RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN
Nama Sekolah
|
: SMP Pembangunan Lab
UNP
|
Jenis Layanan
|
: Layanan Informasi
|
Bidang Bimbingan
|
: Pribadi, belajar, dan karir
|
Topik
|
: Mengenal potensi diri
|
Kelas
|
: VIII B
|
Semester
|
: II (Genap)
|
Alokasi Waktu
|
: 2 x 45 menit
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Menunjukan kemampuan belajar secara
mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
|
1.
Memahami tentang potensi diri dan
pengembangan untuk kegiatan- kegiatan kreatif dan produktif baik dalam
kehibupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
2.
Memahami tentang bakat, minat serta
penyalurannya dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif.
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Tujuan
Layanan
|
Kognitif
1.
Menjelaskan apa itu potensi diri
2.
Menjelaskan tentang bentuk-bentuk potensi
3.
Menjelaskan
bagaimana cara mengembangkan potensi diri baik secara intelektual dan
emosional
4.
Menjelaskan pengertian minat
5.
Siswa mampu menjelaskan tentang bakat
Psikomotor
Siswa mampu menyampaikan pendapat
secara sukarela
|
Kognitif
Melalui diskusi dan wawancara dengan
orang-orang yang sukses, siswa dapat:
1.
Menyebutkan pengertian potensi
diri
2.
Menjelaskan tentang bentuk-bentuk
potensi.
3.
Menjelaskan contoh bagaimana
mengembangkan potensi diri baik secara intelektual dan emosional
4.
Siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan pengertian minat.
5.
Siswa mampu menyebutkan dan
menjelaskan tentang bakat
Psikomotor
Melalui terampil berwawancara dengan
orang-orang tertentu.
|
Materi Layanan
Fakta
|
1. Setiap
manusia itu dilahirkan ke dunia itu mempunyai potensi, namun banyak yang
tidak mengetahuinya.
2. Pengetahuan
tentang potensi yang terbatas
3. Tidak
bisa mengembangkan potensi
4. Tidak
ada tempat pengembangan potensi
5. Tidak
ada yang mendukung potensi
|
Konsep
|
Potensi diri, potensi intelektual, potensi emosional, potensi
sosial, potensi spiritual, bakat, minat
|
Prinsip
|
1.
Potensi diri adalah kemampuan
atau kekuatan, yang bersifaf fisik maupun psikis
2.
Potensi intelektual adalah
kecerdasan atau intelegensi
3.
Potensi sosial adalah kecerdasan
sesorang dalam kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi sosial
4.
Potensi emosional adalah
kecerdasan dunia perasaan individu.
5.
Potensi spiritual adalah
kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dan zat Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan.
|
Prosedur
|
Format klasikal
|
Alokasi Waktu
Beban
Belajar
|
Waktu
|
Bentuk
Kegiatan
|
Tatap Muka
|
2 X 45
|
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi di
kelas
|
Kegiatan Mandiri
|
------------------------
|
Wawancara dan observasi
|
Pendekatan
layanan : Konseptual
Model
Pembelajaran : Small
Group Discussion dan case study
Metode
Layanan : tanya
jawab, diskusi, tugas
Kegiatan Layanan
Kegiatan
|
Waktu
|
Peralatan
Pendukung
|
Ket
|
A.
Kegiatan Awal
|
|||
1.
Mengucapkan salam
2.
Menanyakan kabar siswa
3.
Mengabsen siswa
4.
Apersepsi : menceritakan
kisah-kisah orang sukses.
|
10
Menit
|
Presensi siswa
|
|
B.
Kegiatan Inti
|
|||
Eksplorasi
· Pada
pertemuan sebelumnya guru BK telah menugasi siswa untuk mencari bahasn
tentang meningkatkan potensi diri melalui.
· Guru
BK menugasi siswa perkelompok (5 orang) untuk menyampaikan tentang kemampuan yang mereka miliki dengan
memberikan pertanyaan tentang pemahaman Anda apa itu potensi dan
bagian – bagiannya.
Tugas
I :
1.
Apa
itu potensi ?
2. Apa
itu intelegensi ? Sejauhmana intelegensi menjamin kesuksesan belajar /
kehidupan ?
3.
Sebutkan
unsur – unsur kecerdasan sosial ?
4. Apa
makna dan apa saja unsur – unsur EQ (Emotional Qoutient) ?
5. Bagaimana
hubungan IQ (Kecerdasan Rasional) dengan EQ (Kecerdasan Emosional) ?
6.
Apa
yang kalian ketahui tentang kecerdasan spiritual dan apa makna yang terkandung
dalam lagu TUHAN tersebut ?
· Guru
menugasi siswa untuk berdiskusi mengenai meningkatkan potensi diri.
· Guru
BK menugasi siswa untuk mewawancarai orang-orang sukses di sekeliling mereka.
· Guru
BK meminta siswa menceritakan hasil wawancara yang telah di lakukan.
Elaborasi
· Guru
BK menugasi siswa dengan tugas-tugas yang bisa dilaksanakan secara mandiri
· Guru
Bk membimbing siswa untuk secara cermat, mandiri, dan bertanggung jawab
menganalisa tentang apa yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan potensi
diri
· Guru
Bk menugasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengan apa yang
telah dituliskannya dan bagaimana usaha yang dilakukan
Konfirmasi
·
Guru Bk memberikan balikan-balikan
(penguatan) kepada siswa yang mampu merespon dengan baik.
·
Guru BK dan siswa menyimpulkan
hasil dari materi yang telah di berikan kepada siswa.
·
Guru BK memberikan penegasan dari
materi yang telah disampaikan, dan memberikan penegasan-penegasan dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah di jawab oleh siswa.
|
70 Menit
|
Laptop
Slide
Show
|
|
C.
Tahap Penutup
|
10 Menit
|
|
|
1. Guru
Bk memberikan tugas pada siswa dari sekarang untuk mengembangkan potensi diri
2. Guru
Bk menyampaikan rencana pertemuan yang akan datang
3. Guru
BK menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
|
Sumber Pembelajaran
1.
Alat/
media
-
Papan tulis
-
Alat tulis
-
Infocus
2.
Bahan
ajar
-
Modul
-
LKS
-
Buku penunjang
Penilaian
1. Penilaian Hasil
a. Laiseg
: Starategi BMB3 :
1) Berfikir
: apa yang ananda fikirkan setelah mengikuti materi bagaimana mengenal dan
mengekplorasi potensi diri?
2) Merasa
: bagaimana perasaan ananda setelah mendapatkan materi bagaimana mengenal dan
mengekploirasi potensi diri?
3) Bersikap
: bagaimana sikap ananda terhadap layanan dan materi yang telah dibahas?
4) Bertindak
: bagaimana tindakan yang akan dilakukan terkait layanan, khususnya materi yang
telah diberikan ?
5) Bertanggung
Jawab : Bagaimana tanggunjawab siswa terhadap apa yang dilakukan?
b. Laijapen
: siswa membuat tugas mewawancarai orang yang sukses di sekeliling mereka
c. Laijapang
: siswa bisa menerapkan materi yang dibahas
2. Penilaian
Proses : Kehadiran siswa, partisipasi siswa, nilai dan sikap siswa
Padang, April
2013
Konselor
Puji
Gusri Handayani, S. Pd
BAGAIMANA MENGENAL
DAN MENGEKSPLORASI POTENSI DIRI?
|
URAIAN MATERI
1. Apa itu Potensi Diri ?
Potensi artinya
kemampuan atau kekuatan, yang bersifat fisik maupun psikis. Namun Potensi itu
masih merupakan kekuatan dasar (“modal dasar”) yang harus diwujudkan dan
dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam.
Contoh :
Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi belajarnya
juga terbukti baik.
Potensi
diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh seseorang,
baik yang dibawa sejak lahir
( secara genetik ) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran
(pendidikan).
(Sumber : Paket I Bimbingan karier, Depdikbud, 1984)
Nah, apa saja potensi Anda ? Bukankah setiap orang
diberi sejumlah kekuatan dan kelebihan tertentu !?
2.
Bentuk
– bentuk Potensi
Persis seperti yang anda
bayangkan, potensi memang banyak unsur dan ragamnya.
Potensi fisik misalnya, terdiri
atas : keadaan jasmaniah, ukuran / bentuk dan penampilan fisik, kualitas
inderawi ( daya melihat, mendengar, dll ); daya tahan tubuh, kesegaran,
kebugaran, kelenturan, kelincahan, kekuatan ( gerak / kerja ), keseimbangan,
dan kesehatan ( kesehatan gigi, mata, pernafasan, pencernaan, persendian, dll
).
Potensi non fisik
antara lain : Intelegensi ( kecerdasan, bakat, minat, hobi, ciri / sifat
kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap, kreativitas, daya tanggap,
dan lain – lain.
Dewasa ini juga dikaji, tentang
adanya potensi kecerdasan emosional ( emotional qoutient ), kecerdasan (
kemampuan ) dalam mengatasi kesulitan – kesulitan ( adversity qoutient ) dan
potensi keimanan atau kecerdasan spiritual ( spiritual qoutient ).
3.
Mengembangkan
potensi diri
Kadang kita prihatin, melihat layu
dan gugurnya kuncup bunga yang belum sempat mekar. Karena si empunya lalai
tidak menyiramkan air segar.
Demikianlah kuncup
– kuncup potensi diri kita. Ia butuh siraman air pengembangan. Ia butuh upaya
dan kerja keras. Ia perlu kesabaran dan daya tahan. Lalaikah Anda, sang Empunya
potensi itu ?
Sejenak telusurilah macam – macam
potensi dan kekuatan Anda !!
a.
Potensi
Intelektual
Kemampuan
intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah
Intellegence Qoutient (IQ). Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu
untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi
lingkungan secara efektif ( Marthen Pali,1993 ).
Untuk mengetahui
intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar
sehari – hari (nilai ulangan harian sampai nilai rapor); atau secara teliti
melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini
menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu,
misalnya :
No.
|
IQ
|
Klasifikasi |
Prestasi Minimal
|
1.
|
- 79
|
Kemampuan Intelektual Rendah
|
-
|
2.
|
80 – 89
|
Kemampuan
Intelektual Di bawah rata – rata
|
5,5
|
3.
|
90 – 109
|
Kemampuan Intelektual Rata –
rata
|
6
|
4.
|
110 – 119
|
Kemampuan Intelektual di Atas
rata – rata
|
7
|
5.
|
120 – 135 +
|
Kemampuan Intelektual Superior
|
9
|
Sumber : Marthen Pali, 1993
Perhatian !
Kita harus hati – hati dan
bijaksana dalam memahami, menyikapi dan menterjemahkan apa itu intelegensi dan
angka – angka hasil test intelegensi !
Sungguh arif jika
Anda proaktif untuk berdiskusi dengan pakar yang tepat, yakni guru pembimbing
(Bimbingan dan Konseling), psikolog, atau lembaga penyelenggaara tes psikologi
yang ada. Mengapa demikian ? Sebab sering terjadi hasil tes IQ itu dipersepsi
salah oleh bahasa awam !
Contoh :
Bagaimana menghadapi
kasus berikut ?
Kasus
A
Si
A menurut hasil tes intelegensi memiliki IQ = 122. Ini berarti tergolong pada
kemampuan Intelektual Superior atau sangat cerdas. Seharusnya prestasi
belajarnya berkisar 9 – 10 (ulangan harian / nilai rapor). Tetapi mengapa
kenyataannya nilainya di bawah 6,0 dan tergolong peringkat empat puluhan di
kelasnya ?
Kasus
B
Sebaliknya Si B memiliki angka IQ
= 115 yang artinya termasuk klasifikasi Kemampuan Intelektual di atas rata –
rata. Perkiraan nilai hasil belajarnya minimal 7,0. Namun, apa yang terjadi ?
Nilai hasil ulangan dan rapornya rata – rata 8 koma sekian. Tentunya termasuk
peringkat 10 besar dikelasnya.
Perlu
direnungkan !
Intelegensi
(IQ) bukanlah satu – satunya !
Intelegensi atau
kecerdasan (Rasio Emosional) itu hanyalah SALAH SATU SAJA dari sekian banyak
faktor kesuksesan. Keberhasilan seseorang dalam belajar / bekerja / bergaul
tidak hanya ditentukan secara mutlak oleh taraf intelegensi saja. Banyak faktor
lain yang dapat saja justru menjadi kunci sukses ! Misalnya : semangat dan
motivasi, minat, kreativitas, sikap, ciri / sifat kepribadian emosional,
strategi belajar yang efektif, kemampuan untuk bertahan mengatasi kesulitan
(adversity Qoutient) peranan lingkungan, dan lain – lain.
b.
Kecerdasan
Sosial
Tingginya
taraf kecerdasan rasional (otak) terbukti belum menjamin gemilangnya prestasi
seseorang dalam kehidupan sehari – hari ketika belajar / bergaul dan
berinteraksi sosial secara nyata. Untuk itu, ada upaya mengidentifikasi jenis
kecerdasan lain.
Dicobalah
menemukan kecerdasan jenis lain itu, dan dinamai kecerdasan sosial. Kecerdasan
sosial ini, terdiri dari kepekaan sosial, komunikasi yang baik, empati,
pengertian / pemahaman terhadap orang lain (Munandir, 1995).
c.
Kecerdasan
Emosional (Emotional Qoutient)
Kecerdasan emosional
adalah intelegensi dunia perasaan seorang individu.
Seorang
pakar mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk
mengenali emosi (perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri
sendiri, dan mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungannya dengan orang lain (Goleman, 1999 dalam Ramli, 2001).
Bisa
terjadi seseorang yang cerdas (otaknya) namun dapat menjadi sedemikian tidak
rasional (menjadi “bodoh”). Mengapa ? Kcerdasan akademis (IQ) sedikit saja
kaitannya dengan kehidupan emosional. Dapat saja orang yang paling cerdas pun
diantara kita, terperosok ke dalam nafsu tak terkendali dan meledak – ledak !
(Goleman, 1999).
Kecerdasan
perasaan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadapi frustasi, mengadakan dorongan hati, tidak melebih – lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stress (tekanan
mental) tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, punya empati dan banyak berdo’a.
(Daniel Goleman, 1999).
Kecerdasan Emosional
o
Mampu
memotivasi diri sendiri
o
Daya
tahan menghadapi frustasi
o
Mengendalikan
dorongan hati
o
Tidak
berlebihan atas kesenangan
o
Mengatur
suasana hati
o
Beban stress tidak melumpuhkan daya pikir
o
Punya
empati
o
Banyak
berdo’a
Wacana
yang mengejutkan kita adalah betapa peranan kecerdasan emosional itu sangat
dominan dalam meniti keberhasilan seseorang !
Bagi
kesuksesan seseorang individu, kecerdasan rasional (IQ) hanya berperan 20%
saja, sedangkan kecerdasan emosional punya andil 80%. Benarkah ?
d.
Kecerdasan
Emosional (Emotional Qoutient)
Bakat
adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar / bekerja dalam tempo yang
relatif pendek dibandingkan dengan orang lain, namun hasilnya justru lebih
baik.
Contoh
: Seseorang yang berbakat melukis, akan lebih cepat bisa dan cepat
menyelesaikan pekerjaan melukis tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang
tingkat bakatnya dibawahnya.
Bakat (aptitude) juga bermakna potensi yang akan
diwujudkan di waktu yang
akan datang. Maksudnya bakat menunjukkan adanya peluang saja, yakni peluang
keberhasilan (Munandir, 1995). Maka tidak heran ada istilah bakat terpendam.
Dengan kata lain bakat harus disemaikan, diwujudkan, dan
dikembangkan. Kalau tidak, lepaslah peluang keberhasilannya. Untuk
mengembangkan potensi bakat perlu menggerakkan seluruh aspek
JENIS
BAKAT
Menurut
beberapa referensi test bakat, dikenali adanya contoh jenis – jenis bakat,
yaitu : bakat verbal, bakat numerikal.
·
Verbal :
Konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata
·
Numerikal :
Konsep – konsep dalam bentuk angka – angka
·
Skolastik :
Kombinasi kata – kata dan angka – angka
·
Abstrak :
Aspek yang tidak berupa kata maupun angka, namun berbentuk pola, rancangan,
diagram dengan ukuran – ukuran, bentuk dan posisi – posisinya.
·
Mekanik : Prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin,
perkakas, dan alat – alat lainnya.
·
Relasi
ruang : Mengamati, mencitrakan pola dua
dimensi / berpikir dalam tiga dimensi.
·
Kecepatan
Ketelitian Klerikal : Tugas tulis
menulis, ramu meramu untuk kantor, laboratorium dan lain – lain.
·
Bahasa : Penalaran analitis tentang bahasa,
misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiar, editing, hukum, pramuniaga dan
lain – lain.
e.
Kecerdasan
Spiritual
Suatu
kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dengan Zat Yang Maha
Tinggi yaitu Tuhan.
Kecerdasan
spiritual merupakan kepekaan batin seseorang untuk melihat dan merasakan
perbedaan antara suatu kebaikan dan keburukan, suatu kemampuan diri untuk
memilih dan berpihak kepada kebaikan dan merasakan nikmatnya seseorang yang
mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan tidak mudah cepat putus asa, pantang
menyerah, hidupnya akan penuh dengan harapan dan ketenangan hati. Ia sadar
bahwa dirinya itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tuhan adalah sumber kebaikan.
Dengan
adanya rasa pengikatan diri dengan Tuhannya ia akan berserah diri, ia sadar
bahwa manusia memang harus selalu berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan
segalanya.
Lagu ciptaan
BIMBO
TUHAN
Tuhan
tempat aku berteduh
Dimana aku mengeluh
Dengan segala keluh
Tuhan .. Tuhan Yang Maha Kuasa
Dimana aku memuja
Dengan segala do’a
Aku dekat engkau dekat
Aku jauh engkau jauh
Hati adalah cermin
Tempat
pahala dan dosa bertaruh
f.
Minat
( Interest )
Minat
adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.
Orang
yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian, mencarinya, mengarahkan
diri, berusaha mencapai / memperoleh sesuatu itu. (Munandir, 1995).
Minat
dapat membangkitkan “power”, kekuatan, dorongan yang mengarahkan kepada
optimalisasi pendakian objek tertentu. Dengan minat, seseorang dapat
menghadapi hal yang berat menjadi ringan, yang jauh akan terasa dekat,
pelajaran yang sulit terasa mudah.
Guilford, 1956, membedakan minat menjadi : minat
vokasional menunjuk pada bidang – bidang pekerjaan.
Minat vokasional yaitu minat untuk memperoleh kepuasan
dari kegiatan tertentu, misalnya petualangan, hiburan, apresiasi, artistik,
ketelitian, dan lain – lain.
Minat Vokasional terdiri dari tiga faktor, yakni :
1.
Minat
profesional yakni minat dan keilmuan, ekspresi aestitis (seni), dan
kesejahteraan sosial.
2.
Minat
komersial yaitu minat pada pekerjaan dunia usaha / bisnis, jual beli,
periklanan, kesekretariatan, akuntansi dan sebagainya.
3.
Minat
kegiatan fisik yaitu minat mekanik (tata kerja mesin), kegiatan luar (out
door).
Minat
juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Sekelompok
orang yang suka / berminat bekerja dengan benda – benda (mesin, perkakas,
tanaman di ruang terbuka).
2. Sekelompok
orang yang berminat pada pekerjaan administrasi, mengolah angka dan data, taat
pada peraturan dan cermat.
3. Mereka
yang suka bisnis dan berorganisasi, mengajak / mempengaruhi dan
mempresentasikan sesuatu.
4.
Mereka
yang berminat pada kegiatan sosial : mengajar, merawat komunikasi, memberi
informasi, dan lain – lain.
5.
Mereka
yang berminat pada kegiatan ekspresi seni, intuitif, imajinasi dan kreativitas.
6.
Mereka
yang berminat pada kegiatan mengamati, meneliti, menganalisis, mengevaluasi,
lebih banyak berpikir dari pada bertindak.
Sedangkan Kuder
memilah minat menjadi : minat kegiatan luar (out door), mekanikal,
komputasional, ilmiah, persuasif, artistik, kesusastraan, musik, pelayanan
sosial, klerikal.
Catatan : minat
adalah hasil belajar, artinya minat dapat berubah – ubah sesuai dengan
perkembangan wawasan dirinya. Yang saat ini diminati, mungkin pada saat mendatang tak
disukai lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar