LAPORAN
PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KELOMPOK
I.
Identitas
1. Pemimpin
kelompok : Puji Gusri
Handayani, S. Pd
2. Hari
/ tanggal : Rabu,
10 April 2013
3. Sasaran
Layanan : Siswa-siswa
kelas VIII B
4. Jumlah
peserta didik : 9 orang
5. Tempat : Ruang kelas IX C
II.
Tahap-tahap
pelaksanaan bimbingan kelompok
A.
Tahap Pembentukan
1. Menerima
dengan tangan terbuka, dengan senyuman, hangat, luwes kepada anggota kelompok
sehingga anggota merasa senang dan diterima ketika akan melaksanakan bimbingan kelompok.
2. Mengucapkan
salam dan terima kasih
3. Mengungkapkan
pengertian dan tujuan bimbingan kelompok
4. Menjelaskan
cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok
5. Saling
memperkenalkan dan mengungkapkan diri`
6. Permainan
penghangatan /pengakraban
B.
Tahap
peralihan
Sebelum memasuki tahap kegiatan maka pimpinan kelompok
kembali:
1.
Bertanya
tentang kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan bimbingan kelompok
2.
Mengenali
suasana bimbingan kelompok
C.
Tahap
kegiatan
A. Pada
tahap ini kegiatan di awal adalah pemimpin kelompok mengemukakan topik tugas
yakni topik yang telah disiapkan oleh pemimpin kelmpok “Dampak negatif media elektronik terhadap perkembangan remaja”.
1. Pemimpin
kelompok menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok. Dalam
hal ini terjadi tanya jawab antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok.
2.
Dalam kegiatan pembahasan topik melalui pimpinan
kelompok anggota kelompok membahas
a.
Analisis
Peristiwa
Pada saat adalah
zaman teknologi, semua orang dalam kesehariannya tidak terlepas dari pengaruh
teknlogi terutama HP dan komputer. Begitu juga dengan remaja dengan
perkembangan zaman remaja semakin mudah mengakses apapu dari sebuah teknologi.
Namun tidak semua memanfaatkan teknologi sebaik mungkin. Banyak remaja yang
menyalah gunakan teknologi, sebagai contoh menyalahgunakan HP dengan tidak
tidak menggunakankan dengan sebaik-baik, begitu juga dengan menyalahkan
fasilitas komputer seperti penyalahguanaan internet untuk hal yang tidak
pantas. Contoh tindakan remaja yang menyalahgunakan teknologi, seperti media
elektronik adalah :
1) Remaja
sering menyalah gunakan HP, seperti sebagai media menyontek, menipu, mengganggu
aktivitas belajar.
2) Menggunakakan
fasilitas internet untuk melihat yang tidak pantas mereka lihat
3) Remaja
yang masih remaja sekarang sudah sering bertindak seperti orang dewasa, sudah
melakukan hal-hal yang orang dewasa lakukan.
4) Banyaknya
penyimpangan seksual yang terjadi dikalangan remaja.
5) Remaja
yang ingin menang sendiri karena sedang mencari jati dirinya.
b.
Analisis
Sebab
Saat
mengungkapkan sebab terungkaplah beberapa penyebab terjadinya peristiwa diatas
oleh anggota kelompok, diantanya :
1) Pada
umumnya remaja seperti itu di karenakan kurangnya perhatian orang tua ketika
masih balita/bayi/ kecil.
2) Salah
asuh orang tua di karenakan kurangnya wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap (WPKNS) orang tua mengenai perkembangan psikolagi anak usaia dini.
3) Keegoisan
orang tua ayah dan ibu yang bercerai yang berdampak terhadap perkembangan
psikologis anak.
4) Orang
tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga sering
mengabaikan anak.
5) Orang
tua sering menjadikan anak sebagai objek pelampiasan.
c.
Analisis
Akibat
Dari
sebab dan peristiwa yang terjadi dan diuraikan di atas maka munculah akibat-akibat
yang bersifat negatif yang utamanya terjadi pada anak setelah menjadi remaja
dan dewasa. Dari anggota kelompok terungkaplah:
1) Terjadinya
kenakalan-kenakalan remaja, seperti merokok, seks bebas, tawuran, lari dari
rumah, dan lain-lain.
2) Anak
tidak mampu mengendalikan emosi
3) Tidak
bisa mengendalikan diri
Menyikapi berbagai
masalah, sebab, dan akibat yang ditimbulkan peran orang tua terhadap
perkembangan psikis anak seperti yang diuraikan di atas maka ini menjadi sebuah
tanggung jawab besar bagi para calon orang tua maupun orang tua. Butuh
pemahaman yang banyak untuk bisa berperan aktif dalam mengikuti perkembangan
anak terutama perkembangan psikis anak. Dalam hal ini anggota kelompok dapat
menyebutkan solusi-solusinya. Langkah-langkah konkrit yang perlu diambil adalah
:
1)
Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar
anak tidak tertekan.
2)
Mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup
pergaulan yang benar.
3) Memberikan
contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya. Hal ini disebabkan
orang tua khususnya, dalam ruang lingkup keluarga merupakan media awal dari
satu proses sosialisasi, sehingga dalam proses sosialisasi tersebut orang tua
mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia
baik-baik.
e.
Penegasan
Komiten
Dari
pembahasan di atas akhirnya para anggota kelompok masing-masing berkomitmen
untuk:
-
Setelah layanan ini segera merumuskan
baperan orang tua terhadap perkembangan psikis anak.
-
Rumusan fakta dan konsep yang telah dibahas
disampaikan kepada para orang tua dan calon orang tua.
-
Dalam praktik di kehipan berkeluarga dan
sehari-hari di rumah orang tua berusaha dan
wajib menjadi model bagi anak-anaknya.
3. Tahap
Pengakhiran
1. Pemimpin
kelompok menjelaskan bahwa kegiatan akan diakhiri.
2.
Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapai masing-masing anggota kelompok. Secara umum dapat disimpulkan
anggota kelompok merasa wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap terhadap
materi yang dibahas bertambah dan berjanji/berkomitmen untuk melakukan hal-hal
yang positif yang mendukung disiplin sekolah.
3.
Membahas kegiatan lanjutan, dalam hal ini
anggota kelompok sepakat untuk mengadakan kegiatan yang sama pada minggu selanjutnya
namun waktu dan tempat belum bisa dipastikan sebab terbentur dengan hari libur.
4.
Pesan atau tanggapan anggota kelompok terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan. Secara umum anggota kelompok merasa senang dengan
kegiatan bimbingan kelompok karena bisa memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal
yang bermanfaat seperti kegiatan bimbingan kelompok.
5.
Pemimpin kelompok menyampaikan ucapan terimakasih
kepada anggota kelompok karena ikut berperan aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok.
6.
Kemudian sebelum mengakhiri kegiatan pimpinan
kelompok kembali mengajak dan memimpin anggota kelompok untuk berdoa dan bersyukur
karena kegiatan berjalan dengan lancar.
7.
Bersalam-salaman kegiatan diakhiri.
I.
HASIL/ KESIMPULAN
Secara umum dinamika
kelompok yang terjadi dalam kegiatan kelompok berjalan sangat dinamis dan kondusif,
melalui topik yang dibahas anggota kelompok aktif dalam mengemukakan pendapat dan
pengetahuannya. Sehingga tujuan pengembangan potensi diri anggota melalui dinamika
kelompok sudah dan telah mengarah kepada hal yang mendukung pengembangan dan peningkatan
potensi diri anggota kelompok.
Kaitan
Bimbingan kelompok dengan pendidikan
Kaitan Bimbingan kelompok dengan pendidikan dapat dilihat dari:
a. Dengan
sadar dan terencana
Usaha yang di lakukan oleh konselor adalah usaha
yang sadar, karena untuk melakukan bimbingan kelompok konselor harus sehat secara lahir dan batin itu
berarti melaksanakan kegiatan ini secara sadar. Dan kegiatan ini adalah
kegiatan yang dilaksanakan dengan terencana, ini dapat dibuktikan dengan dalam
hubungan awal konselor merencanakan bimbingan kelompok, konselor usaha konselor
yang telah terencana adalah anggota yang di bagi yang terdiri dari 9 orang.
Itulah bentuk kegiatan bimbingan kelompok yang terencana.
b.Untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Bimbingan kelompok ini bertujuan untuk membentuk suasana belajar
dan proses pembelajaran. Dalam proses konseling terdapat suasana belajar yakni
terdapat situasi pendidikan disana, ada pendidik (konselor), peserta (klien),
tujuan pendidikan, materi pembelajaran (materi layanan), dan proses
pemebelajaran (proses kegiatan bimbingan kelompok).
c. Agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Proses bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan
juga bertujan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh klien (siswa).
Mengembangkan potensi yang dimiliki klien untuk bisa mandiri dalam penanganan
KES-T menuju KES.
d.
Untuk dimilikinya oleh peserta didik
enam fokus pembinaan, yaitu berkenaan
dengan:
1) kekuatan
spiritual keagamaan
disini
konselor memasukan nilai-nilai keagamaan dalam konseling.
2) pengendalian
diri
konselor
membuat klien mampu agar menjadi pribadi yang mampu mengendalikan diri,
khususnya mampu mengendalikan diri dalam kehidupan sosialnya.
3) Kepribadian
Konselor
membentuk prribadi klien menjadi pribadi yang tangguh dan tegar.
4) Kecerdasan
Konselor
mengarahkan klien agar bisa mengembangkan potensi kecerdasannya di bidang
belajar
5) Akhlak
mulia
konselor
mengarahkan klien agar selalu memiliki akhlak mulia dan mampu memaafkan
lingkungan sosialnya kepadannya.
6) Keterampilan
Konselor
mengarahkan klien untuk aktif mengembangkan keterampilan yang ia punya
khususnya keterampilan berkmunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar