BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keberhasilan dalam
melaksanakan suatu tugas merupakan dambaan setiap orang. Berhasil berarti
terwujudnya harapan. Hal ini juga menyangkut segi efisiensi, rasa percaya diri,
ataupun prestise. Lebih-lebih bila keberhasian tersebut terjadi pada tugas atau
aktivitas yang berskala besar. Namun perlu disadari bahwa pada dasarnya setiap
tugas atau aktivitas selalu berakhir pada dua kemungkinan : berhasil atau
gagal.
Belajar merupakan tugas utama siswa, di
samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya
diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan
juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi
berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu
persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang
kondusif.
Bila keberhasilan
merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat terjadi pada setiap
orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu : memperoleh
nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus
sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir.
Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh di atas
berarti rugi waktu, tenaga, dan juga biaya. Dan tidak kalah penting adalah
dampak kegagalam belajar pada rasa percaya diri. Kerugian tersebut bukan hanya
dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga dan lembaga
pendidikan.
Berhubung
dengan itu saat ini indonesia sering melakukan perrubahan-perubahan dalam
kurikulum, mulai dari kurikulum 1975-2007 saat sekarang ini. Saat ini
pendidikan di Indonesia memakai kurikulum satuan pendidikan yang dilaksanakan
diseluruh sekolah dipenjuru Indonesia. Namun masalahnya kurikulum tersebut
tidak merata sosialisasinya disekolah. Ini merupakan salah satu yang
menyebabkan anak-anak disekolah mengalami kesulitan belajar. Ini dikarenakan Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai
dan tingkat materinya juga sudah tinggi. Selain itu khususnya di kota Padang adalah
salah satu daerah yang rawan sekali terhadap bencana ini juga sangat
berpengaruh terhadap kondisi psikis anak yang menyebabkan aktivitas belajarnya
terganggu, juga dengan aktivitas
pendidikan dikota padangpun ikut terggangu. Faktor-faktor tersebut dapat
menghambat keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, sehingga menimbulkan
gejala kesulitan dalam belajar. Kadang kala hambatan itu disadari oleh siswa
namun ada juga yang tidak disadarinya sehingga mereka larut dalam kesulitan
belajar yang berkepanjangan tanpa adanya penyelesaian.
Berdasarkan tanda-tanda tersebut
maka seorang guru atau konselor sekolah perlu memberikan bantuan berupa mengadakan
diagnosis kesulitan belajar dan melakukan pengajaran perbaikan. Tujuannya
adalah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar agar dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan dapat meningkatkan prestasinya,
sehingga tidak tertinggal dari kelompoknya.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh
guru pembimbing dalam pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar siswa adalah:
1. identifikasi kasus dan masalah
2. melokalisasi
letak dan jenis kesulitan belajar
3. melokalisasi
factor penyebab kesulitan belajar
4. perkiraaan bantuan,
5. pelaksanaan
bantuan
6. tindak
lanjut.
Jika semua masalah yang dihadapi
siswa telah terentaskan khususnya masalah belajar, dampak positif yang lebih
jauh adalah meningkatkan prestasi belajar yang selanjutnya dapat dijadikan
modal dasar dalam belajar kelak. Sehingga pada akhirnya semua yang diusahakan
melalui pendidikan ini akan mampu menciptakan manusia- manusia yang berkualitas
dibidang masing-masing dan memberikan kepuasan tersendiri bagi individu dan
keluarga, khususnya orang tua yang memiliki harapan besar terhadap
anak-anaknya.
Berangkat dari fenomena yang
penulis tulis ini, maka sebagai konselor dan calon guru perlu sekali untuk mengatasi
permasalahan belajar yang dialami oleh
siswa. Oleh karena itu
upaya mencegah atau setidak-tidaknya meminimalkan, dan juga memecahkan
kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan belajar siswa merupakan kegiatan
yang perlu dilaksanakan
B. TUJUAN
PENULISAN
Secara umum laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas Diagnosis Kesulitan Belajar, namun secara khusus laporan ini di
buat untuk :
1. Untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar denga letak kesulitannya dan
juga sesuai dengan factor penyebab terjadinya kesulitan belajar atau maslah
tersebut.
2. Menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Mengoptimalkan
potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga dengan adanya proses diagnosis ini
diharapkan seorang guru dapat meningkatkan kualitas kerja baik dalam cara
mengajar maupun dalam belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar di dalam kelas.
4. Memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada penulis tentang mendiagnosa kesulitan belajar
siswa. Untuk persiapan menjadi guru pembimbing besoknya.
5. Menjadikan
mahasiswa kreaatif dan Kritis.
C. RUANG
LINGKUP
Agar lebih teraturnya kegiatan diagnosis ini, maka
perlu adanya batasan atau ruanglingkup sebagai berikut :
1. Identifikasi
kasus
2. Identifikasi
masalah
3. Melokalisasi
letak kesulitan belajar
4. Memperkirakan
bantuan yang diberikan
5. Proses
pelaksanaan bantuan
6. Evaluasi
dan tindak lanjut
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Dignostik Kesulitan Belajar
Diagnostik kesulitan Belajar adalah suatu
Usaha untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya permasalahan yang dialami siswa
dalam belajar yang nantinya dapat diberikan bantuan.
“Abin
Syamsuddin (2001:309) bahwa Diagnostik
kesulitan belajar adalah suatu upaya untuk memahami dan mempergunakan berbagai data
atau informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk
mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemugkinan
pemecahannya.
“Dan
Menurut, Than Tawg. R. (1993:17) mengatakan bahwa diagnosis merupakan suatu
usaha untuk memperkirakan sebab-sebab terjadinya suatu masalah yang sedang
dihadapi oleh seseorang dengan melakukan diagnosis itu, maka upaya pemberian
batuan pemecahan masalah itu lebih terarah”.
Sedangkan
menurut Mulyono (2003:6) mengatakan bahwa kesulitan belajar itu adalah
ketidakmampuan dalam belajar karena mengalami gangguan dalam pemahaman tentang
penggunaan bahasa, membaca, menulis, dan matematika.
Lebih Luas lagi, kesulitan belajar memiliki
pengertian sebagai berikut :
1. Learning
disorder (kekacauan dalam belajar)
Keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena keadaan timbulnnya respon yang
bertentangan, kekacauan belajar ini terjadi bukan pada potensi dasarnya akan
tetapi belajarnya terganggu oleh respon yang bertentangan.
2. Learning
Disabilities (ketidak mampuan dalam belajar)
Mengacu pada
gejala dimana anak tidak mampu belajar atau menghindari belajar sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensinya.
3. Learning
Disfungsi
Mengacu pada
gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya
anak tidak menunjukan adanya abnormalitas mental, gangguan alat indra atau
gangguan psikologis.
4. Underachiver
Adalah keadaan
dimana anak-anak yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di
atas normal, tetapi hasil belajarnya tergolong rendah.
5. Slow
Lerner ( lambat belajar)
Keadaan dimana anak
yang lambat dalam proses belajarnya sehingga ia membutuhkan waktu yang relative
lama dibandingkan kelompok anak yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual
yang sama.
Selain itu, Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari
bidang medis. Menurut Thorndik e dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis
dapat diartikan sebagai :
a. Upaya atau proses
menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya (symtoms);
b. Studi yang seksama
terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
c. Keputusan yang dicapai
setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta
tentang suatu hal.
B.
Latar
Belakang
a. Faktor
Internal
1. Kelemahan
secara fisik, seperti :
v Pusat
susunan saraf tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat sehingga
membawa ganguan emosional
v Panca
indra mungkin berkembang kurang sempurna atau sakit sehingga menyulitkan proses
interaksi secara efektif
v Keidakseimbangan
proses interaksi secara efektif
v Cacat
tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna sering membawa ketidak stabilan
mental dan emosional
v Penyakit
menahun seperti asma menghambat
usaha-usaha belajar secara optimal
v Obesitas,
seperti terlalu tinggi, terlalu rendah, terlalu kurus, atau terlalu gemuk.
2. Kelamahan
secara mental
v Kurang
minat serta usaha dalam kegiatan belajar
v Aktivitas
yang tidak terarah
v Kurang
menguasi keterampilan belajar
v Kurang
bergizi
3. Kelemahan
secara intelektual
v Ketidak
mampuan dalam membaca
v Kemampuan
dasar yang minim
v Memiliki
IQ yang rendah
4. Kelemahan
secara social
v Status
atau tingkat ekonomi yang rendah sehingga fasilitas belajar kurang memadai, hal
ini cendrung menyebabkan prestasi belajar rendah.
v Status
atau tingkat ekonomi yang tinggi, sehingga kurang motivasi dalam belajar, karna
merasa diri dan keluarganya adalah orang kaya.
v Bencana
alam dapat mempengaruhi hasil belajar
5. Perkembangan
kepribadian
v Banyak
melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang kegiatan sekolah
v Sering
bolos dan tidak mengikuti pelajaran di
kelas
v Tidak
percaya diri
v Tidak
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
v Kurang
berani atau gagal untuk berusaha memusatkan perhatian terhadap pelajaran
v Kurang
kooperatif dan menghindari tanggung jawab
v Malas
dan tidak berminat terhadap pelajaran
v Sering
gugup dalam mengemukakan pendapat
6. Proses
belajar yang dilakukan
v Lamban
dalam mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi di lingkungan
v Kurang
berminat terhadap hal-hal yang baru dilingkungan
v Tidak
banyak bertanya atau inisiatif
v Sangat
bertanggung pada orang tua atau keluarga dalam belajar
v Sulit
dalam membuat karangan
v Sulit
memahami konsep-konsep yang abstrak
v Sulit
mentransfer ilmu yang satu ke ilmu yang lain
v Tidak
senang dengan adanya PR
b. Faktor
Eksternal
1. Kurikulum
yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan
dan perbedaan individu.
2. Ketidak
sesuian standar system mengajar, penilaian,
pengolahan kegiatan PBM
3. Terlalu
berat beban belajar (siswa) dan mengajar (guru), terlalu besar populasi siswa
dalam kelas., terlalu banyak tuntutan diluar
kegiatan belajar.
4. Terlalu
sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas dan sebagainya.
5. Kelemahan
dari system belajar mengajar pada tingkat pendidikan sebelumnya
6. Kondisi
keluar, status sosial ekonomi
7. Terlalu
banyak kegiatan diluar jam pelajaran sekkolah atau terlalu banyak terlibat
dalam kegiatan ekstrakurikuer.
8. Kekurangan
makan (gizi, kalori, dan sebagainya)
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002
: 325-326), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat
berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan,
dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang
bersangkutan.
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a. Faktor kejiwaan, antara
lain :
1) minat terhadap mata
kuliah kurang;
2) motif belajar rendah;
3) rasa percaya diri
kurang;
4) disiplin pribadi
rendah;
5) sering meremehkan
persoalan;
6) sering mengalami
konflik psikis;
7) integritas kepribadian
lemah.
b. Faktor kejasmanian,
antara lain :
1) keadaan fisik lemah
(mudah terserang penyakit);
2) adanya penyakit yang
sulit atau tidak dapat disembuhkan;
3) adanya gangguan pada
fungsi indera;
4) kelelahan secara
fisik.
2. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang
berada atau berasal dari luar mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua
: faktor instrumental dan faktor lingkungan.
a. Faktor instrumental
Faktor-faktor
instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mahasiswa antara lain :
1) Kemampuan profesional dan kepribadian dosen
yang tidak memadai;
2) Kurikulum yang terlalu
berat bagi mahasiswa;
3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak
tersusun dengan baik;
4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang
tidak sesuai dengan kebutuhan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan
meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar
yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1) Disintegrasi atau
disharmonisasi keluarga;
2) Lingkungan sosial
kampus yang tidak kondusif;
3) Teman-teman bergaul
yang tidak baik;
4) Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok untuk
pendidikan
C.
Tujuan
Secara
umum tujuan diagnosis kesulitan belajar ini dilakukan adalah untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan letak dan jenis kesulitan belajar
sesuai dengan factor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar itu, baik
kesulitan yang dialami secara psikologis maupun fisiologis.
Sedangkan
secara khusus diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan
kualitas
Membantu siswa meningkatkan
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dalam proses belajar dan berusaha memperbaiki
cara belajar.
b) Meningkatkan
efisiensi
Membantu siswa agar dapat menyesuaikan
tingkat pemahaman belajar setaraf dengan teman-teman lainnya dalam satu kelas
dan mengatasi ketidak pahaman siswa terhadap suatu materi yang disajikan guru
secara klasikal.
c) Meningkatkan
efektivitas
Guru dapat memahami lebih dekat tentang
perbedaan individual dan menyesuaikan metode pengajaran yang disampaikan memberi
makna kepadanya.
d) Meningkatkan
kuantitas
Apabila siswa telah dapat menguasai,
memahami materi pelajaran dengan baik sudah tentu kuantitas pencapaian hasil
belajar akan bertambah baik.
D.
Prosedur
pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar
Adapun prosedur pelaksanaan
pengajaran perbaikan dalam diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi
siswa yang mengalami kesulitan belajar
Identifikasi ini bertujuan untuk menentukan
siswa-siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Cara yang dapat
dilakukan untuk menemukan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah
dengan cara sebagai berikut:
Ø Melihat
nilai yang diperoleh siswa dari ujian
semester dan ujian harian
Ø Melaksanakan
tes setelah bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa
Ø Membandingkan
hasil ujian yang pada legger nilai standar tujuan pendidikan
Ø Membuat
profil chart secara keseluruhan
Ø Menganalisis
hubungan sosialnya.
Ø Menganalisis
perilaku yang berkaitan dengan pross belajarnya.
Adapun
ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
·
Menunjukan nilai yang
rendah atau di bawah rata-rata kelas dibandingkan dengan kelompoknya
·
Tidak seimbang usaha
yang dilakukan dengan hasil yang diperoleh
·
Lambat dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
·
Hasil belajar yang
diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki
·
Menunujukan gejala
tingkah laku yang berlebihan atau menunjukan tingkah laku yang menyimpang.
·
Menunjukan gejala
emosional yang berlebihan
2.
Melokasi
letak kesulitan belajar
Pada langkah pertama
sifatnya adalah umum, karena hanya mengetahui siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Sedangkan langkah ke dua adalah melokalisasi letak kesulitan belajar,
maksudnya adalah menentukan kesulitan dalam mata pelajaran, pokok bahasan dan
sub pokok bahasan mana yang tidak
mengerti oleh siswa.
Setelah kita menemukan
siswa diduga mengalami kesuitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu
kita telaah adalah :
Ø Dalam
mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi
Ø Pada
kawasan tujuan belajar (ruanglingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
Ø Pada
bagian (ruang lingkup) bahan manakah kesulitan itu terjadi
Ø Dalam
segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi.
3.
Melokalisasi
faktor penyebab kesulitan Belajar
Dalam melokalisasi factor penyebab kesulitan belajar
siswa dapat dilakukan dengan cara menggunakan berbagai instrument seperti
wawancara, membagikan angket, sosiometri, dan observasi.
Pengungkapan yang dilakukan dengan mengunakan
berbagai instrument tujuannya adalah agar dapat melihat dan mengetahui apakah
siswa mengalami kesulitan belajar itu berasal dari factor dari dalam diri
sendiri atau dari luar diri sendiri.
Bila kita tinjau dari keadaan yang ada pada siswa
maka secara garis besar factor penyebab dari kesulitan belajar siswa (
dalam Abin Syamsudiddi. M, 2001) adalah
sebagai berikut :
1. Faktor
internal
a. Kondisi
psikologis, meliputi :
§ Kelemahan
intelegensi
§ Minat
§ Bakat
§ Motivasi
instrinsik
§ Sikap
dan kebiasaan belajar
§ Aspirasi
dan cita-cita
§ Penguasaan
keterampilan belajar
b. Keadaan
fisiologis,meliputi :
§ Kondisi
tubuh
§ Kesehatan
yang buruk
§ Cacat
tubuh
§ Keadaan
panca indra yang kurang sempurna
§ Belum
memiliki pengetahuan dasar
§ Suatu
pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna
§ Penyakit
menahun
c. Kelemahan-kelemahan
emosional
§ Terdapat
rasa tidak aman
§ Penyesuaian
yang salah
§ Ketidak
matangan
d. Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah, diantaranya:
§ Kurang
menaruh minat terhadap pekerjaan sekolah
§ Banyak
aktivitas yang tidak menunjang pekerjaan sekolah
§ Kurang
berani dan gagal dalam berusaha memusatkan perhatian
§ Kurang
kooperatif dan menghindari tanggung jawab
§ Malas
dan tidak bersemangat untuk belajar
§ Sering
bolos atau tidak mengikuti pelajaran
2. Faktor
eksternal
a. Lingkungan
keluarga,meliputi :
§ Hubungan
dengan orang tua
§ Hubungan
dengan sesama anggota keluarga
§ Keadaan
ekonomi keluarga
§ Perhatian
orang tua terhadap anak
§ Tuntutan
dan aspirasi keluarga
b. Lingkungan
sekolah, meliputi:
§ Keadaan
fisik lingkungan sekolah
§ Sarana
dan fasilitas
§ Hubungan
dengan guru dan murid
c. Lingkungan
masyarakat, meliputi:
§ Nilai
dan norma yang berlaku dalam masyarakat
§ Peran
media massa
§ Pergaulan
siswa dalam masyarakat
4.
Memperkirakan
bantuan yang akan diberikan
Untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar, menurut Koesroes Parto Wisasto
(1982:24) ada tiga langkah yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Menentukan
teknik yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah siswa
b. Menentukan
teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana keberhasilan
pemecahan yang dicapai
c.
Hasil penelitian
5.
Menetapkan
kemungkinan bantuan
Bantuan yang dapat
diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar berupa :
a. Materi
Yaitu
dengan memberikan pengajaran perbaikan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan
pengajaran perbaikan ini, yaitu:
·
Lama pengajaran
perbaikan
·
Pokok bahasan yang
diberikan
b. Non-materi
·
Layanan informasi
·
Layanan konseling
perorangan
·
Layanan penguasaan
kontens
BAB
III
PELAKSANAAN
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN PERBAIKAN
DI
SD NEGERI 13 PURUS PADANG
A.
Gambaran
Umum Tempat Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar
Pelaksanaan
kegiatan ini diawali dengan menentukan sekolah mana yang akan dipilih untuk
pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar. Dalam menentukan sekolah mana yang
akan dipilih untuk pelaksanaan diagnosis
kesulitan belajar ini, ada beberapa pertimbangan bagi penulis. Pertama,
sekolah tersebut memiliki siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata dan
membutuhkan bantuan untuk memperbaiki hasil belajar tersebut. Kedua, adanya
kesedian dari kepala sekolah dan wali kelas untuk menerima penulis dalam
melaksanakan diagnosis kesulitan belajar ini. Ketiga, sekolah tersebut tidak
terlalu jauh dari tempat tinggal penulis, karena jika tempat tinggal penulis,
karena kalau sekolah terlalu jauh
tentunya penulis akan mengalami kesulitan dalam mengenali siswa yang
akan menjadi kasus bagi penulis pada nantinya. Adanya kesediaan dari kepala
sekolah dan wali kelas untuk menerima penulis dalam melaksanakan diagnosis
kesulitan belajar ini.
Setelah
mempertimbangkan hal-hal diatas,
akhirnya penulis menetapkan SDN 13 Purus Atas sebagai sekolah untuk
melaksanakan diagnosis kesulitan belajar. Sebagai langkah awal penulis menemui
kepala sekolah SD tersebut untuk meminta izin dan mengemukakan tujuan pelaksanaan diagnostic kegiatan
belajar dan pengajaran perbaikan ini, dengan menyerahkan surat keterangan yang
telah ditangani oleh ketua jurusan Bimbingan dan Konseling.
Pada
kesempatan ini penulis dapat bertemu langsung dengan kepala sekolahnya, dan
menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar
tersebut. Akhirnya kehadiran penulis untuk melaksanakan kegiatan ini terima
secara positif oleh kepala sekolah yang sangat mendukung sekali terhadap
kegiatan yang akan penulis lakukan tersebut.
Kepala
sekolah menetepkan penulis untuk melaksanakan kegiatan diagnosis pada kelas V,
kemudian kepala sekolah memperkenalkan wali kelas V kepada penulis. Maka penulis secara lansung
menyatakan tentang keaadaan siswa kelas V dan menyatakan siswa yang menjadi
kasus penulis dengan syarat-syarat yang telah penulis sampaikan sebelumnya,
diantaranya mempunyai nilai di bawah rata-rata, dan siswa tersebut masih memungkinkan
untuk dibantu. Selanjutnya penulis juga menyatakan mengenai mata pelajaran apa
yang sesuai penulis tetapkan untuk memberikan bantuan kepada siswa pada
nantinya.
Akhirnya
wali kelas V menetapkan 2 orang siswa yang akan menjadi kasus penulis. Mereka adalah
Vicky Facrezy dan Utari Oktavia. Mereka adalah siswa kelas lima yang sering
memperoleh nilai yang kurang memuaskan dan masih memungkinkan untuk dibantu.
Dari informasi dan keterengan dari wali kelas V, dapat penulis simpulkan bahwa
siswa ini memiliki kesulitan pada mata pelajaran matematika dan IPS. Oleh
karena itu, wali kelas menetapkan mata pelajaran matematika dan IPS untuk
dijadikan kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan pengaran perbaikan. Dengan
harapan siswa dapat memperoleh pemahamannya yang lebih luas lagi diluar
kegiatan pembelajaran di kelas.
Penulis
menyetujui pendapat yang disampaikan oleh wali kelas V dan menerima kedua siswa tersebut sebagian kasus bagi penulis
yang butuh untuk dibantu. Kemudian penulis meminjam silabus untuk kedua mata
pelajaran tersebut. Penulis juga meminjam rapor siswa sewaktu duduk dikelas IV
yang akan penulis jadikan acuan. Selain itu penulis meminjam daftar nilai harian
siswa dikelas lima. Disamping itu juga meminjam daftar absensi siswa untuk
melihat kehadiran siswa dalam kelas terutama siswa yang menjadi kasus penulis.
B.
Penerapan
Lagkah-langkah diagnosis
1.
Identifikasi
kasus
Langkah pertama
dari kegiatan diagnosis adalah mengidentifikasi atau menemukenali siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Membuat
chart nilai dalam mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan social yang
mendapat nilai dibawah rata dan hanya mencapai standar saja, dari profil chart
tersebut ditemukan beberapa orang siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata
atau hanya mencukupi standar saja.
b. Setelah
menganalisis nilai tersebut ternyata ada beberapa orang siswa tersebut yang
memperoleh nilai lebih rendah dari pada kedua siswa yang telah ditetapkan oleh
wali tersebut. Namun, dari keterangan wali kelas siswa tersebut sudah siswa
yang nilainya lebih rendah tadi sudah pernah tinggal kelas dan ada yang tidak
mungkin bisa dibantu lagi. Oleh karena itu, wali kelas tetap meminta penulis
untuk menjadikan kedua siswa yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai kasus
bagi penulis adalah sebagai berikut:
1.Nama : Vicky fachrezi D
Pangilan :
Vicky
TTL :
Padang, 7 Febuari 2000
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke
: 2 dari 3 Bersaudara
Alamat :
Jln Veteran nomor 81
2. nama : Utari Oktavia
Pangilan :
Tari
TTL :
Padang, 30 Oktober 1998
Jenis kelamin : perempuan
Anak ke
: 2 dari 3 bersaudara
Alamat :
Jln Purus III
3.
Selanjutnya penulis diizinkan oleh wali kelas untuk masuk ke dalam kelas dan
melakukan pendekatan dengan siswa tersebut. Pada awalnya, penulis
memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud kegiatan diagnosis kesulitan
belajar yang akan penulis laksanakan. Kemudian, penulis mencoba melakukan
pendekatan kepada semua siswa kelas V tersebut terutama kepada kedua siswa yang
telah ditetapkan oleh wali kelas. Menurut wali kelas selain anak ini
membutuhkan bantuan juga karena gempa yang membuat pelajaran mereka semakin
tertinggal.
4.
Kemudian penulis mendatangi rumah kasus dan menemui orang tua kasus untuk
memberitahukan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan diagnogsis belajar
tersebut. Kedua orangtua murid menanggapi dengan positif dan mendukung
pelaksanaan kegiatan yang akan penulis laksanakan. Tetapi orang tua meminta
belajarnya disekolah saja karena salah satu rumah dari siswa itu tidak
memungkinkan dilaksanakan proses bimbingan. Tetapi untuk siswa yang satunya
lagi sekolah adalah rumahnya karena orang tuanya bekerja sebagai penjaga
sekolah dan mempunyai kantin disana. Tapi untuk pertama kalinya orang tua siswa
memberikan izin untuk melakukan kegiatan belajar dirumah sehingga penulis dapat
mengobservasi bagaimana keadaan siswa dirumah,
dan kebetulan rumah siswa tidak jauh dari sekolah siswa.
2.
Lokasi
Letak dan jenis kesulitan Belajar
Untuk
menemukan letak dan jenis kesulitan belajar siswa dilakukan dengan memberikan
tes diagnostic kepada siswa yang bersangkutan. Soal-soal yang diberikan dalam
tes diagnostic kepada siswa yang bersangkutan. Soal-soal yang diberikan dalam
tes tersebut diambil berdasarkan silabus dan serta buku sumber yang dipergunakan serta Lembar
kerja siswa yang dimiliki siswa yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar
baik untuk buku matematika maupun buku IPS, materi tes diagnostic kini dapat
dilihat pada distribusi soal. Setelah tes diagnostic tersebut diperiksa, lalu
dibuatlah peta penguasaan materi sejauh mana pemahaman siswa terhadap
masing-masing pokok bahasan yang telah diberikan guru bidang studi untuk masing-masing
mata pelajaran. Adapun letak dan jenis kesulitan belajar siswa adalah sebagai
berikut :
1. Vicky
Fachrezy
Letak dan jenis
kesulitan pada mata pelajaran :
a. Matematika
·
Perkalian ratusan deret
kebawah
·
Pembagian ratusan deret
kebawah
·
Operasi hitungan
bilangan bulat dalam :
ü Menentukan
hasil penjumlahan bilangan bulat negative
ü Menentukan
hasil pengurangan bilangan bulat negative
ü Menentukan
hasil perkalian bilangan bulat negative
ü Menentukan
hasil pembagian bilangan bulat negative
·
Melakukan operasi
hitung satuan waktu, yakni ; melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan
waktu seperti jam, hari, abad, dll.
·
Melakukan pengukuran
sudut, yakni:
ü Menentukan
sudut dari jarum jam
ü Menentukan
besar sudut dengan menggunakan busur derajat dan menaksirkan besar suatu sudut.
·
Mengenal satuan jarak
dan kecepatan, yaitu :
ü Menentukan
satuan, jarak, waktu, dan kecepatan diketahui.
ü Menentukan
kecepatan jika jarak dan waktu diketahui.
ü Menentukan
waktu jika jarak dan kecepatan diketahui.
ü Menentukan
waktu keberangkatan dan waktu tiba.
·
Menghitung volume kubus
dan balok, yaitu :
ü Menggunakan
rumus untuk menentukan volume kubus dan balok
ü Menemukan
rumus panjang, lebar dan tinggi pada balok juga rusuk pada kubus jika ada yang
sudah diketahui kubus untuk mencari panjang rusuk-rusuknya.
·
Menghitung akar kuadrat
bilangan dengan cara pembagian pangkat dari akarnya.
b. IPS
·
Mengenal makna
peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di
Indonesia.
·
Mengenal keragaman
kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/ globe dan media
lainnya :
ü Menyebutkan
nama-nama danau, sungai, dan gunung berapi di Indonesia serta letaknya.
ü Menjelaskan peta pembagian daerah waktu di Indonesia.
·
Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
2. Utari
Oktavia
Letak dan jenis
kesulitan pada mata pelajaran :
c. Matematika
·
Operasi hitungan
bilangan bulat dalam :
ü Menentukan
hasil penjumlahan bilangan bulat negative
ü Menentukan
hasil pengurangan bilangan bulat negative
ü Menentukan
hasil perkalian bilangan bulat negative
ü Menentukan
hasil pembagian bilangan bulat negative
·
Melakukan operasi
hitung satuan waktu, yakni ; melakukan operasi hitung yang melibatkan satuan
waktu seperti jam, hari, abad, dll.
·
Melakukan pengukuran
sudut, yakni:
ü Menentukan
sudut dari jarum jam
ü Menentukan
besar sudut dengan menggunakan busur derajat dan menaksirkan besar suatu sudut.
·
Mengenal satuan jarak
dan kecepatan, yaitu :
ü Menentukan
satuan, jarak, waktu, dan kecepatan diketahui.
ü Menentukan
kecepatan jika jarak dan waktu diketahui.
ü Menentukan
waktu jika jarak dan kecepatan diketahui.
ü Menentukan
waktu keberangkatan dan waktu tiba.
·
Menghitung volume kubus
dan balok, yaitu :
ü Menggunakan
rumus untuk menentukan volume kubus dan balok
ü Menemukan
rumus panjang, lebar dan tinggi pada balok juga rusuk pada kubus jika ada yang
sudah diketahui kubus untuk mencari panjang rusuk-rusuknya.
·
Menghitung akar kuadrat
bilangan dengan cara pembagian pangkat dari akarnya.
d. IPS
·
Mengenal makna
peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di
Indonesia.
·
Mengenal keragaman
kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia
dengan menggunakan peta/ atlas/ globe
dan media lainnya :
ü Menyebutkan
nama-nama danau, sungai, dan gunung berapi di Indonesia serta letaknya.
ü Menjelaskan peta pembagian daerah waktu di Indonesia.
·
Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
3.
Identifikasi
factor penyebab kesulitan dalam belajar
Mencari factor
kesulitan belajar digunakan beberapa instrument yaitu :
1. AUM SD
2. Wawancara
:
·
Dengan orang tua
·
Dengan siswa
·
Dengan guru kelas
3. Angket (kuesioner)
·
Angket siswa
·
Angket orang tua
·
Angket wali kelas
4. Sosiometri
5. Observasi
·
Observasi kegiatan
belajar siswa dalam kelas
·
Observasi keadaan siswa
dirumah
·
Observasi kegiatan
pembelajaran guru dikelas
Dari beberapa instrument yang
digunakan, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
siswa, yaitu sebagai berikut :
1. Vicky
fachrezy
a. Pedoman
wawancara dengan siswa
ü Kalau
membuat PR asal jadi tidak dicari dalam buku padahal dibuku ada.
ü Sering
belajar sendiri dirumah
ü Siswa
jarang meminta bantuan atau petunjuk pada orang tua apabila ada PR yang tidak ia
mengerti
ü Siswa
jarang bertanya tentang pelajaran yang tidak ia mengerti kepada gurunya.
ü Sering
diganggu oleh adiknya dirumah.
ü Siswa
jarang mengulang pelajarannya dirumah.
ü Sering
diganggu teman dikelasnya ketika belajar.
ü Takut
dimarahi oleh orang tua kalau mendapat nilai merah sehingga pada latihannya
sering merobekkan latihannya yang dapat nilai merah.
ü Pelajaran
banyak yang tertinggal karena gempa.
b. Pedoman
wawancara dengan orang tua
ü Dirumah
sering belajar sendiri
ü Dirumah
belajar sering diganggu oleh adiknya.
c. Pedoman
wawancara dengan guru kelas
ü PR
yang dibuat sering dibuat asal-asalan
ü Sering
tidak tau jawabannya ketika ditanyai oleh guru
ü Sering
diganggu temannya dikelas sehingga ia berbalik mengganggu temannya dikelas dan
terjadi sedikit perkelahian kecil yang menyebabkan konsentrasi belajar kurang.
d. Angket
Orang tua
ü Orang
tua kurang membimbing siswa dalam belajar
ü Sering
membantu orang tua.
ü Menderita
penyakit amandel.
e. Angket
Guru kelas
ü Kurang
berpartisipasi di dalam kelas
ü Sering
salah menjawab pertanyaan yang diberikan
ü Tugas-tugas
kurang dikerjakan dengan baik
ü Prestasi
belajar termasuk kurang
f. Sosiometri
Termasuk
anak yang digemari dan bukan terisolir, menurut alasan teman-temanyang memilih
Vicky, Vicky adalah anak yang baik dan enak diajak berteman. Tetapi dalam
belajar vicky bukan termasuk anak yang digemari ini dapat dilihat dari data
sosiogram bahwa tidak ada yang memilih Vicky untuk belajar.
g. Pedoman
observasi dengan siswa didalam kelas
ü Belum
menguasai materi
ü Kurang
bertanya jika tidak mengerti
ü Mengerjakan
PR asal-asalan
ü Sering
bercanda didalam kelas
h. Pedoman
Observasi dengan siswa di rumah
ü Sering
diganggu adik ketika belajar
ü Kurang
kreatif mengerjakan tugas
ü Tidak
adanya bimbingan dari orang tua
ü Kurangdimotivasi
oleh orang tuanya.
2. Utari
Oktavia
a. Pedoman
wawancara dengan siswa
ü Belajar
bukan dikamar sendiri
ü Suasana
rumah yang kurang nyaman
ü Kurang
menyukai salahsatu teman
ü Menghapal
rumus matematika sangat sulit
ü Kurang
mau bertanya pada guru dan teman
ü Peljaran
banyak tertinggal Karena gempa
b. Pedoman
wawancara dengan orang tua
ü Kurang
memberikan perhatian kepada anaknya
ü Kurang
mendapat bimbingan belajar dari orang tuanya.
ü Orang
tua mudah menyerah dengan kemampuan anaknya.
c. Pedoman
wawancara dengan guru kelas
ü Tari
anaknya pendiam
ü Mempunyai
kebiasaan belajar yang kurang baik
ü Memerlukan
bantuan dalam belajar
d. Angket
guru kelas
ü Kurang
berpartisipasi didalam kelas
ü Sering
gugup
ü Tidak
pernah bertanya kalau ada yang tidak ia mengeti
ü Tugas
kurang dikerjakan dengan baik
ü kurang
berprestasi dibidang akademik.
e. Angket
orang tua
ü Kurang
membantu anak dalam belajar
ü Anak
tidak berprestasi dibidang akademik
ü Suka
demam
f. Pedoman
observasi dengan siswa didalam kelas
ü Belum
menguasai materi pelajaran
ü Kurang
bertanya apabila tidak mengerti dengan
pelajaran
ü Mengerjakan
PR asal-asalan
g. Pedoman
Observasi dengan siswa di rumah
ü Kurang
bersungguh-sungguh dalam membuat PR
ü Kurang
mendapat bimbingan dari orang tua
ü Perhatian
kurang dari orang tua
ü Motivasi
yang kurang dari orang tua
h. Sosiometri
Tari
juga bukan siswa yang terisolir dan cukup digemari oleh teman-temannya. Menurut
alasan teman-temanyang memilih Tari, Tari adalah anak yang baik dan enak diajak
berteman. Tetapi dalam belajar Utari
bukan termasuk anak yang digemari ini dapat dilihat dari data sosiogram
bahwa tidak ada yang memilih Vicky untuk belajar.
4.
Memperkirakan
bantuan yang diberikan
Setelah
didentifikasi factor penyebab letak kesulitan belajar siswa, maka dapat
ditentukan perkiraan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, diantaranya :
a. Materi
Yaitu dengan
melakukan pengajaran perbaikan satu kali atau dua kali dalam seminggu untuk
kedua materi pelajaran baik matematika maupun IPS yaitu berupa:
Ø Mengajarkan
kembali materi yang belum dimengerti atau dikuasai oleh siswa.
Ø Memberikan
latihan kepada siswa mengenai latihan kepada siswa mengenai materi yang telah
diajarkan.
b. Non
Materi
Memberikan
informasi kepada :
Ø Siswa
: tentang bagaimana cara belajar yang baik, tentang bagaimana pentingnya
mengulang pelajaran dirumah, bagaimana pentingnya membaca buku karena semua
jawaban atas tugas dan PR yang diberikan oleh guru ada didalam buku, tentang pentingnya
keseriusan belajar didalam kelas, serta yang paling penting adalah rajin
beribadah kepada Allah SWT, karena kunci keberhasilan itu adalah berusaha,
berdoa, dan bertawakal. Selain itu memberikan memberikan motivasi/ penguatan
kepada siswa tentang kemampuan yang dimilikinya sudah bagus, hanya saja perlu
latihan dan belajar dengan teratur, sehingga anak menjadi bersemangat dalam
belajar.
Ø Orang
tua : Menginformasikan mengenai pentingnya meningkatkan perhatian terhadap
belajar anak dan memberikan informasi bahwa orang tua sangat berperan penting
bagi perkembangan anak dalam belajar, karena pendidikan yang pertama dan yang
paling utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga. Selian itu juga memberikan
pemahaman kepada orang tua mengenai cara menyikapi anak dalam upaya
meningkatkan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
Ø Guru
Kelas : memberikan informasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
5.
Pelaksanaan
bantuan
Bantuan yang
telah diberikan adalah :
a. Kepada
siswa
Ø Melakukan
pengajaran perbaikan dengan mengajarkan kembali materi yang kurang/tidak
dipahami oleh kedua siswa.
Ø Memberikan
latihan kepada siswa mengenai materi yang telah diajarkan kembali. Penulis telah
membuat RPP (Rancangan pelaksanaan pembelajaran) mengenai materi yang telah
diajarkan tersebut.
Ø Memberikan
informasi kepada siswa tentang bagaimana cara yang baik seperti waktu belajar
yang efektif.
Ø Memberikan
informasi mengenai pentingnya mengulang pelajaran dirumah agar materi yang
diterangkan oleh guru dapat diserap dan di ingat selalu.
Ø Memberikan
informasi kepada siswa tentang betapa pentingnnya membaca buku pelajaran,
karena semua yang diajarkan oleh guru, baik dalam bentuk diterangkan, tugas,
dan PR ada didalam buku tersebut.
Ø Memberikan
layanan perseorangan kepada siswa tentang menerima hasil belajar sendiri tanpa
adanya rasa ketakutan.
Ø Memberikan
informasi kepada siswa akan pentingnya belajar dengan serius di dalam kelas
agar materi yang diberikan oleh guru dapat diserap dengan baik.
Ø Memberikan
informasi kepada siswa tentang pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT,
agar selalu berusaha dan berdo’a.
Ø Memberikan
motivasi dan dorongan kepada anak dalam belajar, serta penguatan tentang
potensi yang dimiliki oleh anak tersebut sudah bagus, namun harus lebih banyak
lagi latihan dan belajar yang teratur.
b. Kepada
orang tua siswa
Ø Agar
lebih mengontrol lagi anaknya dalam belajar dan selalu mengingatkan anak untuk
belajar dengan teratur dirumah
Ø Memberikan
motivasi dan dorongan kepada anak agar anak selalu bersemangat dalam belajar
karena sebenarnya anak ini memiliki kemampuan dan motivasi yang bagus apabila
dia diberikan semangat, dukungan, dan sokongan terutama dari orang tuannya.
Ø Memeriksa
latihan dan PR yang diberikan oleh guru si anak secara teratur, agar orang tua
dapat mengetahui dan melihat dimana kemampuan anaknya yang kurang dan anaknya pun
merasa lebih diperhatikan oleh orangtuanya.
Ø Agar
dapat menciptakan suasana yang tenang dalam belajar. Dalam pelaksanaan
pemberian layanan informasi ini penulis telah membuat satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) kunjugan rumah.
c. Kepada
guru kelas
Ø Memberikan
informasi tentang letak kesulitan
belajar siswa yaitu pada pokok materi mana siswa mengalami kesulitan dalam
belajar
6.
Evaluasi
dan Tindak lanjut
a. Evaluasi
·
Siswa : setelah
diberikan pengajaran perbaikan dan informasi tentang bagaimana belajar yang
baik, anak mulai memperhatikan pelajaran yang diajarkan dan mulai mengerjakan
tugas dengan benar.
·
Orang tua : orang tua
mulai mengubah sikap pada anaknya lebih mengontrol dan memperhatikan anaknya terutama
dalam belajar.
·
Guru kelas : guru kelas
lebih memperhatikan siswa dalam belajar dengan memberikan penjelasan ketempat
duduk siswa ketika siswa tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan.
b. Tindak
lanjut
·
Kepada siswa :
memberikan penguatan positif berupa
semangat dan dukungan terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
·
Kepada Orangtua : orang
tua sudah lebih memperhatikan kebutuhan belajar anaknya, seperti menyuruh anak
belajar dengan teratur setiap hari dan lebih memberikan motivasi kepada anaknya
agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
·
Kepada wali kelas :
wali kelas diharapkan lebih memperhatikan kedua siswanya ini dalam belajar
sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini dapat memberikan dampak positif bagi
kemajuan belajar siswa, sehingga segala bentuk kesulitan belajar pada siswa
dapat terentaskan dengan baik dan kegiatan belajar mengajar menjadi lancar dan
dapat lebih baik lagi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa secara
optimal. Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas dapat dinyatakan
bahwa diagnosis kesulitan belajar merupakan memerlukan perencanaan yang matang, yang memerlukan waktu dan tenaga. Oleh karena itu diagnosis kesulitan belajar
siswa hendaknya menjadi bagian dari program kerja lembaga pendidikan. Bila hal
ini dapat terlaksana dengan baik niscaya kesulitan-kesulitan belajar siswa dapat dicegah dan diatasi.
B.
Saran-saran
Melaui
laporan ini dapat diperoleh manfaat bahwa sebagai seorang calon guru, tidak
hanya mengetahui kesulitan belajar siswa
tersebut sehingga guru dapat memahami
pula bagaimana sesungguhnya kesulitan belajar pada siswa yang
bersangkutan sedetil mungkin yang menyebabkan
siswa menjadi kesulitan dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abin
Syamsudin. 2000. Psikologi Pendidikan.
Bandung. PT. Remaja Risdakarya.
Cece
Wijaya. 2007. Pendidikan Remedial. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
Hasan.
Chalijah. 1994. Dimensi-dimensi Psikologi
Pendidikan. Surabaya; Al-ikhlas
Mahmud
Dimayanti. 1984. Psikologi Suatu
Pengantar. Jakrta; Dikti
Mulyono.
2003. Pendidikan Bagi anak yang berkesulitan dalam belajar. Jakarta; Rineka
Cipta
R.
Thahwi. 1993. Kamus bimbingan dan
konseling. Jakarta; Ekonomi Student Group.
Syahril
dan Riska Ahmad. 1987. LayananBimbingan
Belajar. Padang; FIP UNP
Sumadi
Suryabrata. 1985. Psikologi Pendidikan.
Jakarta; PT. Raja gravindo Persada.
makasih sngt menbantu tugas ane
BalasHapusSama-sama semoga bermanfaat
BalasHapusmakasih kak... tugas ny sangat membantu... :)
BalasHapus