Selasa, 19 November 2013

Laporan penyelenggaraan bimbingan kelompok

LAPORAN
PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KELOMPOK
I.                   Identitas
1.      Pemimpin kelompok               : Puji Gusri Handayani, S. Pd
2.      Hari / tanggal                          : Rabu, 10 April 2013
3.      Sasaran Layanan                     : Siswa-siswa kelas VIII B
4.      Jumlah peserta didik               : 9 orang
5.      Tempat                                    : Ruang  kelas IX C

II.                Tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok
A.    Tahap  Pembentukan
1.      Menerima dengan tangan terbuka, dengan senyuman, hangat, luwes kepada anggota kelompok sehingga anggota merasa senang dan diterima ketika akan melaksanakan  bimbingan kelompok. 
2.      Mengucapkan salam dan terima kasih
3.      Mengungkapkan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok
4.      Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok
5.      Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri`
6.      Permainan penghangatan /pengakraban

B.     Tahap peralihan
Sebelum memasuki tahap kegiatan maka pimpinan kelompok kembali:
1.      Bertanya tentang kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan bimbingan kelompok
2.      Mengenali suasana bimbingan kelompok

C.    Tahap kegiatan
A.    Pada tahap ini kegiatan di awal adalah pemimpin kelompok mengemukakan topik tugas yakni topik yang telah disiapkan oleh pemimpin kelmpok  “Dampak  negatif media elektronik terhadap  perkembangan remaja”.
1.   Pemimpin kelompok menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok. Dalam hal ini terjadi tanya jawab antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok.
2.   Dalam kegiatan pembahasan topik melalui pimpinan kelompok anggota kelompok membahas
a.      Analisis Peristiwa
Pada saat adalah zaman teknologi, semua orang dalam kesehariannya tidak terlepas dari pengaruh teknlogi terutama HP dan komputer. Begitu juga dengan remaja dengan perkembangan zaman remaja semakin mudah mengakses apapu dari sebuah teknologi. Namun tidak semua memanfaatkan teknologi sebaik mungkin. Banyak remaja yang menyalah gunakan teknologi, sebagai contoh menyalahgunakan HP dengan tidak tidak menggunakankan dengan sebaik-baik, begitu juga dengan menyalahkan fasilitas komputer seperti penyalahguanaan internet untuk hal yang tidak pantas. Contoh tindakan remaja yang menyalahgunakan teknologi, seperti media elektronik adalah :
1)      Remaja sering menyalah gunakan HP, seperti sebagai media menyontek, menipu, mengganggu aktivitas belajar.
2)      Menggunakakan fasilitas internet untuk melihat yang tidak pantas mereka lihat
3)      Remaja yang masih remaja sekarang sudah sering bertindak seperti orang dewasa, sudah melakukan hal-hal yang orang dewasa lakukan.
4)      Banyaknya penyimpangan seksual yang terjadi dikalangan remaja.
5)      Remaja yang ingin menang sendiri karena sedang mencari jati dirinya.
b.      Analisis Sebab
Saat mengungkapkan sebab terungkaplah beberapa penyebab terjadinya peristiwa diatas oleh anggota kelompok, diantanya :
1)      Pada umumnya remaja seperti itu di karenakan kurangnya perhatian orang tua ketika masih balita/bayi/ kecil.
2)      Salah asuh orang tua di karenakan kurangnya wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) orang tua mengenai perkembangan psikolagi anak usaia dini.
3)      Keegoisan orang tua ayah dan ibu yang bercerai yang berdampak terhadap perkembangan psikologis anak.
4)      Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga sering mengabaikan anak.
5)      Orang tua sering menjadikan anak sebagai objek pelampiasan.
c.       Analisis Akibat
Dari sebab dan peristiwa yang terjadi dan diuraikan di atas maka munculah akibat-akibat yang bersifat negatif yang utamanya terjadi pada anak setelah menjadi remaja dan dewasa. Dari anggota kelompok terungkaplah:
1)      Terjadinya kenakalan-kenakalan remaja, seperti merokok, seks bebas, tawuran, lari dari rumah, dan lain-lain.
2)      Anak tidak mampu mengendalikan emosi
3)      Tidak bisa mengendalikan diri

d.      Analisis Solusi
Menyikapi berbagai masalah, sebab, dan akibat yang ditimbulkan peran orang tua terhadap perkembangan psikis anak seperti yang diuraikan di atas maka ini menjadi sebuah tanggung jawab besar bagi para calon orang tua maupun orang tua. Butuh pemahaman yang banyak untuk bisa berperan aktif dalam mengikuti perkembangan anak terutama perkembangan psikis anak. Dalam hal ini anggota kelompok dapat menyebutkan solusi-solusinya. Langkah-langkah konkrit yang perlu diambil adalah :
1)      Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar anak tidak tertekan.
2)      Mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup pergaulan yang benar.
3)      Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya. Hal ini disebabkan orang tua khususnya, dalam ruang lingkup keluarga merupakan media awal dari satu proses sosialisasi, sehingga dalam proses sosialisasi tersebut orang tua mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia baik-baik.
e.       Penegasan Komiten
Dari pembahasan di atas akhirnya para anggota kelompok masing-masing berkomitmen untuk:
-          Setelah layanan ini segera merumuskan baperan orang tua terhadap perkembangan psikis anak.
-          Rumusan fakta dan konsep yang telah dibahas disampaikan kepada para orang tua dan calon orang tua.
-          Dalam praktik di kehipan berkeluarga dan sehari-hari di rumah orang tua  berusaha dan wajib menjadi model bagi anak-anaknya.

3.      Tahap Pengakhiran
1.      Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan diakhiri.
2.      Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing anggota kelompok. Secara umum dapat disimpulkan anggota kelompok merasa wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap terhadap materi yang dibahas bertambah dan berjanji/berkomitmen untuk melakukan hal-hal yang positif yang mendukung disiplin sekolah.
3.      Membahas kegiatan lanjutan, dalam hal ini anggota kelompok sepakat untuk mengadakan kegiatan yang sama pada minggu selanjutnya namun waktu dan tempat belum bisa dipastikan sebab terbentur dengan hari libur.
4.      Pesan atau tanggapan anggota kelompok terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Secara umum anggota kelompok merasa senang dengan kegiatan bimbingan kelompok karena bisa memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat seperti kegiatan bimbingan kelompok.
5.      Pemimpin kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada anggota kelompok karena ikut berperan aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok.
6.      Kemudian sebelum mengakhiri kegiatan pimpinan kelompok kembali mengajak dan memimpin anggota kelompok untuk berdoa dan bersyukur karena kegiatan berjalan dengan lancar.
7.      Bersalam-salaman kegiatan diakhiri.




I.             HASIL/ KESIMPULAN
Secara umum dinamika kelompok yang terjadi dalam kegiatan kelompok berjalan sangat dinamis dan kondusif, melalui topik yang dibahas anggota kelompok aktif dalam mengemukakan pendapat dan pengetahuannya. Sehingga tujuan pengembangan potensi diri anggota melalui dinamika kelompok sudah dan telah mengarah kepada hal yang mendukung pengembangan dan peningkatan potensi diri anggota kelompok.

Kaitan Bimbingan kelompok dengan pendidikan
Kaitan Bimbingan kelompok  dengan pendidikan dapat dilihat dari:
a. Dengan sadar dan terencana
Usaha yang di lakukan oleh konselor adalah usaha yang sadar, karena untuk melakukan bimbingan kelompok  konselor harus sehat secara lahir dan batin itu berarti melaksanakan kegiatan ini secara sadar. Dan kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan terencana, ini dapat dibuktikan dengan dalam hubungan awal konselor merencanakan bimbingan kelompok, konselor usaha konselor yang telah terencana adalah anggota yang di bagi yang terdiri dari 9 orang. Itulah bentuk kegiatan bimbingan kelompok  yang terencana.

b.Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Bimbingan kelompok  ini bertujuan untuk membentuk suasana belajar dan proses pembelajaran. Dalam proses konseling terdapat suasana belajar yakni terdapat situasi pendidikan disana, ada pendidik (konselor), peserta (klien), tujuan pendidikan, materi pembelajaran (materi layanan), dan proses pemebelajaran (proses kegiatan bimbingan kelompok).

c. Agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Proses  bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan juga bertujan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh klien (siswa). Mengembangkan potensi yang dimiliki klien untuk bisa mandiri dalam penanganan KES-T menuju KES.

d.                                                                                       Untuk dimilikinya oleh peserta didik enam fokus  pembinaan, yaitu berkenaan dengan:
1)      kekuatan spiritual keagamaan
disini konselor memasukan nilai-nilai keagamaan dalam konseling.
2)      pengendalian diri
konselor membuat klien mampu agar menjadi pribadi yang mampu mengendalikan diri, khususnya mampu mengendalikan diri dalam kehidupan sosialnya.
3)      Kepribadian
Konselor membentuk prribadi klien menjadi pribadi yang tangguh dan tegar.
4)      Kecerdasan
Konselor mengarahkan klien agar bisa mengembangkan potensi kecerdasannya di bidang belajar
5)      Akhlak mulia
konselor mengarahkan klien agar selalu memiliki akhlak mulia dan mampu memaafkan lingkungan sosialnya kepadannya.
6)      Keterampilan
Konselor mengarahkan klien untuk aktif mengembangkan keterampilan yang ia punya khususnya keterampilan berkmunikasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar