Kamis, 14 November 2013

Laporan Diagnostik Kesulitan Belajar

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keberhasilan dalam melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap orang. Berhasil berarti terwujudnya harapan. Hal ini juga menyangkut segi efisiensi, rasa percaya diri, ataupun prestise. Lebih-lebih bila keberhasian tersebut terjadi pada tugas atau aktivitas yang berskala besar. Namun perlu disadari bahwa pada dasarnya setiap tugas atau aktivitas selalu berakhir pada dua kemungkinan : berhasil atau gagal.
Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.
Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat terjadi pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu : memperoleh nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir.
Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh di atas berarti rugi waktu, tenaga, dan juga biaya. Dan tidak kalah penting adalah dampak kegagalam belajar pada rasa percaya diri. Kerugian tersebut bukan hanya dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga dan lembaga pendidikan.
      Berhubung dengan itu saat ini indonesia sering melakukan perrubahan-perubahan dalam kurikulum, mulai dari kurikulum 1975-2007 saat sekarang ini. Saat ini pendidikan di Indonesia memakai kurikulum satuan pendidikan yang dilaksanakan diseluruh sekolah dipenjuru Indonesia. Namun masalahnya kurikulum tersebut tidak merata sosialisasinya disekolah. Ini merupakan salah satu yang menyebabkan anak-anak disekolah mengalami kesulitan belajar. Ini dikarenakan  Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai dan tingkat materinya juga sudah tinggi. Selain itu khususnya di kota Padang adalah salah satu daerah yang rawan sekali terhadap bencana ini juga sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis anak yang menyebabkan aktivitas belajarnya terganggu, juga dengan aktivitas  pendidikan dikota padangpun ikut terggangu. Faktor-faktor tersebut dapat menghambat keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga menimbulkan gejala kesulitan dalam belajar. Kadang kala hambatan itu disadari oleh siswa namun ada juga yang tidak disadarinya sehingga mereka larut dalam kesulitan belajar yang berkepanjangan tanpa adanya penyelesaian.
Berdasarkan tanda-tanda tersebut maka seorang guru atau konselor sekolah perlu memberikan bantuan berupa mengadakan diagnosis kesulitan belajar dan melakukan pengajaran perbaikan. Tujuannya adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan dapat meningkatkan prestasinya, sehingga tidak tertinggal dari kelompoknya.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar siswa adalah:
1.       identifikasi kasus dan masalah
2.      melokalisasi letak dan jenis kesulitan belajar
3.      melokalisasi factor penyebab kesulitan belajar
4.       perkiraaan bantuan,
5.      pelaksanaan bantuan
6.      tindak lanjut.
Jika semua masalah yang dihadapi siswa telah terentaskan khususnya masalah belajar, dampak positif yang lebih jauh adalah meningkatkan prestasi belajar yang selanjutnya dapat dijadikan modal dasar dalam belajar kelak. Sehingga pada akhirnya semua yang diusahakan melalui pendidikan ini akan mampu menciptakan manusia- manusia yang berkualitas dibidang masing-masing dan memberikan kepuasan tersendiri bagi individu dan keluarga, khususnya orang tua yang memiliki harapan besar terhadap anak-anaknya.
Berangkat dari fenomena yang penulis tulis ini, maka sebagai konselor dan calon guru perlu sekali untuk mengatasi permasalahan  belajar yang dialami oleh siswa. Oleh karena itu upaya mencegah atau setidak-tidaknya meminimalkan, dan juga memecahkan kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan belajar siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan
B.     TUJUAN PENULISAN
      Secara umum laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Diagnosis Kesulitan Belajar, namun secara khusus laporan ini di buat untuk :
1.      Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar denga letak kesulitannya dan juga sesuai dengan factor penyebab terjadinya kesulitan belajar atau maslah tersebut.
2.      Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
3.      Mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga dengan adanya proses diagnosis ini diharapkan seorang guru dapat meningkatkan kualitas kerja baik dalam cara mengajar maupun dalam belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di dalam kelas.
4.      Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada penulis tentang mendiagnosa kesulitan belajar siswa. Untuk persiapan menjadi guru pembimbing besoknya.
5.      Menjadikan mahasiswa kreaatif dan Kritis.

C.    RUANG LINGKUP
Agar lebih teraturnya kegiatan diagnosis ini, maka perlu adanya batasan atau ruanglingkup sebagai berikut :
1.      Identifikasi kasus
2.      Identifikasi masalah
3.      Melokalisasi letak kesulitan belajar
4.      Memperkirakan bantuan yang diberikan
5.      Proses pelaksanaan bantuan
6.      Evaluasi dan tindak lanjut

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Dignostik Kesulitan Belajar
Diagnostik kesulitan Belajar adalah suatu Usaha untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya permasalahan yang dialami siswa dalam belajar yang nantinya dapat diberikan bantuan.

“Abin Syamsuddin (2001:309) bahwa  Diagnostik kesulitan belajar adalah suatu upaya untuk memahami dan mempergunakan berbagai data atau informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemugkinan pemecahannya.

“Dan Menurut, Than Tawg. R. (1993:17) mengatakan bahwa diagnosis merupakan suatu usaha untuk memperkirakan sebab-sebab terjadinya suatu masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang dengan melakukan diagnosis itu, maka upaya pemberian batuan pemecahan masalah itu lebih terarah”.

Sedangkan menurut Mulyono (2003:6) mengatakan bahwa kesulitan belajar itu adalah ketidakmampuan dalam belajar karena mengalami gangguan dalam pemahaman tentang penggunaan bahasa, membaca, menulis, dan matematika.
Lebih Luas lagi, kesulitan belajar memiliki pengertian sebagai berikut :
1.      Learning disorder (kekacauan dalam belajar)
Keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan.
2.      Learning Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar)
Mengacu pada gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga  hasil belajar yang dicapai berada  dibawah potensinya.




3.      Learning Disfungsi
Mengacu pada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya anak tidak menunjukan adanya abnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis.
4.      Underachiver
Adalah keadaan dimana anak-anak yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi hasil belajarnya tergolong rendah.
5.      Slow Lerner ( lambat belajar)
Keadaan dimana anak yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang relative lama dibandingkan kelompok anak yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Selain itu, Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndik e dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms);
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
B.     Latar Belakang
a.       Faktor Internal
1.      Kelemahan secara fisik, seperti :
v  Pusat susunan saraf tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat sehingga membawa ganguan emosional
v  Panca indra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit sehingga menyulitkan proses interaksi secara efektif
v  Keidakseimbangan proses interaksi secara efektif
v  Cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna sering membawa ketidak stabilan mental dan emosional
v  Penyakit menahun seperti asma  menghambat usaha-usaha belajar secara optimal
v  Obesitas, seperti terlalu tinggi, terlalu rendah, terlalu kurus, atau terlalu gemuk.
2.      Kelamahan secara mental
v  Kurang minat serta usaha dalam kegiatan belajar
v  Aktivitas yang tidak terarah
v  Kurang menguasi keterampilan belajar
v  Kurang bergizi

3.      Kelemahan secara intelektual
v  Ketidak mampuan dalam membaca
v  Kemampuan dasar yang minim
v  Memiliki IQ yang rendah
4.      Kelemahan secara social
v  Status atau tingkat ekonomi yang rendah sehingga fasilitas belajar kurang memadai, hal ini cendrung menyebabkan prestasi belajar rendah.
v  Status atau tingkat ekonomi yang tinggi, sehingga kurang motivasi dalam belajar, karna merasa diri dan keluarganya adalah orang kaya.
v  Bencana alam dapat mempengaruhi hasil belajar
5.      Perkembangan kepribadian
v  Banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang kegiatan sekolah
v  Sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran  di kelas
v  Tidak percaya diri
v  Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
v  Kurang berani atau gagal untuk berusaha memusatkan perhatian terhadap pelajaran
v  Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab
v  Malas dan tidak berminat terhadap pelajaran
v  Sering gugup dalam mengemukakan pendapat
6.      Proses belajar yang dilakukan
v  Lamban dalam mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi di lingkungan
v  Kurang berminat terhadap hal-hal yang baru dilingkungan
v  Tidak banyak bertanya atau inisiatif
v  Sangat bertanggung pada orang tua atau keluarga dalam belajar
v  Sulit dalam membuat karangan
v  Sulit memahami konsep-konsep yang abstrak
v  Sulit mentransfer ilmu yang satu ke ilmu yang lain
v  Tidak senang dengan adanya PR

b.      Faktor Eksternal
1.      Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu.
2.      Ketidak sesuian  standar system mengajar, penilaian, pengolahan kegiatan PBM
3.      Terlalu berat beban belajar (siswa) dan mengajar (guru), terlalu besar populasi siswa dalam kelas., terlalu banyak tuntutan diluar  kegiatan belajar.
4.      Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas dan sebagainya.
5.      Kelemahan dari system belajar mengajar pada tingkat pendidikan sebelumnya
6.      Kondisi keluar, status sosial ekonomi
7.      Terlalu banyak kegiatan diluar jam pelajaran sekkolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuer.
8.      Kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya)

Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.

a. Faktor kejiwaan, antara lain :
1) minat terhadap mata kuliah kurang;
2) motif belajar rendah;
3) rasa percaya diri kurang;
4) disiplin pribadi rendah;
5) sering meremehkan persoalan;
6) sering mengalami konflik psikis;
7) integritas kepribadian lemah.

b. Faktor kejasmanian, antara lain :
1) keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);
2) adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;
3) adanya gangguan pada fungsi indera;
4) kelelahan secara fisik.

2. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.
a. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :
1) Kemampuan profesional dan kepribadian dosen yang tidak memadai;
2) Kurikulum yang terlalu berat bagi mahasiswa;
3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;
4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;
2) Lingkungan sosial kampus yang tidak kondusif;
3) Teman-teman bergaul yang tidak baik;
4) Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan

C.    Tujuan
Secara umum tujuan diagnosis kesulitan belajar ini dilakukan adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan letak dan jenis kesulitan belajar sesuai dengan factor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar itu, baik kesulitan yang dialami secara psikologis maupun fisiologis.
Sedangkan secara khusus diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai  berikut :
a)      Meningkatkan kualitas
Membantu siswa meningkatkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dalam proses belajar dan berusaha memperbaiki cara belajar.
b)      Meningkatkan efisiensi
Membantu siswa agar dapat menyesuaikan tingkat pemahaman belajar setaraf dengan teman-teman lainnya dalam satu kelas dan mengatasi ketidak pahaman siswa terhadap suatu materi yang disajikan guru secara klasikal.
c)      Meningkatkan efektivitas
Guru dapat memahami lebih dekat tentang perbedaan individual dan menyesuaikan metode pengajaran yang disampaikan memberi makna kepadanya.
d)     Meningkatkan kuantitas
Apabila siswa telah dapat menguasai, memahami materi pelajaran dengan baik sudah tentu kuantitas pencapaian hasil belajar akan bertambah baik.

D.    Prosedur pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar
Adapun prosedur pelaksanaan pengajaran perbaikan dalam diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
1.      Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Identifikasi ini bertujuan untuk menentukan siswa-siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Cara yang dapat dilakukan untuk menemukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan cara sebagai berikut:
Ø  Melihat nilai yang diperoleh siswa dari ujian  semester dan ujian harian
Ø  Melaksanakan tes setelah bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa
Ø  Membandingkan hasil ujian yang pada legger nilai standar tujuan pendidikan
Ø  Membuat profil chart secara keseluruhan
Ø  Menganalisis hubungan sosialnya.
Ø  Menganalisis perilaku yang berkaitan dengan pross belajarnya.
Adapun ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
·         Menunjukan nilai yang rendah atau di bawah rata-rata kelas dibandingkan dengan kelompoknya
·         Tidak seimbang usaha yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh
·         Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
·         Hasil belajar yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki
·         Menunujukan gejala tingkah laku yang berlebihan atau menunjukan tingkah laku yang menyimpang.
·         Menunjukan gejala emosional yang berlebihan


2.      Melokasi letak kesulitan belajar
Pada langkah pertama sifatnya adalah umum, karena hanya mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan langkah ke dua adalah melokalisasi letak kesulitan belajar, maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam mata pelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan  mana yang tidak mengerti oleh siswa.
Setelah kita menemukan siswa diduga mengalami kesuitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu kita telaah adalah :
Ø  Dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi
Ø  Pada kawasan tujuan belajar (ruanglingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
Ø  Pada bagian (ruang lingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
Ø  Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi.

3.      Melokalisasi faktor penyebab kesulitan Belajar
Dalam melokalisasi factor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai instrument seperti wawancara, membagikan angket, sosiometri, dan observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan berbagai instrument tujuannya adalah agar dapat melihat dan mengetahui apakah siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari factor dari dalam diri sendiri atau dari luar diri sendiri.
Bila kita tinjau dari keadaan yang ada pada siswa maka secara garis besar factor penyebab dari kesulitan belajar siswa ( dalam  Abin Syamsudiddi. M, 2001) adalah sebagai berikut :
1.      Faktor internal
a.       Kondisi psikologis, meliputi :
§  Kelemahan intelegensi
§  Minat
§  Bakat
§  Motivasi instrinsik
§  Sikap dan kebiasaan belajar
§  Aspirasi dan cita-cita
§  Penguasaan keterampilan belajar
b.      Keadaan fisiologis,meliputi :
§  Kondisi tubuh
§  Kesehatan yang buruk
§  Cacat tubuh
§  Keadaan panca indra yang kurang sempurna
§  Belum memiliki pengetahuan dasar
§  Suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna
§  Penyakit menahun
c.       Kelemahan-kelemahan emosional
§  Terdapat rasa tidak aman
§  Penyesuaian yang salah
§  Ketidak matangan
d.      Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, diantaranya:
§  Kurang menaruh minat terhadap pekerjaan sekolah
§  Banyak aktivitas yang tidak menunjang pekerjaan sekolah
§  Kurang berani dan gagal dalam berusaha memusatkan perhatian
§  Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab
§  Malas dan tidak bersemangat untuk belajar
§  Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran
2.      Faktor eksternal
a.       Lingkungan keluarga,meliputi :
§  Hubungan dengan orang tua
§  Hubungan dengan sesama anggota keluarga
§  Keadaan ekonomi keluarga
§  Perhatian orang tua terhadap anak
§  Tuntutan dan aspirasi keluarga
b.      Lingkungan sekolah, meliputi:
§  Keadaan fisik lingkungan sekolah
§  Sarana dan fasilitas
§  Hubungan dengan guru dan murid
c.       Lingkungan masyarakat, meliputi:
§  Nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
§  Peran media massa
§  Pergaulan siswa dalam masyarakat

4.      Memperkirakan bantuan yang akan diberikan
Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, menurut Koesroes Parto Wisasto (1982:24) ada tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.       Menentukan teknik yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah siswa
b.      Menentukan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana keberhasilan pemecahan yang dicapai
c.       Hasil penelitian

5.      Menetapkan kemungkinan bantuan
Bantuan yang dapat diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar berupa :
a.       Materi
Yaitu dengan memberikan pengajaran perbaikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran perbaikan ini, yaitu:
·         Lama pengajaran perbaikan
·         Pokok bahasan yang diberikan
b.      Non-materi
·         Layanan informasi
·         Layanan konseling perorangan
·         Layanan penguasaan kontens



















BAB III
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN PERBAIKAN
DI SD NEGERI 13 PURUS PADANG

A.    Gambaran Umum Tempat Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar
Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan menentukan sekolah mana yang akan dipilih untuk pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar. Dalam menentukan sekolah mana yang akan dipilih untuk pelaksanaan diagnosis  kesulitan belajar ini, ada beberapa pertimbangan bagi penulis. Pertama, sekolah tersebut memiliki siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata dan membutuhkan bantuan untuk memperbaiki hasil belajar tersebut. Kedua, adanya kesedian dari kepala sekolah dan wali kelas untuk menerima penulis dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar ini. Ketiga, sekolah tersebut tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis, karena jika tempat tinggal penulis, karena kalau sekolah terlalu jauh  tentunya penulis akan mengalami kesulitan dalam mengenali siswa yang akan menjadi kasus bagi penulis pada nantinya. Adanya kesediaan dari kepala sekolah dan wali kelas untuk menerima penulis dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar ini.
Setelah mempertimbangkan  hal-hal diatas, akhirnya penulis menetapkan SDN 13 Purus Atas sebagai sekolah untuk melaksanakan diagnosis kesulitan belajar. Sebagai langkah awal penulis menemui kepala sekolah SD tersebut untuk meminta izin dan mengemukakan  tujuan pelaksanaan diagnostic kegiatan belajar dan pengajaran perbaikan ini, dengan menyerahkan surat keterangan yang telah ditangani oleh ketua jurusan Bimbingan dan Konseling.
Pada kesempatan ini penulis dapat bertemu langsung dengan kepala sekolahnya, dan menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar tersebut. Akhirnya kehadiran penulis untuk melaksanakan kegiatan ini terima secara positif oleh kepala sekolah yang sangat mendukung sekali terhadap kegiatan yang akan penulis lakukan tersebut.
Kepala sekolah menetepkan penulis untuk melaksanakan kegiatan diagnosis pada kelas V, kemudian kepala sekolah memperkenalkan wali kelas  V kepada penulis. Maka penulis secara lansung menyatakan tentang keaadaan siswa kelas V dan menyatakan siswa yang menjadi kasus penulis dengan syarat-syarat yang telah penulis sampaikan sebelumnya, diantaranya mempunyai nilai di bawah rata-rata, dan siswa tersebut masih memungkinkan untuk dibantu. Selanjutnya penulis juga menyatakan mengenai mata pelajaran apa yang sesuai penulis tetapkan untuk memberikan bantuan kepada siswa pada nantinya.
Akhirnya wali kelas V menetapkan 2 orang siswa yang akan menjadi kasus penulis. Mereka adalah Vicky Facrezy dan Utari Oktavia. Mereka adalah siswa kelas lima yang sering memperoleh nilai yang kurang memuaskan dan masih memungkinkan untuk dibantu. Dari informasi dan keterengan dari wali kelas V, dapat penulis simpulkan bahwa siswa ini memiliki kesulitan pada mata pelajaran matematika dan IPS. Oleh karena itu, wali kelas menetapkan mata pelajaran matematika dan IPS untuk dijadikan kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan pengaran perbaikan. Dengan harapan siswa dapat memperoleh pemahamannya yang lebih luas lagi diluar kegiatan pembelajaran di kelas.
Penulis menyetujui pendapat yang disampaikan oleh wali kelas V dan menerima kedua  siswa tersebut sebagian kasus bagi penulis yang butuh untuk dibantu. Kemudian penulis meminjam silabus untuk kedua mata pelajaran tersebut. Penulis juga meminjam rapor siswa sewaktu duduk dikelas IV yang akan penulis jadikan acuan. Selain itu penulis meminjam daftar nilai harian siswa dikelas lima. Disamping itu juga meminjam daftar absensi siswa untuk melihat kehadiran siswa dalam kelas terutama siswa yang menjadi kasus penulis.

B.     Penerapan Lagkah-langkah diagnosis
1.      Identifikasi kasus
Langkah pertama dari kegiatan diagnosis adalah mengidentifikasi atau menemukenali siswa yang mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Membuat chart nilai dalam mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan social yang mendapat nilai dibawah rata dan hanya mencapai standar saja, dari profil chart tersebut ditemukan beberapa orang siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata atau hanya mencukupi standar saja.
b.      Setelah menganalisis nilai tersebut ternyata ada beberapa orang siswa tersebut yang memperoleh nilai lebih rendah dari pada kedua siswa yang telah ditetapkan oleh wali tersebut. Namun, dari keterangan wali kelas siswa tersebut sudah siswa yang nilainya lebih rendah tadi sudah pernah tinggal kelas dan ada yang tidak mungkin bisa dibantu lagi. Oleh karena itu, wali kelas tetap meminta penulis untuk menjadikan kedua siswa yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai kasus bagi penulis adalah sebagai berikut:
1.Nama                  : Vicky fachrezi D
   Pangilan             : Vicky
   TTL                    : Padang, 7 Febuari  2000
   Jenis kelamin      : Laki-laki
   Anak ke              : 2 dari 3 Bersaudara
   Alamat               : Jln Veteran nomor 81
2. nama                  : Utari Oktavia
    Pangilan                        : Tari
    TTL                   : Padang, 30 Oktober 1998
    Jenis kelamin     : perempuan
    Anak ke             : 2 dari 3 bersaudara
   Alamat               : Jln Purus III
3. Selanjutnya penulis diizinkan oleh wali kelas untuk masuk ke dalam kelas dan melakukan pendekatan dengan siswa tersebut. Pada awalnya, penulis memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud kegiatan diagnosis kesulitan belajar yang akan penulis laksanakan. Kemudian, penulis mencoba melakukan pendekatan kepada semua siswa kelas V tersebut terutama kepada kedua siswa yang telah ditetapkan oleh wali kelas. Menurut wali kelas selain anak ini membutuhkan bantuan juga karena gempa yang membuat pelajaran mereka semakin tertinggal.
4. Kemudian penulis mendatangi rumah kasus dan menemui orang tua kasus untuk memberitahukan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan diagnogsis belajar tersebut. Kedua orangtua murid menanggapi dengan positif dan mendukung pelaksanaan kegiatan yang akan penulis laksanakan. Tetapi orang tua meminta belajarnya disekolah saja karena salah satu rumah dari siswa itu tidak memungkinkan dilaksanakan proses bimbingan. Tetapi untuk siswa yang satunya lagi sekolah adalah rumahnya karena orang tuanya bekerja sebagai penjaga sekolah dan mempunyai kantin disana. Tapi untuk pertama kalinya orang tua siswa memberikan izin untuk melakukan kegiatan belajar dirumah sehingga penulis dapat mengobservasi bagaimana  keadaan siswa dirumah, dan kebetulan rumah siswa tidak jauh dari sekolah siswa.

2.      Lokasi Letak dan jenis kesulitan Belajar
Untuk menemukan letak dan jenis kesulitan belajar siswa dilakukan dengan memberikan tes diagnostic kepada siswa yang bersangkutan. Soal-soal yang diberikan dalam tes diagnostic kepada siswa yang bersangkutan. Soal-soal yang diberikan dalam tes tersebut diambil berdasarkan silabus dan serta  buku sumber yang dipergunakan serta Lembar kerja siswa yang dimiliki siswa yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar baik untuk buku matematika maupun buku IPS, materi tes diagnostic kini dapat dilihat pada distribusi soal. Setelah tes diagnostic tersebut diperiksa, lalu dibuatlah peta penguasaan materi sejauh mana pemahaman siswa terhadap masing-masing pokok bahasan yang telah diberikan guru bidang studi untuk masing-masing mata pelajaran. Adapun letak dan jenis kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut :
1.      Vicky Fachrezy
Letak dan jenis kesulitan pada mata pelajaran :
a.       Matematika
·         Perkalian ratusan deret kebawah
·         Pembagian ratusan deret kebawah
·         Operasi hitungan bilangan bulat dalam :
ü  Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negative
ü  Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negative
ü  Menentukan hasil perkalian bilangan bulat negative
ü  Menentukan hasil pembagian bilangan bulat negative
·         Melakukan operasi hitung satuan waktu, yakni ; melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan waktu seperti jam, hari, abad, dll.
·         Melakukan pengukuran sudut, yakni:
ü  Menentukan sudut dari jarum jam
ü  Menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat dan menaksirkan besar suatu sudut.
·         Mengenal satuan jarak dan kecepatan, yaitu :
ü  Menentukan satuan, jarak, waktu, dan kecepatan diketahui.
ü  Menentukan kecepatan jika jarak dan waktu diketahui.
ü  Menentukan waktu jika jarak dan kecepatan diketahui.
ü  Menentukan waktu keberangkatan dan waktu tiba.
·         Menghitung volume kubus dan balok, yaitu :
ü  Menggunakan rumus untuk menentukan volume kubus dan balok
ü  Menemukan rumus panjang, lebar dan tinggi pada balok juga rusuk pada kubus jika ada yang sudah diketahui kubus untuk mencari panjang rusuk-rusuknya.
·         Menghitung akar kuadrat bilangan dengan cara pembagian pangkat dari akarnya.
b.      IPS
·         Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
·         Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan  menggunakan peta/ atlas/ globe dan media lainnya :
ü  Menyebutkan nama-nama danau, sungai, dan gunung berapi di Indonesia serta letaknya.
ü  Menjelaskan  peta pembagian daerah waktu di Indonesia.
·         Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

2.      Utari Oktavia
Letak dan jenis kesulitan pada mata pelajaran :
c.       Matematika
·         Operasi hitungan bilangan bulat dalam :
ü  Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negative
ü  Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negative
ü  Menentukan hasil perkalian bilangan bulat negative
ü  Menentukan hasil pembagian bilangan bulat negative
·         Melakukan operasi hitung satuan waktu, yakni ; melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan waktu seperti jam, hari, abad, dll.
·         Melakukan pengukuran sudut, yakni:
ü  Menentukan sudut dari jarum jam
ü  Menentukan besar sudut dengan menggunakan busur derajat dan menaksirkan besar suatu sudut.
·         Mengenal satuan jarak dan kecepatan, yaitu :
ü  Menentukan satuan, jarak, waktu, dan kecepatan diketahui.
ü  Menentukan kecepatan jika jarak dan waktu diketahui.
ü  Menentukan waktu jika jarak dan kecepatan diketahui.
ü  Menentukan waktu keberangkatan dan waktu tiba.
·         Menghitung volume kubus dan balok, yaitu :
ü  Menggunakan rumus untuk menentukan volume kubus dan balok
ü  Menemukan rumus panjang, lebar dan tinggi pada balok juga rusuk pada kubus jika ada yang sudah diketahui kubus untuk mencari panjang rusuk-rusuknya.
·         Menghitung akar kuadrat bilangan dengan cara pembagian pangkat dari akarnya.

d.      IPS
·         Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
·         Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan  menggunakan peta/ atlas/ globe dan media lainnya :
ü  Menyebutkan nama-nama danau, sungai, dan gunung berapi di Indonesia serta letaknya.
ü  Menjelaskan  peta pembagian daerah waktu di Indonesia.
·         Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

3.      Identifikasi factor penyebab kesulitan dalam belajar
Mencari factor kesulitan belajar digunakan beberapa instrument yaitu :
1.       AUM SD
2.      Wawancara :
·      Dengan orang tua
·      Dengan siswa
·      Dengan guru kelas
3.       Angket (kuesioner)
·         Angket siswa
·         Angket orang tua
·         Angket wali kelas
4.      Sosiometri
5.      Observasi
·         Observasi kegiatan belajar siswa dalam kelas
·         Observasi keadaan siswa dirumah
·         Observasi kegiatan pembelajaran  guru dikelas
Dari beberapa instrument yang digunakan, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa, yaitu sebagai berikut :
1.      Vicky fachrezy
a.       Pedoman wawancara dengan siswa
ü  Kalau membuat PR asal jadi tidak dicari dalam buku padahal dibuku ada.
ü  Sering belajar sendiri dirumah
ü  Siswa jarang meminta bantuan atau petunjuk pada orang tua apabila ada PR yang tidak ia mengerti
ü  Siswa jarang bertanya tentang pelajaran yang tidak ia mengerti kepada gurunya.
ü  Sering diganggu oleh adiknya dirumah.
ü  Siswa jarang mengulang pelajarannya dirumah.
ü  Sering diganggu teman dikelasnya ketika belajar.
ü  Takut dimarahi oleh orang tua kalau mendapat nilai merah sehingga pada latihannya sering merobekkan latihannya yang dapat nilai merah.
ü  Pelajaran banyak yang tertinggal karena gempa.
b.      Pedoman wawancara dengan orang tua
ü  Dirumah sering belajar sendiri
ü  Dirumah belajar sering diganggu oleh adiknya.
c.       Pedoman wawancara dengan guru kelas
ü  PR yang dibuat sering dibuat asal-asalan
ü  Sering tidak tau jawabannya ketika ditanyai oleh guru 
ü  Sering diganggu temannya dikelas sehingga ia berbalik mengganggu temannya dikelas dan terjadi sedikit perkelahian kecil yang menyebabkan konsentrasi belajar kurang.
d.      Angket Orang tua
ü  Orang tua kurang membimbing siswa dalam belajar
ü  Sering membantu orang tua.
ü  Menderita penyakit amandel.
e.       Angket Guru kelas
ü  Kurang berpartisipasi di dalam kelas
ü  Sering salah menjawab pertanyaan yang diberikan
ü  Tugas-tugas kurang dikerjakan dengan baik
ü  Prestasi belajar termasuk kurang

f.       Sosiometri
Termasuk anak yang digemari dan bukan terisolir, menurut alasan teman-temanyang memilih Vicky, Vicky adalah anak yang baik dan enak diajak berteman. Tetapi dalam belajar vicky bukan termasuk anak yang digemari ini dapat dilihat dari data sosiogram bahwa tidak ada yang memilih Vicky untuk belajar.
g.      Pedoman observasi dengan siswa didalam kelas
ü  Belum menguasai materi
ü  Kurang bertanya jika tidak mengerti
ü  Mengerjakan PR asal-asalan
ü  Sering bercanda didalam kelas
h.      Pedoman Observasi dengan siswa di rumah
ü  Sering diganggu adik ketika belajar
ü  Kurang kreatif mengerjakan tugas
ü  Tidak adanya bimbingan dari orang tua
ü  Kurangdimotivasi oleh orang tuanya.
2.      Utari Oktavia
a.       Pedoman wawancara dengan siswa
ü  Belajar bukan dikamar sendiri
ü  Suasana rumah yang kurang nyaman
ü  Kurang menyukai salahsatu teman
ü  Menghapal rumus matematika sangat sulit
ü  Kurang mau bertanya pada guru dan teman
ü  Peljaran banyak tertinggal Karena gempa
b.      Pedoman wawancara dengan orang tua
ü  Kurang memberikan perhatian kepada anaknya
ü  Kurang mendapat bimbingan belajar dari orang tuanya.
ü  Orang tua mudah menyerah dengan kemampuan anaknya.
c.       Pedoman wawancara dengan guru kelas
ü  Tari anaknya pendiam
ü  Mempunyai kebiasaan belajar yang kurang baik
ü  Memerlukan bantuan dalam belajar
d.      Angket guru kelas
ü  Kurang berpartisipasi didalam kelas
ü  Sering gugup
ü  Tidak pernah bertanya kalau ada yang tidak ia mengeti
ü  Tugas kurang dikerjakan dengan baik
ü  kurang berprestasi dibidang akademik.
e.       Angket orang tua
ü  Kurang membantu anak dalam belajar
ü  Anak tidak berprestasi dibidang akademik
ü  Suka demam
f.       Pedoman observasi dengan siswa didalam kelas
ü  Belum menguasai materi pelajaran
ü  Kurang bertanya  apabila tidak mengerti dengan pelajaran
ü  Mengerjakan PR asal-asalan
g.      Pedoman Observasi dengan siswa di rumah
ü  Kurang bersungguh-sungguh dalam membuat PR
ü  Kurang mendapat bimbingan dari orang tua
ü  Perhatian kurang dari orang tua
ü  Motivasi yang kurang dari orang tua
h.      Sosiometri
Tari juga bukan siswa yang terisolir dan cukup digemari oleh teman-temannya. Menurut alasan teman-temanyang memilih Tari, Tari adalah anak yang baik dan enak diajak berteman. Tetapi dalam belajar Utari  bukan termasuk anak yang digemari ini dapat dilihat dari data sosiogram bahwa tidak ada yang memilih Vicky untuk belajar.



4.      Memperkirakan bantuan yang diberikan
Setelah didentifikasi factor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat ditentukan perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, diantaranya :
a.       Materi
Yaitu dengan melakukan pengajaran perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk kedua materi pelajaran baik matematika maupun IPS yaitu berupa:
Ø  Mengajarkan kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
Ø  Memberikan latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan.
b.      Non Materi
Memberikan informasi kepada :
Ø  Siswa : tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya keseriusan belajar didalam kelas, serta yang paling penting adalah rajin beribadah kepada Allah SWT, karena kunci keberhasilan itu adalah berusaha, berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan motivasi/ penguatan kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam belajar.
Ø  Orang tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian terhadap belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan penting bagi perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan yang paling utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga. Selian itu juga memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
Ø  Guru Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

5.      Pelaksanaan bantuan
Bantuan yang telah diberikan adalah :
a.       Kepada siswa
Ø  Melakukan pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang kurang/tidak dipahami oleh kedua siswa.
Ø  Memberikan latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan kembali. Penulis telah membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) mengenai materi yang telah diajarkan tersebut.
Ø  Memberikan informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti waktu belajar yang efektif.
Ø  Memberikan informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah agar materi yang diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat selalu. 
Ø  Memberikan informasi kepada siswa tentang betapa pentingnnya membaca buku pelajaran, karena semua yang diajarkan oleh guru, baik dalam bentuk diterangkan, tugas, dan PR ada didalam buku tersebut.
Ø  Memberikan layanan perseorangan kepada siswa tentang menerima hasil belajar sendiri tanpa adanya rasa ketakutan.
Ø  Memberikan informasi kepada siswa akan pentingnya belajar dengan serius di dalam kelas agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
Ø  Memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar selalu berusaha dan berdo’a.
Ø  Memberikan motivasi dan dorongan kepada anak dalam belajar, serta penguatan tentang potensi yang dimiliki oleh anak tersebut sudah bagus, namun harus lebih banyak lagi latihan dan belajar yang teratur.
b.      Kepada orang tua siswa
Ø  Agar lebih mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk belajar dengan teratur dirumah
Ø  Memberikan motivasi dan dorongan kepada anak agar anak selalu bersemangat dalam belajar karena sebenarnya anak ini memiliki kemampuan dan motivasi yang bagus apabila dia diberikan semangat, dukungan, dan sokongan terutama dari orang tuannya.
Ø  Memeriksa latihan dan PR yang diberikan oleh guru si anak secara teratur, agar orang tua dapat mengetahui dan melihat dimana kemampuan anaknya yang kurang dan anaknya pun merasa lebih diperhatikan oleh orangtuanya.
Ø  Agar dapat menciptakan suasana yang tenang dalam belajar. Dalam pelaksanaan pemberian layanan informasi ini penulis telah membuat satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) kunjugan rumah.

c.       Kepada guru kelas
Ø  Memberikan informasi  tentang letak kesulitan belajar siswa yaitu pada pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam belajar

6.      Evaluasi dan Tindak lanjut
a.       Evaluasi
·         Siswa : setelah diberikan pengajaran perbaikan dan informasi tentang bagaimana belajar yang baik, anak mulai memperhatikan pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan tugas dengan benar.
·         Orang tua : orang tua mulai mengubah sikap pada anaknya lebih mengontrol dan memperhatikan anaknya terutama dalam belajar.
·         Guru kelas : guru kelas lebih memperhatikan siswa dalam belajar dengan memberikan penjelasan ketempat duduk siswa ketika siswa tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan.
b.      Tindak lanjut
·         Kepada siswa : memberikan penguatan positif  berupa semangat dan dukungan terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
·         Kepada Orangtua : orang tua sudah lebih memperhatikan kebutuhan belajar anaknya, seperti menyuruh anak belajar dengan teratur setiap hari dan lebih memberikan motivasi kepada anaknya agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
·         Kepada wali kelas : wali kelas diharapkan lebih memperhatikan kedua siswanya ini dalam belajar sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari  uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan belajar siswa, sehingga segala bentuk kesulitan belajar pada siswa dapat terentaskan dengan baik dan kegiatan belajar mengajar menjadi lancar dan dapat lebih baik lagi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas dapat dinyatakan bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan memerlukan perencanaan yang matang, yang memerlukan waktu dan  tenaga. Oleh karena itu diagnosis kesulitan belajar siswa hendaknya menjadi bagian dari program kerja lembaga pendidikan. Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik niscaya kesulitan-kesulitan belajar siswa dapat dicegah dan diatasi.
B.     Saran-saran
Melaui laporan ini dapat diperoleh manfaat bahwa sebagai seorang calon guru, tidak hanya mengetahui  kesulitan belajar siswa tersebut sehingga guru dapat memahami  pula bagaimana sesungguhnya kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan sedetil mungkin yang menyebabkan  siswa menjadi kesulitan dalam belajar.








DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Risdakarya.

Cece Wijaya. 2007. Pendidikan Remedial. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.

Hasan. Chalijah. 1994. Dimensi-dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya; Al-ikhlas

Mahmud Dimayanti. 1984. Psikologi Suatu Pengantar. Jakrta; Dikti

Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi anak yang berkesulitan dalam belajar. Jakarta; Rineka Cipta

R. Thahwi. 1993. Kamus bimbingan dan konseling. Jakarta; Ekonomi Student Group.

Syahril dan Riska Ahmad. 1987. LayananBimbingan Belajar. Padang; FIP UNP

Sumadi Suryabrata. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta; PT. Raja gravindo Persada.



3 komentar: