Jumat, 15 November 2013

Contoh RPL Bimbingan dan Konseling (KTSP)

RANCANGAN PELAKSANAAN LAYANAN

Nama Sekolah
: SMP Pembangunan Lab UNP
Jenis Layanan
: Layanan Informasi
Bidang Bimbingan
: Pribadi, belajar, dan karir
Topik
: Mengenal potensi diri
Kelas
: VIII B
Semester
: II (Genap)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menunjukan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya
1.      Memahami tentang potensi diri dan pengembangan untuk kegiatan- kegiatan kreatif dan produktif baik dalam kehibupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
2.       Memahami tentang bakat, minat serta penyalurannya dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan Layanan
Kognitif
1.    Menjelaskan apa itu potensi diri

2.    Menjelaskan tentang bentuk-bentuk potensi

3.    Menjelaskan  bagaimana cara mengembangkan potensi diri baik secara intelektual dan emosional

4.    Menjelaskan pengertian minat
5.    Siswa mampu menjelaskan tentang bakat

Psikomotor
Siswa mampu menyampaikan pendapat secara sukarela


Kognitif
Melalui diskusi dan wawancara dengan orang-orang yang sukses, siswa dapat:
1.      Menyebutkan pengertian potensi diri
2.      Menjelaskan tentang bentuk-bentuk potensi.
3.      Menjelaskan contoh bagaimana mengembangkan potensi diri baik secara intelektual dan emosional
4.      Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan pengertian minat.
5.      Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang bakat

Psikomotor
Melalui terampil berwawancara dengan orang-orang tertentu.


Materi Layanan
Fakta
1.      Setiap manusia itu dilahirkan ke dunia itu mempunyai potensi, namun banyak yang tidak mengetahuinya.
2.      Pengetahuan tentang potensi yang terbatas
3.      Tidak bisa mengembangkan potensi
4.      Tidak ada tempat pengembangan potensi
5.      Tidak ada yang mendukung potensi
Konsep
Potensi diri, potensi  intelektual, potensi emosional, potensi sosial, potensi spiritual, bakat, minat
Prinsip
1.      Potensi diri adalah kemampuan atau kekuatan, yang bersifaf fisik maupun psikis
2.      Potensi intelektual adalah kecerdasan atau intelegensi
3.      Potensi sosial adalah kecerdasan sesorang dalam kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi sosial
4.      Potensi emosional adalah kecerdasan dunia perasaan individu.
5.      Potensi spiritual adalah kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dan zat  Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan.
Prosedur
Format klasikal
                                    


Alokasi Waktu
Beban Belajar
Waktu
Bentuk Kegiatan
Tatap Muka
2 X 45
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi di kelas
Kegiatan Mandiri
------------------------
Wawancara dan observasi


Pendekatan layanan : Konseptual
Model Pembelajaran : Small Group Discussion dan case study
Metode Layanan       : tanya jawab, diskusi, tugas

Kegiatan Layanan
Kegiatan
Waktu
Peralatan Pendukung
Ket
A.    Kegiatan Awal
1.      Mengucapkan salam
2.      Menanyakan  kabar siswa
3.      Mengabsen siswa
4.      Apersepsi : menceritakan kisah-kisah orang sukses.

10  Menit
Presensi siswa

B.     Kegiatan Inti
Eksplorasi
·      Pada pertemuan sebelumnya guru BK telah menugasi siswa untuk mencari bahasn tentang meningkatkan potensi diri melalui.
·      Guru BK menugasi siswa perkelompok (5 orang) untuk menyampaikan tentang  kemampuan yang mereka miliki dengan memberikan pertanyaan  tentang pemahaman Anda apa itu potensi dan bagian – bagiannya.
Tugas I :
1.     Apa itu potensi ?
2.     Apa itu intelegensi ? Sejauhmana intelegensi menjamin kesuksesan belajar / kehidupan ?
3.     Sebutkan unsur – unsur kecerdasan sosial ?
4.     Apa makna dan apa saja unsur – unsur EQ (Emotional Qoutient) ?
5.     Bagaimana hubungan IQ (Kecerdasan Rasional) dengan EQ (Kecerdasan Emosional) ?
6.     Apa yang kalian ketahui tentang kecerdasan spiritual dan apa makna yang terkandung dalam lagu TUHAN tersebut ?
·      Guru menugasi siswa untuk berdiskusi mengenai meningkatkan potensi  diri.
·      Guru BK menugasi siswa untuk mewawancarai orang-orang sukses di sekeliling mereka.
·      Guru BK meminta siswa menceritakan hasil wawancara yang telah di lakukan.

Elaborasi
·      Guru BK menugasi siswa dengan tugas-tugas yang bisa dilaksanakan secara mandiri
·      Guru Bk membimbing siswa untuk secara cermat, mandiri, dan bertanggung jawab menganalisa tentang apa yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan potensi diri
·      Guru Bk menugasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengan apa yang telah dituliskannya dan bagaimana usaha yang dilakukan

Konfirmasi
·         Guru Bk memberikan balikan-balikan (penguatan) kepada siswa yang mampu merespon dengan baik.
·         Guru BK dan siswa menyimpulkan hasil dari materi yang telah di berikan kepada siswa.
·         Guru BK memberikan penegasan dari materi yang telah disampaikan, dan memberikan penegasan-penegasan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah di jawab oleh siswa.
70 Menit
Laptop
Slide Show


C.     Tahap Penutup
10  Menit


1.      Guru Bk memberikan tugas pada siswa dari sekarang untuk mengembangkan potensi diri
2.      Guru Bk menyampaikan rencana pertemuan yang akan datang
3.      Guru BK menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

Sumber Pembelajaran
1.      Alat/ media
-          Papan tulis
-          Alat tulis
-          Infocus

2.      Bahan ajar
-          Modul
-          LKS
-          Buku penunjang
Penilaian
1.     Penilaian Hasil
a.     Laiseg : Starategi BMB3 :
1)   Berfikir : apa yang ananda fikirkan setelah mengikuti materi bagaimana mengenal dan mengekplorasi potensi diri?
2)   Merasa : bagaimana perasaan ananda setelah mendapatkan materi bagaimana mengenal dan mengekploirasi potensi diri?
3)   Bersikap : bagaimana sikap ananda terhadap layanan dan materi yang telah dibahas?
4)   Bertindak : bagaimana tindakan yang akan dilakukan terkait layanan, khususnya materi yang telah diberikan ?
5)   Bertanggung Jawab : Bagaimana tanggunjawab siswa terhadap apa yang dilakukan?
b.    Laijapen : siswa membuat tugas mewawancarai orang yang sukses di sekeliling mereka
c.    Laijapang : siswa bisa menerapkan materi yang dibahas
2.      Penilaian Proses : Kehadiran siswa, partisipasi siswa, nilai dan sikap siswa
                                                                                                Padang,  April  2013
                                                                                                Konselor


                                                                                                Puji Gusri Handayani, S. Pd


                                   













                       
BAGAIMANA MENGENAL  DAN MENGEKSPLORASI POTENSI DIRI?

   Aspek Perkembangan             : Pengembangan Pribadi
Tugas Perkembangan              : Mengenal kemampuan, bakat, minat serta arah kecenderunan karir dan apresiasi seni
  Rumusan Kompetensi             : Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan mina
                                                     terhadap kegiatan belajar
  Kelas / Semester                      : VIII / Genap
Alokasi Waktu                        : 2 x 40 menit
Bidang Bimbingan                  : Karir
Jenis Layanan                          : Layanan Informasi dan Pembelajaran
Fungsi Layanan                       : Pemahaman
Kegiatan Pendukung                          : Himpunan Data
Penilaian                                               : Penilaian  Segera (Laiseg)                                                                                       Penilaian Jangka Pendek (Laipen)
Perolehan Siswa                                 : Siswa dapat :
Memahami potensi dirinya
Mengetahui bentuk-bentuk potensi diri
Mampu mengembangkan potensi dirinya.



·  menjelaskan  dan mengenali bakat-bakatnya
·  mampu mengaktualisasikan bakat yang dimilikinya
 
 










 URAIAN MATERI
           
1.     Apa itu Potensi Diri ?


Potensi artinya kemampuan atau kekuatan, yang bersifat fisik maupun psikis. Namun Potensi itu masih merupakan kekuatan dasar (“modal dasar”) yang harus diwujudkan dan dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam.
Contoh : Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi belajarnya juga terbukti baik.
Potensi diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa sejak lahir                ( secara genetik ) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran (pendidikan).
(Sumber : Paket I Bimbingan karier, Depdikbud, 1984)
Nah, apa saja potensi Anda ? Bukankah setiap orang diberi sejumlah kekuatan dan kelebihan tertentu !?
2.     Bentuk – bentuk Potensi

Persis seperti yang anda bayangkan, potensi memang banyak unsur dan ragamnya.
Potensi fisik misalnya, terdiri atas : keadaan jasmaniah, ukuran / bentuk dan penampilan fisik, kualitas inderawi ( daya melihat, mendengar, dll ); daya tahan tubuh, kesegaran, kebugaran, kelenturan, kelincahan, kekuatan ( gerak / kerja ), keseimbangan, dan kesehatan ( kesehatan gigi, mata, pernafasan, pencernaan, persendian, dll ).
Potensi non fisik antara lain : Intelegensi ( kecerdasan, bakat, minat, hobi, ciri / sifat kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap, kreativitas, daya tanggap, dan lain – lain.
Dewasa ini juga dikaji, tentang adanya potensi kecerdasan emosional ( emotional qoutient ), kecerdasan ( kemampuan ) dalam mengatasi kesulitan – kesulitan ( adversity qoutient ) dan potensi keimanan atau kecerdasan spiritual ( spiritual qoutient ).

3.     Mengembangkan potensi diri
Kadang kita prihatin, melihat layu dan gugurnya kuncup bunga yang belum sempat mekar. Karena si empunya lalai tidak menyiramkan air segar.

Demikianlah kuncup – kuncup potensi diri kita. Ia butuh siraman air pengembangan. Ia butuh upaya dan kerja keras. Ia perlu kesabaran dan daya tahan. Lalaikah Anda, sang Empunya potensi itu ?
Sejenak telusurilah macam – macam potensi dan kekuatan Anda !!
a.       Potensi Intelektual
Kemampuan intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient (IQ). Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif ( Marthen Pali,1993 ).
Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari (nilai ulangan harian sampai nilai rapor); atau secara teliti melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu, misalnya :
No.
IQ

Klasifikasi

Prestasi Minimal
1.      
- 79
Kemampuan Intelektual Rendah
-
2.      
80 – 89
Kemampuan Intelektual Di bawah rata – rata
5,5
3.      
90 – 109
Kemampuan Intelektual Rata – rata
6
4.      
110 – 119
Kemampuan Intelektual di Atas rata – rata
7
5.      
120 – 135  +
Kemampuan Intelektual Superior
9
Sumber : Marthen Pali, 1993
Perhatian !
Kita harus hati – hati dan bijaksana dalam memahami, menyikapi dan menterjemahkan apa itu intelegensi dan angka – angka hasil test intelegensi !
Sungguh arif jika Anda proaktif untuk berdiskusi dengan pakar yang tepat, yakni guru pembimbing (Bimbingan dan Konseling), psikolog, atau lembaga penyelenggaara tes psikologi yang ada. Mengapa demikian ? Sebab sering terjadi hasil tes IQ itu dipersepsi salah oleh bahasa awam !
Contoh :
Bagaimana menghadapi kasus berikut ?

Kasus A

Si A menurut hasil tes intelegensi memiliki IQ = 122. Ini berarti tergolong pada kemampuan Intelektual Superior atau sangat cerdas. Seharusnya prestasi belajarnya berkisar 9 – 10 (ulangan harian / nilai rapor). Tetapi mengapa kenyataannya nilainya di bawah 6,0 dan tergolong peringkat empat puluhan di kelasnya ?

Kasus B

Sebaliknya Si B memiliki angka IQ = 115 yang artinya termasuk klasifikasi Kemampuan Intelektual di atas rata – rata. Perkiraan nilai hasil belajarnya minimal 7,0. Namun, apa yang terjadi ? Nilai hasil ulangan dan rapornya rata – rata 8 koma sekian. Tentunya termasuk peringkat 10 besar dikelasnya.

Perlu direnungkan !
Intelegensi (IQ) bukanlah satu – satunya !
Intelegensi atau kecerdasan (Rasio Emosional) itu hanyalah SALAH SATU SAJA dari sekian banyak faktor kesuksesan. Keberhasilan seseorang dalam belajar / bekerja / bergaul tidak hanya ditentukan secara mutlak oleh taraf intelegensi saja. Banyak faktor lain yang dapat saja justru menjadi kunci sukses ! Misalnya : semangat dan motivasi, minat, kreativitas, sikap, ciri / sifat kepribadian emosional, strategi belajar yang efektif, kemampuan untuk bertahan mengatasi kesulitan (adversity Qoutient) peranan lingkungan, dan lain – lain.

b.       Kecerdasan Sosial
Tingginya taraf kecerdasan rasional (otak) terbukti belum menjamin gemilangnya prestasi seseorang dalam kehidupan sehari – hari ketika belajar / bergaul dan berinteraksi sosial secara nyata. Untuk itu, ada upaya mengidentifikasi jenis kecerdasan lain.
Dicobalah menemukan kecerdasan jenis lain itu, dan dinamai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial ini, terdiri dari kepekaan sosial, komunikasi yang baik, empati, pengertian / pemahaman terhadap orang lain (Munandir, 1995).
c.      Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient)
Kecerdasan emosional adalah intelegensi dunia perasaan seorang individu.
Seorang pakar mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali emosi (perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain (Goleman, 1999 dalam Ramli, 2001).
Bisa terjadi seseorang yang cerdas (otaknya) namun dapat menjadi sedemikian tidak rasional (menjadi “bodoh”). Mengapa ? Kcerdasan akademis (IQ) sedikit saja kaitannya dengan kehidupan emosional. Dapat saja orang yang paling cerdas pun diantara kita, terperosok ke dalam nafsu tak terkendali dan meledak – ledak ! (Goleman, 1999).
Kecerdasan perasaan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengadakan dorongan hati, tidak melebih – lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stress (tekanan mental) tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, punya empati dan banyak berdo’a. (Daniel Goleman, 1999).

Kecerdasan Emosional


o    Mampu memotivasi diri sendiri
o    Daya tahan menghadapi frustasi
o    Mengendalikan dorongan hati
o    Tidak berlebihan atas kesenangan
o    Mengatur suasana hati
o    Beban stress tidak melumpuhkan daya pikir
o    Punya empati
o    Banyak berdo’a



Wacana yang mengejutkan kita adalah betapa peranan kecerdasan emosional itu sangat dominan dalam meniti keberhasilan seseorang !
Bagi kesuksesan seseorang individu, kecerdasan rasional (IQ) hanya berperan 20% saja, sedangkan kecerdasan emosional punya andil 80%. Benarkah ?
d.       Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient)
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar / bekerja dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan dengan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
Contoh : Seseorang yang berbakat melukis, akan lebih cepat bisa dan cepat menyelesaikan pekerjaan melukis tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang tingkat bakatnya dibawahnya.
Bakat (aptitude) juga bermakna potensi yang akan diwujudkan               di waktu yang akan datang. Maksudnya bakat menunjukkan adanya peluang saja, yakni peluang keberhasilan (Munandir, 1995). Maka tidak heran ada istilah bakat terpendam.
Dengan kata lain bakat harus disemaikan, diwujudkan, dan dikembangkan. Kalau tidak, lepaslah peluang keberhasilannya. Untuk mengembangkan potensi bakat perlu menggerakkan seluruh aspek

JENIS BAKAT

Menurut beberapa referensi test bakat, dikenali adanya contoh jenis – jenis bakat, yaitu : bakat verbal, bakat numerikal.
·         Verbal           : Konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata
·         Numerikal     : Konsep – konsep dalam bentuk angka – angka
·         Skolastik        : Kombinasi kata – kata dan angka – angka
·         Abstrak          : Aspek yang tidak berupa kata maupun angka, namun berbentuk pola, rancangan, diagram dengan ukuran – ukuran, bentuk dan posisi – posisinya.
·         Mekanik        :  Prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas, dan alat – alat lainnya.
·         Relasi ruang   : Mengamati, mencitrakan pola dua dimensi / berpikir dalam tiga dimensi.
·         Kecepatan Ketelitian Klerikal       : Tugas tulis menulis, ramu meramu untuk kantor, laboratorium dan lain – lain.
·         Bahasa           : Penalaran analitis tentang bahasa, misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiar, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lain.
e.       Kecerdasan Spiritual
Suatu kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dengan Zat Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan.
Kecerdasan spiritual merupakan kepekaan batin seseorang untuk melihat dan merasakan perbedaan antara suatu kebaikan dan keburukan, suatu kemampuan diri untuk memilih dan berpihak kepada kebaikan dan merasakan nikmatnya seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan tidak mudah cepat putus asa, pantang menyerah, hidupnya akan penuh dengan harapan dan ketenangan hati. Ia sadar bahwa dirinya itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tuhan adalah sumber kebaikan.
Dengan adanya rasa pengikatan diri dengan Tuhannya ia akan berserah diri, ia sadar bahwa manusia memang harus selalu berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya.
Lagu ciptaan BIMBO
TUHAN
Tuhan tempat aku berteduh
Dimana aku mengeluh
Dengan segala keluh
Tuhan .. Tuhan Yang Maha Kuasa
Dimana aku memuja
Dengan segala do’a

Aku dekat engkau dekat
Aku jauh engkau jauh
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertaruh
f.        Minat ( Interest )
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Orang yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian, mencarinya, mengarahkan diri, berusaha mencapai / memperoleh sesuatu itu. (Munandir, 1995).
Minat dapat membangkitkan “power”, kekuatan, dorongan yang mengarahkan kepada optimalisasi pendakian objek tertentu. Dengan minat, seseorang dapat menghadapi hal yang berat menjadi ringan, yang jauh akan terasa dekat, pelajaran yang sulit terasa mudah.
Guilford, 1956, membedakan minat menjadi : minat vokasional menunjuk pada bidang – bidang pekerjaan.
Minat vokasional yaitu minat untuk memperoleh kepuasan dari kegiatan tertentu, misalnya petualangan, hiburan, apresiasi, artistik, ketelitian, dan lain – lain.
Minat Vokasional terdiri dari tiga faktor, yakni :
1.       Minat profesional yakni minat dan keilmuan, ekspresi aestitis (seni), dan kesejahteraan sosial.
2.       Minat komersial yaitu minat pada pekerjaan dunia usaha / bisnis, jual beli, periklanan, kesekretariatan, akuntansi dan sebagainya.
3.       Minat kegiatan fisik yaitu minat mekanik (tata kerja mesin), kegiatan luar (out door).

Minat juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1.     Sekelompok orang yang suka / berminat bekerja dengan benda – benda (mesin, perkakas, tanaman di ruang terbuka).
2.     Sekelompok orang yang berminat pada pekerjaan administrasi, mengolah angka dan data, taat pada peraturan dan cermat.
3.     Mereka yang suka bisnis dan berorganisasi, mengajak / mempengaruhi dan mempresentasikan sesuatu.
4.     Mereka yang berminat pada kegiatan sosial : mengajar, merawat komunikasi, memberi informasi, dan lain – lain.
5.     Mereka yang berminat pada kegiatan ekspresi seni, intuitif, imajinasi dan kreativitas.
6.     Mereka yang berminat pada kegiatan mengamati, meneliti, menganalisis, mengevaluasi, lebih banyak berpikir dari pada bertindak.
Sedangkan Kuder memilah minat menjadi : minat kegiatan luar (out door), mekanikal, komputasional, ilmiah, persuasif, artistik, kesusastraan, musik, pelayanan sosial, klerikal.

Catatan : minat adalah hasil belajar, artinya minat dapat berubah – ubah sesuai dengan perkembangan wawasan dirinya. Yang saat ini diminati, mungkin pada saat mendatang tak disukai lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar