kasar akan otomatis
mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan
secara otomatis pula emosinya justru akan terus berkobar.
b.
Terlalu sering bermain
game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi kebiasaan
dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game
akan sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
c. Nafsu
terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas
(terlalu sering bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin
tersesat kedalam hal-hal negative dan akan membuatnya semakin jauh dari agama
dan tuhannya.
F. Pengendalian diri terhadap hawa nafsu
Setiap manusia tentu mempunyai hawa nafsu. Selain memiliki hawa nafsu,
manusia juga memiliki akal. Dimana hawa nafsu adalah keinginan, kecenderungan,
dan dorongan hati yang kuat untuk memiliki atau melakukan sesuatu perkara yang
tidak baik atau yang terlalu berlebihan. Sedangkan akal adalah kemampuan
manusia untuk memilah perkara yang baik dan yang buruk. Menuruti hawa nafsu
tanpa menggunakan akal, maka kita akan seperti binatang liar yang
lepas tanpa kendali.
Dorongan hawa nafsu kadang membuat kita tidak bisa mengendalikan diri
dan berbuat yang diluar kendali kita hingga melakukan hal-hal yang sepatutnya
tidak kita lakukan dan menghilangkan akal sehat kita. Lalu bagaimana cara
mengendalikan hawa nafsu??? Berikut beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk
mengendalikan hawa nafsu;
1. Memperbanya Ibadah
Ibadah adalah tiang agama, dengan
lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah kita dapat menjaga diri kita
hingga pikiran dan tindakan kita lebih terjaga dengan ibadah yang kita lakukan.
Misalnya melakukan salat sunnah atau melakukan puasa sunnah sehingga kita juga
selalu ingat kepada Allah sehingga dapat mengekang nafsu yang ada dalam diri kita.
2. Merenungi dan banyak mengambil hikmah
Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang
menganjurkan manusia untuk banyak berpikir dan mengambil hikmah, karena
tidaklah Allah melarang sesuatu jikalau tidak ada akibat yang buruk dari suatu
perbuatan tersebut bagi seseorang yang melakukannya. Lihat dan renungilah
orang-orang yang telah membiarkan hawa nafsu mereka memimpin mereka dan
bagaimana akhir kisah mereka. Dari sini kita juga bisa membayangkan akibat yang
harus kita tanggung dari jika kita membiarkan hawa nafsu kita terlepas.
3. Menuntut Ilmu
Hal ini bisa dilakukan dengan
mengikuti ta’lim atau pengajian, membaca buku, atau mendengarkan kaset-kaset
ceramah hingga kita dapat memperluas pemahaman kita dan dapat membatasi kita
dari perbuatan yang tidak seharusnya kita lakukan. Dengan bertambahnya ilmu
kita maka kita akan lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perbuatan
yang buruk.
4. Tinggalah dilingkungan yang baik
Lingkungan tentu mempunyai pengaruh
yang kuat bagi seseorang. Lingkungan yang baik tentu akan membuat Anda menjadi
pribadi yang baik dan berbudi, demikian sebaliknya lingkungan yang buruk dapat
menjerumuskan Anda kepada hal-hal yang tidak terpuji. Maka pilihlah lingkungan
yang baik dimulai dari lingkungan tempat tinggal yang baik, kerabat dan teman-teman
yang baik, serta pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang baik pula.
5. Hindari hal-hal yang kecil maupun yang
besar yang dapat memicu hawa nafsu Jangan pernah menganggap enteng hal-hal yang
kecil dan selalu hindari hal-hal yang besar yang dapat memancing hawa nafsu
kita. Hindari sedini mungkin hal-hal yang dapat menjerumuskan Anda ke dalam
perbuatan yang berakibat buruk. Misalnya, jangan pernah berbohong walaupun
mengenai hal-hal kecil karena hal itu akan menjadi kebiasaan dan kita pun akan
jadi terbiasa untuk berbohong.
6. Jaga pikiran anda dan selalu pikirkan
hal yang baik
Pikiran kita adalah awal dari segala
sesuatu perbuatan yang akan kita lakukan. Jika yang kita pikirkan baik, maka
hal-hal yang baiklah yang akan selalu kita kerjakan. Sebaliknya jika memelihara
pikiran yang buruk, maka bukan tidak mungkin kita akan membayangkan hal-hal
yang buruk hingga hawa nafsu kita memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang
buruk tersebut. Maka jagalah selalu pikiran Anda, karena apa yang slalu Anda pikirkan,
suatu saat pasti akan anda kerjakan.
7. Kendalikan diri anda
Anda adalah pemimpin bagi diri Anda
sendiri, Anda memiliki pengaruh terhadap diri Anda sendiri untuk mengatur dan
mengendalikan apa yang Anda inginkan serta apa yang ingin Anda lakukan. Maka
yakinkanlah pada diri Anda bahwa Anda mampu untuk mengambil tindakan yang lebih
baik dan lebih terpuji serta memiliki lebih banyak kebaikan untuk diri Anda
sendiri serta orang-orang yang ada di sekeliling Anda karena, Anda adalah
raja bagi kerajaan diri Anda sendiri dan Anda adalah pemegang kendalinya.
Jangan biarkan hawa nafsu mengendalikan diri anda. Jangan sampai hawa nafsu
menjadi raja dalam diri anda.
LATIHAN
Pengendalian diri sangat penting
untuk mengendalikan dan mengatasi kekhawatiran, kecanduan dan segala jenis perilaku
yang tidak pas dengan kondisi yang seharusnya. Dengan pengendalian diri, Kita
dapat mengembangkan kesabaran dan toleransi serta merupakan alat yang penting
dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
Hal-hal yang bisa Anda lakukan
untuk melatih pengendalian diri adalah sebagai berikut:
· Pertama Anda perlu mengidentifikasi dalam bidang
kehidupan apa saja Anda bisa mendapatkan pengendalian diri yang lebih baik dan
bidang-bidang apa saja Anda menemukan diri Anda kurang baik dalam mengendalian
diri? Misalnya: Merokok, Minum
Alkohol, Makanan, Berbelanja, Bekerja dll
· Cobalah mengidentifikasi emosi yang tidak terkontrol,
seperti kemarahan, ketidakpuasan, ketidakbahagiaan, kesenangan, kebencian, atau
ketakutan.
· Identifikasi juga pikiran dan keyakinan yang mendorong
Anda untuk berperilaku dengan cara yang tidak terkendali.
· Beberapa kali sehari, terutama bila Anda perlu
mengendalikan diri, ulangi selama satu menit atau dua menit salah satu
afirmasi berikut:
1. Saya sepenuhnya bisa mengendalikan diriku sendiri.
2. Saya memiliki kekuatan untuk mengontrol emosi dan
pikiran saya.
3. Pengendalian diri menambah kekuatan batin saya dan
membuat saya sukses.
4. Saya bisa mengendalikan reaksi saya.
5. Saya bertanggung jawab atas perilaku saya.
6. Saya bisa mengontrol emosi saya.
7. Hari demi hari kemampuan saya untuk mengendalikan
perasaan dan pikiran saya semakin meningkat.
· Visualisasikan diri Anda bisa bertindak dengan penuh
pengendalian diri dan menahan diri. Ambil salah satu contoh peristiwa di mana
Anda biasanya bertindak dengan kurangnya pengendalian, dan visualisasikan
ketika Anda bertindak dengan tenang dan dengan penuh penguasaan diri dalam
menghadapinya.
Tugas
KONSELING DIPERLUAS
(Modul
Pengendalian Diri)
Dosen
Mata Kuliah :
Prof. Dr. Firman, M. Pd, Kons
Prof. Dr. Mudjiran, M. S, Kons
Oleh
:
Puji
Gusri Handayani, S. Pd
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR
(PPK-SM3T)
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar