Selasa, 30 April 2013

Non Fiksi : sepucuk surat untuk oksigen timur


Sepucuk Surat Untuk Oksigen Timur
Galau, itulah sebuah kata yang lagi trend untuk anak muda saat ini, yang menjadi tema di jejaring sosial, twitter, bbm, dan lainnya. Itu  juga sering menjadi tema pada penampilan mario teguh di tv dan  sekarang terjadi padaku, aku galau, seperti itulah kira-kira yang aku rasakan.
Hari itu tepat sebulan lagi aku akan meninggalkan oksigen timurku (oksigen timur adalah julukankku pada siswa-siswaku), meninggalkan ruangan peristirahatan yang sangat nyaman bagiku, meninggalkan sahabat-sahabat yang telah ku kenal selama satu tahun ini. Apa yang kurasakan ketika galau, ya hampir sama dengan yang lain galauku ini adalah galau perpisahan yang pasti akan terjadi, aku resah karena waktuku disini hanya tinggal satu bulan lagi, dan hatiku sudah terpaut pada mereka.
Ketika pagi hari membangunkanku,  aku membuka jendela yang berasiktertur lama, terbuat dari kayu yang sudah lapuk, aku kembali memejamkan mata menghirup udara segar pagi yang begitu meresap di hulu hatiku,dalam  diam hatiku berkata, ya allah sebulan lagi aku tidak akan bisa menikmati pagi yang indah ini di jendela kamarku, sungaipun mengalir di kelopak mataku, aku tertegun dan rasanya kembali sesak.
Begitupun disekolah, aku termasuk nominasi guru yang sering datang paling duluan. Berjalan dengan khas bunyi sepatuku lansung menuju ruanganku, sebuah ruangan tata usaha yang kemudian bersedia membagi tempat denganku, ruangan itu hanya di batasi dengan sekat-sekat yang terbuat dari triplek dan lemari-lemari usang, namun aku bangga bisa memilikinya walaupun sangat sederhana namun penuh makna, tempat dimana semua oksigen timurku mengadu, bercerita, menangis, bertanya, bahkan memberontak. Jangan heran kalau para sahabatku  juga sering singgah di sana untuk sekedar melepas lelah diruangan lain. Itulah dia ruangan bimbingan dan konseling. Ruangan dengan ukuran 3x3 meter yang  membuatku merasa hidup dan  bermanfaat untuk orang lain terutama ditempat pengabdianku.  Ruangan yang para siswa bisa aku buat senyaman mungkin dan bisa tersenyum ketika singgah disana. Di bulan terkahir ini aku sering memandangi papan yang bertulisan ruangan BK  lebih lama dari biasanya, sambil terdiam ratusan kata-kata mondar-mandir tak karuan dalam otakku, begitupun hari ini.
Sontak aku terbangun dari pandangan yang berfikir, Lonceng berbunyi.... teng.. teng....teng (seperti itulah kira-kira bunyinya). Itu adalah tanda  berbunyi di SMA N 1 Wolowaru yang terletak di pulau flores nusa tenggara timur. Sebuah lonceng tua terbuat dari besi bekas sebenarnya menurut idealnya itu bukan lonceng, karena  menurutku lonceng itu seperti kerucut dan ada bulat di dalamnya bentuknya pun klasik, namun ini hanya sebuah besi tua  yang digantung dan pemukulnya adalah sebuah besi kecil untuk membuat pondasi rumah, yang dipotong  sepanjang 30 cm. Sangat sederhana sekali, namun mempunyai arti yang sangat penting karena lonceng tua tersebut bisa membuat dan  memberikan aba-aba pada siswa-siswa untuk masuk, istirahat, pulang, dan berkumpul, ditengah kota besar yang saat ini sudah memakai bel listrik, bahkan ketika aku SD bel listrik itu sudah tidak asing bagiku, namun disini sampai saat ini mereka masih memakai paduan besi tua itu. 3 kali bunyi lonceng itu bertanda masuk.
Hari itu hari sabtu hari dimana aku lebih banyak menyapa oksigen timurku, karena pada hari sabtu ada 4 kelas yang akan aku kunjungi dan aku bimbing. Satu bulan terakhir adalah saat-saat terberatku berada di kelas, bukan berat mengajar atau membimbing siswanya. Tapi berat untuk menyadari pada akhirnya nanti aku akan berpisah dengan mereka oksigen timur. Melihat tingkah mereka yang begitu polos, ketika berdo’a, ketika tertawa, ketika bingung, ketika bertanya, ketika bercanda, walaupun mereka sudah remaja namun mereka sangat polos, dan penurut. Begitulah oksigen timurku yang seseharinya tinggal di desa dan tak sedikit dari mereka yang membantu orang tuanya mencari uang setelah sepulang sekolah seperti menjadi tukang ojek, ikut bertenun, dan bertani. Namun semangat mereka ke sekolah dengan segala keterbatasan mereka membuat aku menyadari aku sudah jatuh cinta pada mereka.
Pagi itu jam pertama aku masuk di kelas X.D, kelas dimana sang ketua kelasnya berbadan gemuk pendek, cerewet namun sangat menghormatiku, ketika aku masuk dia selalu menenangkan kelas, dan bilang, heyyy diam semua ibu su masuk, dan sang ketua memarahi anak-anak yang masih ribut. Semuanya berdiri dan membalas salam padaku.
Walaikumsalam,,, selamat pagi ibu, sahut mereka semua...
Selamat pagi juga,, sudah berdo’a ko?? Kataku
Belum bu, katanya???
Kalau begitu mari kita berdo’a dulu,
Iya bu,,,,, berdo’a menurut ajaran agama masing-masing di mulai, ketua berseru, dan izinkan lah saya berdo’a menurut ajaran dan keyakinan saya yaitu katolik.
Hal  ini juga adalah hal yang sangat baru dan janggal bagiku dulu ketika baru pertama menginjakkan kaki di sekolah ini. Kata-kata berdo’a dengan keyakinan masing-masing, ketika yang memimpin do’anya adalah siswa muslim maka do’apun muslim, ketika yang memimpin do’a itu adalah katolik yang do’apun katolik, dan begitu juga dengan kristen protestan. Mereka dalam satu kelas terdiri dari 3 agama katolik, islam, dan protestan yang  yang didominasi oleh siswa yang beragama kalolik karena di daareh NTT khusunya Flores dominan beragama katolik. Walaunpun berbeda kepercayaan namun yang aku salut dari mereka meskipun yang memimpin do’a berbeda agama dengan mereka, namun mereka tetap dengan hikmat berdo’a dalam hati masing-masing, memejamkan mata tampak jelas yang muslim dengan gaya berdo’a mengahadapkan kedua telapak tangannya kearah dada dan kepada menunduk, dan yang katolik dan protestan menggenggam kedua tangannya. Satu demi persatu saya kembali melihat wajah lugu mereka, wajah-wajah penuh harapan, sampai sang ketua berkata amin. Dan semuanya aku persilahkan duduk kembali.  Begitulah setiap suasana pagi hari ketika memasuki jam pertama. Yang paling berkesan bagiku adalah ketika aku mencoba sedikit-sedikit mengguanakan bahasa dari daerah mereka memang tak ada yang salah dari ejaanku, cuman dari iramanya bagiku biasa tetapi bagi mereka terdengar lucu, dan spontan mereka tertawa dan berkata lincaheeeeee itu artinya sudah lincah menggunakan bahasa daerah tersebut.
Ketika pelajaran dimulai, mereka menerka-nerka tema apa yang akan aku berikan pada hari ini, maklum bimbingan dan konseling tidak memakai buku yang ada panduan bab hari ini bab apa dan besok apa yang semua di ketahui siswa. Tapi beda dengan pelajaranku yang setiap aku masuk mereka akan menantikan hal-hal baru yang akan kusampaikan, maklum saja merka tidak pernah bertemu dengan guru BK, ketika SMA inilah aku baru mengenalkan mereka pada ilmu yang sudah 4 tahun aku geluti di salah satu perguruan tinggi di daerah asalku Padang (Sumatera Barat).
Ayoo tebak materi kita hari ini apa kataku??
Tidak tau ibu jawab mereka,
Kalian maunya apa? Kembali tanya ku
Terserah ibu yang penting asik dan bermanfaat bagi kami...
Ok sayang, tema kita hari ini adalah “Jendela Johari”. Jendela johari adalah sebuah alat berbentuk permainan yang bermanfaat untuk siswa agar mereka mampu menjadi pribadi yang terbuka pada diri sendiri dan orang lain. Permainan ini hanya membutuhkan sebuah kertas yang di lipat 4 dan sebuh pena, masing-masing lipatan di berikan nomor 1 sampai 4. Permainan tersebut aku berikan kepada mereka pagi itu, merekapun sangat antusias sekali, tentunya di akhir permainaan itu aku meminta mereka untuk membacakan kertas  yang mereka tulis masing-masing di depan semua teman-temannya. Hmm lumayan susah juga membuat mereka mau membacakan jendela johari mereka sendiri di depan kelas namun aku selalu menyemangati mereka agar mau berdiri di depan untuk membacakan jendela johari yang mereka punya. Satu demi satu siswapun mulai membacakan jendela johari mereka, aku sangat senang sekali bahkan mereka juga senang, di dalam kelas mereka tertawa dan tersenyum kecil membacakan apa yang mereka tulis tadi. Dari sudut aku memandang mereka sangat haru, bahkan air mataku hampir saja jatuh, aku kembali teringat bahwa senyuman dan nuansa seperti ini akan aku tinggalkan karena masa tugas yang hampir habis, aku kembali mendeguk air ludahku sendiri untuk menahan tangis, kembali melempar senyuman kepada meraka yang satu persatu membacakan jendela joharinya. Tapi ada salah satu anak yang memperhatikanku, dia melihat mata ku berkaca-kaca, dia memandangiku namun aku melempar senyumku padanya, diapun kembali tersenyum kepadaku. Dia mungkin tahu apa yang aku rasakan, namun tak mampu untuk bertanya. Begitulah setiap hari kujalani ketika memasuki semua kelas-kelas di SMA Negeri 1 wolowaru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Diakhir pelajaran mereka selalu bertanya ibu kapan pulang, ibu kapan pulang, hmmm pertanyaan yang hanya sanggup aku lempar dengan senyuman.
Satu minggu terakhir sebelum aku selesai bertugas di sana, aku meminta mereka menuliskan pada kertas satu lebar, pesan dan kesan mereka padaku. Tentunya sambil mereka menulis itu, memandangi mereka satu persatu, terutama yang nakal ups, aku tidak suka kalau menggunakan kata nakal tapi yang aktif  sekali. Melihat beberapa dari mereka, akupun  kembali terdiam dan deretan tulisan berlari di sejengkal tatapanku, siapakah yang akan peduli lagi pada mereka ketika aku pergi, siapa lagi yang akan mengingatkan mereka, bukan bermaksud apa-apa akulah guru yang sangat memperhatikan mereka yang memandang mereka selalu dengan pandangan positif sebagai seorang remaja, mungkin karena akutealh mempelajarir psikologi. Dan siapa lagi yang akan memanggilku dengan sebutan ibu cantik yang membuat aku sering senyum-senyum sendiri ketika berada di ruanganku.
Hatiku kembali berontak, mengingat seminggu lagi aku bakalan kembali ke tanah kelahiranku.  Setelah semua pesan dan kesan itu terkumpul, aku mulai membacanya satu persatu di ruanganku. Subhanallah kali ini aku tidak bisa membendung air mataku, terisak tangisku membuncah keluar ketika membaca pesan dan kesan mereka tentangku, aku terharu sampai tidak mampu berkata-kata. Aku mulai berfikir dengan apa aku akan balas pesan dan kesan mereka ini padaku.
Pada upacara pelepasan aku hanya memberikan sedikit nasihat kepada mereka, sebenarnya aku sudah mempersiapkan sebuah tulisan  untuk mereka, namun aku tak sanggup membacakannya di hadapan mereka, lalu tulisan itu aku berikan kepada salah seorang guru sahabatku, yang aku pesankan tolong bacakan tulisanku ketika upacara bendera ketika aku sudah tidak berada disana lagi. Sebagai ungkapan dan dorongan kepada mereka bahwa aku takan pernah melupakan oksigen timur yang sudah menajdi nafas bagiku. Hari terakhir ini aku disalami lebih dari 450 orang siswa, yang siswa perempuan memeluku satu persatu dan menangis sambil menyelipkan kaalimat jangan lupakan kami ibu, siswa laki-laki menyalamiku dan berpesan hati-hati dijalan ibu, bahkan tidak banyak diantara mereka yang sampai 3 kali masuk kebarisan untuk menyalami ku kembali, yang membuat aku tertawa haru melihat tingkah lucu mereka.  
(Teng....teng...)
 Bel tanda istirahat terdengar, semuanya beristirahat, aku minta izin kepada kepala sekolah untuk pulang lebih dulu, karena ada hal yang mau dirus mengingat kepulanganku. Aku pulang dan 3 kali menoleh kebelakang  melihat ruanganku untuk terakhir kalinya. Semua sahabat guru-guru memandang tidak tega melihat kepergianku. Aku pun berjalan menuju gerbang, semua mata tertuju padaku, ibu...ibu teriak oksigen timur ku dari belakang, mereka melambaikan tangan dan berteriak, jangan pernah lupakan kami ibu, jangan pernah lupakan kami, hati-hati dijalan ibu. Aku menoleh dan tersenyum aku tak mampu membalas ucapan mereka aku hanya mampu tersenyum, dalam hati air mataku sudah mendesak ingin keluar. Ku percepat langkahku walaupun sebenarnya aku ingin menghentikan langkahku dan kembali atrek. Tapi apa dayaku aku harus terlihat kuat dihadapan mereka. Sesampai di kos an ledakan tangisanpun menyapu pipiku.
Seminggu setelah kepulanganku ketika upacara bendera, tulisanku dalam bentuk surat dibacakan oleh salah seorang sahabat guru. Inilah tulisanku untuk oksigen timurku.
Sepucuk surat untuk oksigen timur

To : siswa-siwa ku tersayang,,,

Assalamu’alaikum www...
Apa kabar kalian hari ini??? (di jawab yah)
Sarapan ko tadi pagi?
Ayo siapa yang mandi pagi tadi?? (jawab dalam hati aja biar ngak malu)     hehe
Dan siapa yang sikat gigi tadi pagi?? (jangan bohong jawabnya)
Senyum dulu donkk, baru ibu lanjut,,,,, (baguss)

Hari ini disaat kalian membaca surat ibu, ibu sudah tidak berada di Smansa  Wolowaru lagi. Ibu sudah membaca semua kesan dan pesan kalian terhadap ibu, sungguh ibu terharu sekali dengan coretan-coretan kecil kalian, di akhir pesan kalian selalu menitipkan kalimat yang bertuliskan seperti ini “ Ibu jangan lupakan kami”. Hmmmmm bagaimana ibu bisa melupakan kalian, kalian adalah satu-satunya tujuan ibu untuk datang kesini, membagi sedikit ilmu yang ibu punya untuk kalian semua, semuanya untuk kalian dan demi kalian. Sekali lagi bagaimana ibu bisa melupakan kalian, karena kalianlah alasan  kenapa ibu masih bisa tersenyum dan tertawa walau digetirnya hidup jauh dari orang tua.
Ibu ingin mempersembahkan sedikit coretan untuk kalian semua, mungkin tidak begitu berharga, tapi ibu ingin kalian mendengarnya  lewat surat ini...

Judul :“persembahan terakhirku untuk oksigen timurku”

Flores itu nama yang sangat indah
itu nama sebuah pulau indah jauh disebarang sana,
yang jaraknya dari tempatku sekitar lebih kurang 4000 km
ttidak pernah ada bayanganku untuk berada disana
tetapi allah telah mentakdirkanku untuk singgah disana
ditakdirkan untuk memberikan  nilai-nilai kehidupan,
kepada oksigen timur yang mungkin aku sendiri masih dalam proses menyelaminya

oksigen timur, itulah julukan ku untuk kalian
kenapa oksigen timur ada yang tau???
Karena kalian sudah seperti nafas bagiku
Tanpa kalian aku tidak akan merasa hidup
Tanpa kalian aku tidak bisa bernafas di tempat persinggahan ini

Sekarang, kalian selalu ada dalam coretan diaryku
Karena aku telah jatuh cinta pada kalian
Cinta yang sering aku artikan fleksibel
Cinta yang menurut ilmu filsafat berarti pengorbanan
Ku korbankan apa yang ku punya dan yang kumiliki
Pergi dari orang-orang yang sangat ku sayangi
Hanya untuk bisa bertemu dengan manusia-manusia luar biasa seperti kalian
Siap menerima penerimaan maupun penolakan yang mungkin akan ku temui nanti,

Aku ingin mengatakan betapa bangganya aku telah mengenal kalian
Betapa bersyukurnya aku diberikan kesempatan untuk bisa hadir di tengah kalian

Allah terimakasih,,,
Telah memberikan aku tempat persinggahan yang nyaman
Oksigen timur mungkin ibu tidak bisa menemani kalian lebih lama lagi, tapi kalian akan selalu berada di rakaat-rakaat sajadah ibu.
I love you oksigen timur
---------------------------
Ananda semuanya ibu minta maaf dengan segala kekurangan ibu, ibu sangat menyayangi kalian, sangat memahami apa yang kalian inginkan dan apa yang kalian butuhkan, tapi ketahuilah ananda sayang, tidak semua apa yang kita butuhkan dan kita inginkan itu bisa terpenuhi.
Pesan ibu sama kalian semua, rajinlah belajar, karena di zaman seperti sekarang ini cuma dengan belajar bisa membuatmu menggapai cita-citamu, karna harta pusaka yang akan kalian punyai nanti adalah ilmu,  jangan pernah berhenti untuk bermimpi, bermimpi akan cita-citamu, karena yang diperlukan oleh manusia dengan mimpi dan cita-citanya adalah MEMPERCAINYA. Kalau kalian percaya jika suatu saat nanti kalian akan jadi seperti yang kalian inginkan maka Tuhan akan menuntun kalian dalam menjemput impian kalian tersebut. Apakah kalian percaya tentang itu??? (jawab)
Untuk para siswa perempuan pesan ibu jangan pernah berhenti untuk tersenyum “ karena wanita cantik itu adalah wanita yang selalu tersenyum bagaimanapun kondisi hatinya”, ingat sayang penampilan fisik itu tidak begitu penting, yang paling penting adalah kecantikan dari hati.
Untuk para siswa laki-laki belajar menghargai setiap apa yang kamu miliki, belajar menghargai waktu, belajar menghargai guru, belajar menghargai keluargamu, belajar menghargai sekolah, dan sekali lagi belajar menghargai apa yang kau miliki. “ sukailah apa yang kamu miliki, jangan menyukai apa yang tidak kamu miliki”. Dan jangan sampai kamu menyesal suatu saat nanti hanya karena tidak menghargai.
Ibu juga akan selalu mendo’akan kalian semua,  ibu do’akan juga kalian agar bisa mewujudkan cita-cita kalian semua dan mampu membahagiakan orang disekeliling kalian dan bisa menjadi orang sukses  di kemudian hari. Aminnn... jangan lupakan ibu ya,,, kebahagian guru itu ada ketika siswa yang mereka didik berhasil dikemudian hari. Semuanya jadilah manusia yang selalu bersyukur, jadilah manusia yang baik.... sekali lagi jadilah manusia yang baik.. jadilah seperti bintang sirius, terang disaat yang lain mulai meredup..
“ yang dihati tidak akan pernah pergi, dan kenangan tidak akan pernah hilang
Salam sayang ibu untuk kalian semua,,, semoga kalian semua berhasil,, love u all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar