Sepucuk Surat Untuk Oksigen Timur
Galau,
itulah sebuah kata yang lagi trend untuk anak muda saat ini, yang menjadi tema
di jejaring sosial, twitter, bbm, dan lainnya. Itu juga sering menjadi tema pada penampilan mario
teguh di tv dan sekarang terjadi padaku,
aku galau, seperti itulah kira-kira yang aku rasakan.
Hari
itu tepat sebulan lagi aku akan meninggalkan oksigen timurku (oksigen timur
adalah julukankku pada siswa-siswaku), meninggalkan ruangan peristirahatan yang
sangat nyaman bagiku, meninggalkan sahabat-sahabat yang telah ku kenal selama
satu tahun ini. Apa yang kurasakan ketika galau, ya hampir sama dengan yang
lain galauku ini adalah galau perpisahan yang pasti akan terjadi, aku resah
karena waktuku disini hanya tinggal satu bulan lagi, dan hatiku sudah terpaut
pada mereka.
Ketika
pagi hari membangunkanku, aku membuka
jendela yang berasiktertur lama, terbuat dari kayu yang sudah lapuk, aku
kembali memejamkan mata menghirup udara segar pagi yang begitu meresap di hulu
hatiku,dalam diam hatiku berkata, ya
allah sebulan lagi aku tidak akan bisa menikmati pagi yang indah ini di jendela
kamarku, sungaipun mengalir di kelopak mataku, aku tertegun dan rasanya kembali
sesak.
Begitupun
disekolah, aku termasuk nominasi guru yang sering datang paling duluan.
Berjalan dengan khas bunyi sepatuku lansung menuju ruanganku, sebuah ruangan
tata usaha yang kemudian bersedia membagi tempat denganku, ruangan itu hanya di
batasi dengan sekat-sekat yang terbuat dari triplek dan lemari-lemari usang,
namun aku bangga bisa memilikinya walaupun sangat sederhana namun penuh makna,
tempat dimana semua oksigen timurku mengadu, bercerita, menangis, bertanya,
bahkan memberontak. Jangan heran kalau para sahabatku juga sering singgah di sana untuk sekedar
melepas lelah diruangan lain. Itulah dia ruangan bimbingan dan konseling.
Ruangan dengan ukuran 3x3 meter yang
membuatku merasa hidup dan
bermanfaat untuk orang lain terutama ditempat pengabdianku. Ruangan yang para siswa bisa aku buat
senyaman mungkin dan bisa tersenyum ketika singgah disana. Di bulan terkahir
ini aku sering memandangi papan yang bertulisan ruangan BK lebih lama dari biasanya, sambil terdiam ratusan
kata-kata mondar-mandir tak karuan dalam otakku, begitupun hari ini.
Sontak
aku terbangun dari pandangan yang berfikir, Lonceng berbunyi.... teng..
teng....teng (seperti itulah kira-kira bunyinya). Itu adalah tanda berbunyi di SMA N 1 Wolowaru yang terletak di
pulau flores nusa tenggara timur. Sebuah lonceng tua terbuat dari besi bekas
sebenarnya menurut idealnya itu bukan lonceng, karena menurutku lonceng itu seperti kerucut dan ada
bulat di dalamnya bentuknya pun klasik, namun ini hanya sebuah besi tua yang digantung dan pemukulnya adalah sebuah
besi kecil untuk membuat pondasi rumah, yang dipotong sepanjang 30 cm. Sangat sederhana sekali,
namun mempunyai arti yang sangat penting karena lonceng tua tersebut bisa
membuat dan memberikan aba-aba pada
siswa-siswa untuk masuk, istirahat, pulang, dan berkumpul, ditengah kota besar
yang saat ini sudah memakai bel listrik, bahkan ketika aku SD bel listrik itu
sudah tidak asing bagiku, namun disini sampai saat ini mereka masih memakai
paduan besi tua itu. 3 kali bunyi lonceng itu bertanda masuk.
Hari
itu hari sabtu hari dimana aku lebih banyak menyapa oksigen timurku, karena
pada hari sabtu ada 4 kelas yang akan aku kunjungi dan aku bimbing. Satu bulan
terakhir adalah saat-saat terberatku berada di kelas, bukan berat mengajar atau
membimbing siswanya. Tapi berat untuk menyadari pada akhirnya nanti aku akan
berpisah dengan mereka oksigen timur. Melihat tingkah mereka yang begitu polos,
ketika berdo’a, ketika tertawa, ketika bingung, ketika bertanya, ketika
bercanda, walaupun mereka sudah remaja namun mereka sangat polos, dan penurut.
Begitulah oksigen timurku yang seseharinya tinggal di desa dan tak sedikit dari
mereka yang membantu orang tuanya mencari uang setelah sepulang sekolah seperti
menjadi tukang ojek, ikut bertenun, dan bertani. Namun semangat mereka ke
sekolah dengan segala keterbatasan mereka membuat aku menyadari aku sudah jatuh
cinta pada mereka.
Pagi
itu jam pertama aku masuk di kelas X.D, kelas dimana sang ketua kelasnya
berbadan gemuk pendek, cerewet namun sangat menghormatiku, ketika aku masuk dia
selalu menenangkan kelas, dan bilang, heyyy diam semua ibu su masuk, dan sang
ketua memarahi anak-anak yang masih ribut. Semuanya berdiri dan membalas salam
padaku.
Walaikumsalam,,,
selamat pagi ibu, sahut mereka semua...
Selamat
pagi juga,, sudah berdo’a ko?? Kataku
Belum
bu, katanya???
Kalau
begitu mari kita berdo’a dulu,
Iya
bu,,,,, berdo’a menurut ajaran agama masing-masing di mulai, ketua berseru, dan
izinkan lah saya berdo’a menurut ajaran dan keyakinan saya yaitu katolik.
Hal ini juga adalah hal yang sangat baru dan
janggal bagiku dulu ketika baru pertama menginjakkan kaki di sekolah ini.
Kata-kata berdo’a dengan keyakinan masing-masing, ketika yang memimpin do’anya
adalah siswa muslim maka do’apun muslim, ketika yang memimpin do’a itu adalah
katolik yang do’apun katolik, dan begitu juga dengan kristen protestan. Mereka
dalam satu kelas terdiri dari 3 agama katolik, islam, dan protestan yang yang didominasi oleh siswa yang beragama
kalolik karena di daareh NTT khusunya Flores dominan beragama katolik.
Walaunpun berbeda kepercayaan namun yang aku salut dari mereka meskipun yang
memimpin do’a berbeda agama dengan mereka, namun mereka tetap dengan hikmat
berdo’a dalam hati masing-masing, memejamkan mata tampak jelas yang muslim
dengan gaya berdo’a mengahadapkan kedua telapak tangannya kearah dada dan kepada
menunduk, dan yang katolik dan protestan menggenggam kedua tangannya. Satu demi
persatu saya kembali melihat wajah lugu mereka, wajah-wajah penuh harapan,
sampai sang ketua berkata amin. Dan semuanya aku persilahkan duduk kembali. Begitulah setiap suasana pagi hari ketika
memasuki jam pertama. Yang paling berkesan bagiku adalah ketika aku mencoba
sedikit-sedikit mengguanakan bahasa dari daerah mereka memang tak ada yang salah
dari ejaanku, cuman dari iramanya bagiku biasa tetapi bagi mereka terdengar
lucu, dan spontan mereka tertawa dan berkata lincaheeeeee itu artinya sudah
lincah menggunakan bahasa daerah tersebut.
Ketika
pelajaran dimulai, mereka menerka-nerka tema apa yang akan aku berikan pada
hari ini, maklum bimbingan dan konseling tidak memakai buku yang ada panduan
bab hari ini bab apa dan besok apa yang semua di ketahui siswa. Tapi beda
dengan pelajaranku yang setiap aku masuk mereka akan menantikan hal-hal baru
yang akan kusampaikan, maklum saja merka tidak pernah bertemu dengan guru BK,
ketika SMA inilah aku baru mengenalkan mereka pada ilmu yang sudah 4 tahun aku
geluti di salah satu perguruan tinggi di daerah asalku Padang (Sumatera Barat).
Ayoo
tebak materi kita hari ini apa kataku??
Tidak
tau ibu jawab mereka,
Kalian
maunya apa? Kembali tanya ku
Terserah
ibu yang penting asik dan bermanfaat bagi kami...
Ok
sayang, tema kita hari ini adalah “Jendela Johari”. Jendela johari adalah
sebuah alat berbentuk permainan yang bermanfaat untuk siswa agar mereka mampu
menjadi pribadi yang terbuka pada diri sendiri dan orang lain. Permainan ini
hanya membutuhkan sebuah kertas yang di lipat 4 dan sebuh pena, masing-masing
lipatan di berikan nomor 1 sampai 4. Permainan tersebut aku berikan kepada
mereka pagi itu, merekapun sangat antusias sekali, tentunya di akhir permainaan
itu aku meminta mereka untuk membacakan kertas
yang mereka tulis masing-masing di depan semua teman-temannya. Hmm
lumayan susah juga membuat mereka mau membacakan jendela johari mereka sendiri
di depan kelas namun aku selalu menyemangati mereka agar mau berdiri di depan
untuk membacakan jendela johari yang mereka punya. Satu demi satu siswapun
mulai membacakan jendela johari mereka, aku sangat senang sekali bahkan mereka
juga senang, di dalam kelas mereka tertawa dan tersenyum kecil membacakan apa
yang mereka tulis tadi. Dari sudut aku memandang mereka sangat haru, bahkan air
mataku hampir saja jatuh, aku kembali teringat bahwa senyuman dan nuansa
seperti ini akan aku tinggalkan karena masa tugas yang hampir habis, aku
kembali mendeguk air ludahku sendiri untuk menahan tangis, kembali melempar
senyuman kepada meraka yang satu persatu membacakan jendela joharinya. Tapi ada
salah satu anak yang memperhatikanku, dia melihat mata ku berkaca-kaca, dia
memandangiku namun aku melempar senyumku padanya, diapun kembali tersenyum
kepadaku. Dia mungkin tahu apa yang aku rasakan, namun tak mampu untuk
bertanya. Begitulah setiap hari kujalani ketika memasuki semua kelas-kelas di
SMA Negeri 1 wolowaru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Diakhir pelajaran
mereka selalu bertanya ibu kapan pulang, ibu kapan pulang, hmmm pertanyaan yang
hanya sanggup aku lempar dengan senyuman.
Satu
minggu terakhir sebelum aku selesai bertugas di sana, aku meminta mereka
menuliskan pada kertas satu lebar, pesan dan kesan mereka padaku. Tentunya
sambil mereka menulis itu, memandangi mereka satu persatu, terutama yang nakal
ups, aku tidak suka kalau menggunakan kata nakal tapi yang aktif sekali. Melihat beberapa dari mereka, akupun kembali terdiam dan deretan tulisan berlari di
sejengkal tatapanku, siapakah yang akan peduli lagi pada mereka ketika aku
pergi, siapa lagi yang akan mengingatkan mereka, bukan bermaksud apa-apa akulah
guru yang sangat memperhatikan mereka yang memandang mereka selalu dengan
pandangan positif sebagai seorang remaja, mungkin karena akutealh mempelajarir
psikologi. Dan siapa lagi yang akan memanggilku dengan sebutan ibu cantik yang
membuat aku sering senyum-senyum sendiri ketika berada di ruanganku.
Hatiku
kembali berontak, mengingat seminggu lagi aku bakalan kembali ke tanah
kelahiranku. Setelah semua pesan dan
kesan itu terkumpul, aku mulai membacanya satu persatu di ruanganku.
Subhanallah kali ini aku tidak bisa membendung air mataku, terisak tangisku
membuncah keluar ketika membaca pesan dan kesan mereka tentangku, aku terharu
sampai tidak mampu berkata-kata. Aku mulai berfikir dengan apa aku akan balas
pesan dan kesan mereka ini padaku.
Pada
upacara pelepasan aku hanya memberikan sedikit nasihat kepada mereka,
sebenarnya aku sudah mempersiapkan sebuah tulisan untuk mereka, namun aku tak sanggup
membacakannya di hadapan mereka, lalu tulisan itu aku berikan kepada salah
seorang guru sahabatku, yang aku pesankan tolong bacakan tulisanku ketika
upacara bendera ketika aku sudah tidak berada disana lagi. Sebagai ungkapan dan
dorongan kepada mereka bahwa aku takan pernah melupakan oksigen timur yang
sudah menajdi nafas bagiku. Hari terakhir ini aku disalami lebih dari 450 orang
siswa, yang siswa perempuan memeluku satu persatu dan menangis sambil
menyelipkan kaalimat jangan lupakan kami ibu, siswa laki-laki menyalamiku dan berpesan
hati-hati dijalan ibu, bahkan tidak banyak diantara mereka yang sampai 3 kali
masuk kebarisan untuk menyalami ku kembali, yang membuat aku tertawa haru
melihat tingkah lucu mereka.
(Teng....teng...)
Bel tanda istirahat terdengar, semuanya
beristirahat, aku minta izin kepada kepala sekolah untuk pulang lebih dulu,
karena ada hal yang mau dirus mengingat kepulanganku. Aku pulang dan 3 kali
menoleh kebelakang melihat ruanganku
untuk terakhir kalinya. Semua sahabat guru-guru memandang tidak tega melihat
kepergianku. Aku pun berjalan menuju gerbang, semua mata tertuju padaku,
ibu...ibu teriak oksigen timur ku dari belakang, mereka melambaikan tangan dan
berteriak, jangan pernah lupakan kami ibu, jangan pernah lupakan kami,
hati-hati dijalan ibu. Aku menoleh dan tersenyum aku tak mampu membalas ucapan
mereka aku hanya mampu tersenyum, dalam hati air mataku sudah mendesak ingin
keluar. Ku percepat langkahku walaupun sebenarnya aku ingin menghentikan
langkahku dan kembali atrek. Tapi apa dayaku aku harus terlihat kuat dihadapan
mereka. Sesampai di kos an ledakan tangisanpun menyapu pipiku.
Seminggu
setelah kepulanganku ketika upacara bendera, tulisanku dalam bentuk surat
dibacakan oleh salah seorang sahabat guru. Inilah tulisanku untuk oksigen
timurku.
Sepucuk surat untuk oksigen timur
To : siswa-siwa ku tersayang,,,
Assalamu’alaikum www...
Apa kabar kalian hari ini??? (di jawab
yah)
Sarapan ko tadi pagi?
Ayo siapa yang mandi
pagi tadi?? (jawab dalam hati aja biar ngak malu) hehe
Dan siapa yang sikat gigi tadi pagi??
(jangan bohong jawabnya)
Senyum dulu donkk, baru ibu lanjut,,,,,
(baguss)
Hari ini disaat kalian
membaca surat ibu, ibu sudah tidak berada di Smansa Wolowaru lagi. Ibu sudah membaca semua kesan
dan pesan kalian terhadap ibu, sungguh ibu terharu sekali dengan
coretan-coretan kecil kalian, di akhir pesan kalian selalu menitipkan kalimat
yang bertuliskan seperti ini “ Ibu jangan lupakan kami”. Hmmmmm bagaimana ibu
bisa melupakan kalian, kalian adalah satu-satunya tujuan ibu untuk datang
kesini, membagi sedikit ilmu yang ibu punya untuk kalian semua, semuanya untuk
kalian dan demi kalian. Sekali lagi bagaimana ibu bisa melupakan kalian, karena
kalianlah alasan kenapa ibu masih bisa
tersenyum dan tertawa walau digetirnya hidup jauh dari orang tua.
Ibu ingin mempersembahkan sedikit
coretan untuk kalian semua, mungkin tidak begitu berharga, tapi ibu ingin
kalian mendengarnya lewat surat ini...
Judul :“persembahan terakhirku untuk
oksigen timurku”
Flores itu nama yang sangat indah
itu nama sebuah pulau indah jauh
disebarang sana,
yang jaraknya dari tempatku sekitar
lebih kurang 4000 km
ttidak pernah ada bayanganku untuk
berada disana
tetapi allah telah mentakdirkanku untuk
singgah disana
ditakdirkan untuk memberikan nilai-nilai kehidupan,
kepada oksigen timur yang mungkin aku
sendiri masih dalam proses menyelaminya
oksigen timur, itulah julukan ku untuk
kalian
kenapa oksigen timur ada yang tau???
Karena kalian sudah seperti nafas bagiku
Tanpa kalian aku tidak akan merasa hidup
Tanpa kalian aku tidak bisa bernafas di
tempat persinggahan ini
Sekarang, kalian selalu ada dalam
coretan diaryku
Karena aku telah jatuh cinta pada kalian
Cinta yang sering aku artikan fleksibel
Cinta yang menurut ilmu filsafat berarti
pengorbanan
Ku korbankan apa yang ku punya dan yang
kumiliki
Pergi dari orang-orang yang sangat ku
sayangi
Hanya untuk bisa bertemu dengan
manusia-manusia luar biasa seperti kalian
Siap menerima penerimaan maupun penolakan
yang mungkin akan ku temui nanti,
Aku ingin mengatakan betapa bangganya
aku telah mengenal kalian
Betapa bersyukurnya aku diberikan
kesempatan untuk bisa hadir di tengah kalian
Allah terimakasih,,,
Telah memberikan aku tempat persinggahan
yang nyaman
Oksigen timur mungkin ibu tidak bisa
menemani kalian lebih lama lagi, tapi kalian akan selalu berada di
rakaat-rakaat sajadah ibu.
I love you oksigen timur
---------------------------
Ananda semuanya ibu
minta maaf dengan segala kekurangan ibu, ibu sangat menyayangi kalian, sangat
memahami apa yang kalian inginkan dan apa yang kalian butuhkan, tapi ketahuilah
ananda sayang, tidak semua apa yang kita butuhkan dan kita inginkan itu bisa
terpenuhi.
Pesan ibu sama kalian
semua, rajinlah belajar, karena di zaman seperti sekarang ini cuma dengan
belajar bisa membuatmu menggapai cita-citamu, karna harta pusaka yang akan
kalian punyai nanti adalah ilmu, jangan
pernah berhenti untuk bermimpi, bermimpi akan cita-citamu, karena yang
diperlukan oleh manusia dengan mimpi dan cita-citanya adalah MEMPERCAINYA.
Kalau kalian percaya jika suatu saat nanti kalian akan jadi seperti yang kalian
inginkan maka Tuhan akan menuntun kalian dalam menjemput impian kalian
tersebut. Apakah kalian percaya tentang itu??? (jawab)
Untuk para siswa
perempuan pesan ibu jangan pernah berhenti untuk tersenyum “ karena wanita
cantik itu adalah wanita yang selalu tersenyum bagaimanapun kondisi hatinya”,
ingat sayang penampilan fisik itu tidak begitu penting, yang paling penting
adalah kecantikan dari hati.
Untuk para siswa
laki-laki belajar menghargai setiap apa yang kamu miliki, belajar menghargai
waktu, belajar menghargai guru, belajar menghargai keluargamu, belajar
menghargai sekolah, dan sekali lagi belajar menghargai apa yang kau miliki. “
sukailah apa yang kamu miliki, jangan menyukai apa yang tidak kamu miliki”. Dan
jangan sampai kamu menyesal suatu saat nanti hanya karena tidak menghargai.
Ibu juga akan selalu
mendo’akan kalian semua, ibu do’akan
juga kalian agar bisa mewujudkan cita-cita kalian semua dan mampu membahagiakan
orang disekeliling kalian dan bisa menjadi orang sukses di kemudian hari. Aminnn... jangan lupakan
ibu ya,,, kebahagian guru itu ada ketika siswa yang mereka didik berhasil
dikemudian hari. Semuanya jadilah manusia yang selalu bersyukur, jadilah
manusia yang baik.... sekali lagi jadilah manusia yang baik.. jadilah seperti
bintang sirius, terang disaat yang lain mulai meredup..
“ yang dihati tidak akan pernah pergi,
dan kenangan tidak akan pernah hilang
Salam sayang ibu untuk kalian semua,,,
semoga kalian semua berhasil,, love u all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar